"DARAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!" Naya merengek. Gadis itu serta-merta menelepon temannya itu sesampainya di rumah setelah pulang dari Sushi Tei tadi. Tangannya yang mungil menekan gagang pintu, membukanya, lalu melempar sling bag coach yang dipakainya ke lantai dengan asal.
"Heeyyyy cutie, gimana?" Dara menyambut rengekan temannya itu dengan nada yang lebih bahagia. Soalnya dia kira Naya bakal seneng aja ketemu sama Rajendra dan teman temannya.
"I. am. super. dead. like totally, inevitably, dead."
"Gara-gara Kak Je?"
"Lo udah tau siapa bassist baru Resonance?" Naya tidak menggubris pertanyaan Dara.
"Siapa?" gadis yang tengah mengikir kukunya itu langsung menghentikan kegiatannya untuk mempersiapkan diri mendengar gosip terhangat langsung dari sumber terpercaya nya itu. Untuk sepersekian detik, dia berpikir untuk menjual informasi itu ke lambe turah untuk mendapatkan tambahan uang jajan, tapi nggak jadi. Takut digaplok sama Naya soalnya.
"Tapi janji gak akan bocor?"
"Sumpah demi allah gabakal, siapa gak???" tanyanya tidak sabar.
"Brian fucking Rezvandriya" jawab Naya frustasi. Ia membanting tubuhnya dengan kasar ke atas kasur, lalu memijat pangkal hidungnya pelan. Dahinya berkerut.
"Wait what?" Dara tidak percaya. Saking mengejutkannya nama yang barusan keluar dari mulut Naya, Dara sampai berdiri dari sofa tempatnya duduk tadi.
"I know, right," ujar Naya sebelum menghela nafas panjang dan mengerang seraya berbalik ke kiri, menenggelamkan wajahnya pada bantal guling yang tergeletak disana.
Di seberang sana, Dara tidak bersuara. Soalnya dia juga stress shay, Dara aja pusing apalagi Naya.
"AAAAH," Naya akhirnya berteriak frustasi, "fuck me and my stupid life," lanjutnya.
"Iya sih, gue kalo jadi lo juga mau ngilang aja ke jurang," Dara setuju.
"HHHHHHH gimana dong Daarrr bingung banget gue capek," katanya, "udah lah gue jomblo aja pusing."
"Ya udah gih jomblo, tapi Kak Je buat gue ya?"
"ENAK AJA!" gadis itu tidak terima, "nggak boleeh," rengeknya kemudian.
Lalu hening sesaat, sebelum suara Naya kembali terdengar lagi, "kalo mereka ada di satu band yang sama, nggak mungkin kan gue gak akan ketahuan?"
"I think, there is a chance that you won't get caught. But it's tiny," jawab Dara jujur, "but, seriously though, how? Kayak, mereka tuh ada di dua sisi Jakarta yang jauh berbeda. Kok bisa bisanya langsung ketemu kayak gitu?"
Naya memutar bola matanya malas, "it's the universe conspiring against me," jawabnya. "Ternyata, mereka bukan ada di dua bagian dunia yang beda, gue aja yang nggak tau. Om nya Brian tuh yang punya label rekaman yang happen to be ngurusin albumnya Resonance."
"Shit," Dara mengumpat, "bisa gitu ya, anjir."
Di kamarnya yang temaram, Naya kembali berbaring terlentang menatap langit langit kamarnya yang bertabur bintang karena galaxy light yang dinyalakannya. Masih mengenakan setelan perginya, Naya sibuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan menimpanya if she did not end this madness immediately.
"Dar,"
"Hm?"
"I have to end this. I have to choose one of them right here, right now." ujarnya dengan penuh determinasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos [Discontinued]
Teen FictionKanaya pernah dengar orang bilang, kalo lagi pusing dihadapin sama dua pilihan, 'follow your heart, but take your brain with you.' Kalau otak Naya ketinggalan di rahim Bunda terus hatinya nggak bisa memilih, gimana? Ya chaos dong, bos.