Waktu meluk Rajendra, tangan Naya gemeteran, cuy. Panik sih ada. SALTING APALAGI. Berani beraninya Naya ngasih peluk sama cowok yang bukan siapa siapanya gitu aja. COWOKNYA RAJENDRA LAGI. SUMPAH, GILA, NYET, INI RAJENDRA YANG NAYA PELUK. Fans-fansnya udah sampai mau meninggal nyari cara gimana biar bisa megang tangan dia doang, ini Naya segampang ini tinggal ngomong 'do you need a hug?' EHHH DIPELUK BENERAN BGST.
Ini jantung Naya udah joget joget gak karuan, kenceeeng banget suaranya sampai Naya khawatir jantungnya loncat keluar dari tempatnya.
Untung Jendra gak bilang apa apa, padahal Naya yakin banget Je bisa dengar dengan jelas suara jantungnya yang lagi disko. Atau at least, dia bisa ngerasain degup jantungnya yang seakan berusaha mendobrak keluar jaringan ikat diatasnya.
But okay, that moment has passed. Untung Je jago banget social skilll-nya jadi abisnya gak awkward.
Jadi sekarang Naya lagi duduk di kursi penumpang mobilnya Jendra yang diparkir di halaman rumahnya dengan mesin penyala, ketawa ketawa sambil makan cheese burger McD yang Rajendra belikan tadi.
Cewek itu tiba-tiba geleng-geleng kepala, "Ampun deh Kak, udah bonyok bonyok gitu masih sempat aja beliin McD."
"Gak mau? Yaudah sini balikin!" Cowok itu menarik lengan kanan Naya yang menggenggam cheese burger yang sudah dimakan setengahnya itu dengan bercanda.
"IHH GABOLEH!" Naya ngeplak tangan Jendra, mengamankan cheese burger yang daritadi udah dia idam-idamkan.
Rajendra ketawa, mengangkat tangan besarnya, lalu mengacak acak rambut di puncak kepala Naya.
Ya ambyar lagi dong ini bosque.
Bentar doang tapi, soalnya Naya langsung berusaha get a grip of herself dengan mengalihkan topik dan bilang, "Ini lo belinya drive thru?"
Cowok itu mengangguk sambil menenggak cola di tangannya.
"Terus Mba Mba drive thru-nya gimana liat lo bonyok?"
Dengan cuek, Rajendra menggeleng, "gak tau, gak liat gue," katanya. Cowok itu berbicara tanpa melihat Naya, ia sibuk menggapai french fries yang berhamburan di dasar paperbag.
"Hah? Kok gak liat? Kan lo ngomong sama Mba-nya?" dahi Naya berkerut.
"Gak merhatiin Ya, pening pala gue nyutnyutan ini ketonjok," katanya sambil menunjuk memar di matanya, "lagian gak pakai kacamata, burem."
Mendengar hal itu, Naya yang semula duduk bersandar ke kursi merubah posisinya agar tegak menghadap Rajendra. Cewek itu menatap laki-laki yang empat tahun lebih tua darinya itu penuh concern, "terus ini lo bisa nyetir kesini gimana caranya?"
Cowok yang lagi crewneck hijau army itu nyengir, "pake kekuatan doa lah!"
"Udah gila ya lo? Hah? Kalo nabrak gimana coba?!" Naya mengangkat tangannya untuk mencubit bisep Jendra, tapi dengan cepat ditangkis oleh cowok itu.
"Yakan ini enggak, Aya."
Naya memelototinya, "pake kacamatanya Kak Jeeeeeee!" gadis itu memerintah.
"Tadi gue pake softlense, tapi terus ketonjok, gue takut ntar mata gue gabisa dibuka jadi gue copot duluan right after the incident."
"Anjir serem banget, kalo ketelen gimana coba?"
"Ya makanya itu gue copot Nyaiiii!" Rajendra meraih sejumput rambut Naya yang tergerai di bahunya, menggoyang-goyangkannya dengan gemas.
Naya nggak jawab. Cuma diam doang, ngeliatin Jendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos [Discontinued]
Teen FictionKanaya pernah dengar orang bilang, kalo lagi pusing dihadapin sama dua pilihan, 'follow your heart, but take your brain with you.' Kalau otak Naya ketinggalan di rahim Bunda terus hatinya nggak bisa memilih, gimana? Ya chaos dong, bos.