Aroma matcha latte hangat menguar dari cangkir putih yang baru saja diletakkan di meja tempat Naya dan Dara duduk. Keduanya lagi dalam agenda nongki-nongki cantik di cafe langganan mereka, dalam rangka Dara mau nyari konten buat di post di instagram. Ya, tau lah, Dara nih tipe dedek-dedek yang suka bikin feeds instagramnya rapi dan estetik. Beda sama Naya yang ngepost apapun yang dia mau post karena keeping her feeds tidy is too much of a hassle for her.
"Jangan minum dulu." Titah gadis yang memakai sweater merah itu.
Naya Cuma bisa mengangguk pasrah. "Iye dah, gimana lo aja. Tapi nggak mau keliatan guenya."
"Ih, geer. Nggak mau juga ada lo-nya." Dara ketawa-ketawa tengil.
"Kurang ajyar." Naya melempari Dara sedotan tapi nggak kena, terus lantas dihadiahi tertawaan oleh gadis itu.
Terus Naya diem aja, main hp, nungguin sampe Dara selesai foto foto matcha latte pesanan mereka berdua beserta pastry dan double chocolate cake yang diorder Naya. Lamaa banget pokoknya, harus difoto dari semua angle baru abis itu dipilih mana yang paling bagus dan yang paling matching sama feedsnya setelah nanti diedit pake either lightroom, vsco, atau afterlight. You name it, Naya nggak tau banyak soal edit mengedit. Biasanya aja dia nyuruh Dara editin.
"Udah beloom aus pengen minum." Rengek Naya ketika Dara udah cekrak cekrek selama sekitar... delapan menit, mungkin.
"Hehe. Udah. Gih makan." Katanya, lalu melanjutkan dengan 'selamat makan' dalam bahasa korea yang bahka Naya nggak tau bagaimana cara menulisnya.
Naya lalu menyeruput matcha lattenya hati-hati, khawatir membakar lidahnya. Masalahnya, Naya tuh kemarin baru aja ngebakar lidahnya karena makan indomi yang baru kelar di rebus. Dia nggak mau memperparah keadaan lidahnya yang sekarang nyaris nggak bisa ngerasain apa apa ini.
"Eh, Nay, btw," Dara berhenti sejenak dari semua yang ia lakukan (and by that Naya means sorting foto-foto yang tadi baru diambil) dan merogoh slingbag charles & keith yang dibawanya. "Nih." Gadis itu mengeluarkan selembar tiket festival musik yang mereka mau datangi.
Naya sama Dara udah janjian mau ke Summerfest tahun ini. Itutuh semacam music festival yang diadakan setiap tahunnya di SkyGarden, salah satu lokasi acara outdoor terkenal yang ada di pinggiran lembah. Naya sering datang ke festival itu, maksudnya, nggak tiap tahun banget sih, tapi Dara selalu tiap tahun, though sama orang-orang berbeda, tergantung saat itu Dara punya cowok atau enggak, HAHAHA. Tapi buat tahun ini Dara extra excited soalnya katanya ada band yang dia lagi suka banget mau main disana.
"Okay, thanks." Naya meraih tiket itu lalu memasukannya kedalam tas. "Jadi mau jam berapaa disananya?"
"Abis makan siang aja gaksih?" Dara malah balik nanya.
Dahi Naya berkerut mendengar jawaban Dara. "Lo ngapain dateng siang gitu? Yang pagi enggak nonton dong?"
Dara geleng geleng. "Jujur sebenernya gue ga tau tau amat artis-artisnya tahan ini, tapi ada re......"
Naya tiba-tiba zone out. Cewek itu malah memandang jauh ke belakang Dara tempat parkiran terlihat. Naya nggak bisa nggak merhatiin seorang cowok yang baru aja keluar dari mobil yaris hitam bersama beberapa temannya.
Wait.... kayak kenal...
Gadis itu memicingkan matanya, takut salah lihat. Naya punya minus dikit makanya dia agak-agak skeptical. Masa sih itu cowok yang dia kira?
"Hello, earth to Nayaaa???" Dara menjentik-jentikkan jarinya di depan mata Naya, bikin cewek itu kembali tersadar.
"Eh, sori sori Dar, bentar ya," Naya agak bergeser dari tempat dia duduk terus lanjut menatap penuh selidik ke arah parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos [Discontinued]
Teen FictionKanaya pernah dengar orang bilang, kalo lagi pusing dihadapin sama dua pilihan, 'follow your heart, but take your brain with you.' Kalau otak Naya ketinggalan di rahim Bunda terus hatinya nggak bisa memilih, gimana? Ya chaos dong, bos.