*SagaraS
Kami sedang mengerjakan soal ulangan Bahasa Inggris, ketika sosok tinggi besar itu muncul mendadak di depan pintu kelas. Hampir seluruh kelas termangu, satu-dua berseru tertahan. Menatap ngeri wajah seramnya.
Aku menelan ludah, menyikut Seli, memberitahu dia yg masih asyik menulis jawaban. Seli mengangkat kepala. Ada apa? Menoleh ke pintu kelas. Seketika, nyaris berseru kencang, aku menginjak sepatunya.
Sosok tinggi besar itu melangkah masuk. Tidak peduli jika sekarang semua mata menatapnya, sambil reflek menjauh dan takut.
"Eh, ada yang bisa saya bantu, Pak?" Guru Bahasa Inggris kami bertanya dengan suara gentar. Menatap sosok tinggi besar dengan bola mata merah seperti gumpalan darah yang berputar-putar.
Sosok itu menunjuk mejaku dan Seli.
"Bapak hendak menemui Raib atau Seli?"
"Dua-duanya." Sosok itu menggeram
"Eh, tapi, eh, ini jam pelajaran. Sebaiknya Bapak menemui guru BK atau wali kelas dulu, meminta ijin--"
"Sekarang." Sosok itu memotong. Suaranya terdengar serak mengerikan.
Aku segera berdiri, menarik tangan Seli. Ini situasi darurat. Sosok ini tidak akan mendadak muncul di depan pintu kelas sekolah kami, jika tidak penting dan mendesak. Dia jelas baru saja melakukan teleportasi, beruntung murid sibuk dengan kertas ulangan. Satu saja tadi sempat melirik ke pintu, bisa menjerit panik melihatnya muncul tiba-tiba.
"Apakah kami boleh keluar sebentar, Bu?" Aku meminta ijin.
"Tapi, dia siapa, Ra?" Guru Bahasa Inggris menatap cemas. Dengan bekas luka di mana-mana, sosok di depan kami lebih mirip 'monster'.
"Paman jauh kami, Bu." Seli yang menjawab lebih dulu. Mengarang. Dan aku juga bergegas melangkah keluar ruangan, sebelum guru bertanya lagi. Sosok tinggi besar itu ikut melangkah keluar, dilepas tatapan seluruh kelas.
***
"Master B! Bukannya kami tidak senang. Ini bahkan sangat menyenangkan. Master B mendadak berkunjung. Tapi jangan muncul di sekolah. Nanti murid-murid lain bertanya." Aku bicara, setelah kami cukup jauh dari kelas, berada di dekat aula serba guna sekolah.
Batozar mendengus.
"Seharusnya Master B bisa memilih tempat yang kosong."
"Aku bisa membuat semua orang lenyap. Membuat bangunan ini kosong kalau Puteri mau." Batozar mengangkat tangan kanannya, kesiur angin terdengar.
"JANGAN!" Aku dan Seli serempak mencegah. Aduh, itu akan membuat masalah tambah rumit.
"Kenapa Master B datang?" Seli bertanya.
"Di mana anak berambut berantakan itu, heh?"
"Ali?"
Batozar menggeram. Mengangguk.
"Tidak tahu, Master B. Dia sudah empat hari bolos sekolah, termasuk hari ini. Sibuk di basemennya mungkin. Kami sudah kesana kemarin, membawa surat dari sekolah, tapi tidak bisa menemuinya. Diusir penjaga rumahnya." Seli menjawab, "Memangnya ada apa dengan Ali? Master B mencarinya?"
Wajah seram Batozar terlihat serius sekali. Aku belum pernah menyaksikan dia bisa seserius ini. Bahkan saat menghadapi Si Tanpa Mahkota, dia masih bisa santai.
"Anak itu." Batozar menggeram, mengepalkan tinjunya, "Dia mencuri sesuatu milikku tadi malam."
Astaga? Aku dan Seli berseru pelan. Lantas saling tatap. Itu sangat mengejutkan. Pertama, bagaimana Ali bisa menemukan lokasi Batozar? Tidak ada yang bisa mencari Master B jika dia sedang menghilang. Bahkan saat kami mau minta tolong menghadapi Lumpu, kami tidak tahu dimana lokasi Master B. Kedua, bagaimana Ali bisa mencuri sesuatu dari pengintai terbaik dunia paralel. Bukankah Ali sibuk dengan riset aneh di basemennya? Kenapa dia pergi tanpa bilang-bilang.
***
"Anak itu harus dihentikan. Dia bisa membuat masalah besar."
"Ali sih selalu bikin masalah, Master B." Seli nyengir.
Aku menyikut lengan Seli. Lihat betapa seriusnya Batozar.
"Eh, tapi apa yang Ali curi, Master B?" Seli buru-buru memperbaiki kalimatnya. Wajah Batozar terlihat tambah menyeramkan saat dia marah.
"Catatan perjalananku." Batozar mendelik, "Dia mengambil satu lembar catatanku."
"Catatan perjalanan? Memangnya itu bisa membuat masalah besar?"
Batozar menggeram, diam sejenak, baru menjawab, "Anak itu, mungkin dia tidak berniat jahat. Tapi, dengan segala rasa ingin tahunya, dia bisa menghancurkan dunia paralel tanpa sengaja. Dia mencuri catatan lama milikku. Tentang SagaraS. Anak itu jelas sedang mencari tempat tersebut. Tempat yang aku sendiri tidak berani mendatanginya."
Aku dan Seli menelan ludah. Astaga? Ini serius sekali. Jika Master B, pengintai paling menyeramkan di dunia paralel saja tidak mau datang ke tempat itu, kenapa Si Biang Kerok malah mencarinya?
Entah apa yang ada di sana, atau mungkin ada hubungannya dengan orang tua Ali. Tempat itu terdengar menakutkan, SagaraS.
*SagaraS.
**kalian sabar saja menunggu naskah2 ini rilis. beberapa naskah ini sudah jadi, bahkan ada yang dua tahun sebelum rilis resmi sudah ditulis. kami akan menentukan waktunya kapan merilis ebook, juga buku fisiknya.
***kami tahu, banyak pembaca original, legal dan resmi jadi ikut kena getahnya gara2 pembajak dan tukang baca ebook ilegal; rilis ebook ditahan. maka bantu kami mengedukasi yg lain. kasih tahu teman2 kalian, jika memang tidak sudi membayar utk membaca buku, selalu ada jalan terbaik: pinjam. jangan malah mencuri, membeli buku bajakan, membaca ebook ilegal gratisan. itu jahat. banget.**Tere Liye
KAMU SEDANG MEMBACA
RaSeLi
AdventureSebelumnya, terima kasih karena sudah mau berkunjung !!! Alur cerita 'sedikit' berubah :) Tiga remaja SMA berperan penting dalam dunia paralel? Raib dari Klan Bulan dengan kemampuan menghilangnya, Seli dari Klan Matahari dengan teknik kinetiknya, d...