[19] The secret.............. is out

469 82 69
                                    

Nggak ada apapun di dunia ini yang bisa menggambarkan kepanikan Kanaya saat ini. Naya bahkan udah scrolling scrolling through pinterest untuk mencari reaction picture yang tepat untuk ngasih idea seberapa panik dia sekarang, tapi nggak ada yang cocok. Semuanya terlalu ecek-ecek untuk level panik dia sekarang.

Ditatapnya lagi laki-laki di sisinya itu. Brian tengah menatapnya lekat, dengan senyum tipis yang masih bertengger di bibirnya yang tipis. Lesung pipi di pipi kirinya terbentuk dengan sempurna, menambah kesan manis yang dimiliki cowok itu.

Sungguh perpaduan yang tepat untuk membuat seorang Kanaya Arsyakayla ambrol ditempat.

Demi Allah, Naya tuh sudah berhasil nebak, pertanyaan Brian ini arahnya mau kemana, tapi dia takut geer. Tapi dia takut tebakannya benar juga.

"H–hah?" Akhirnya, cuma ini yang bisa lolos dari bibir Naya.

"Iya, menurut lo, pertanyaan Dara yang tadi itu gimana?" Brian kembali mengulang pertanyaannya.

Naya kelabakan, bingung mikirin jawaban kayak apa yang harus dia kasih sama Brian.

'Aduuuh Ya Gusti, ini Brian gak akan nembak gue sekarang kan??' Batin gadis itu meronta ronta.

DEG DEGAN LAH SHAYYY Naya tau hari ini akan datang eventually tapi Naya nggak pernah nyangka kalau bakal secepat ini. Masalahnya, Rajendra aja masih suka tiba-tiba nelpon, suka tiba-tiba curhat, tiba-tiba ngirim meme receh ke dm instagramnya. GIMANA CARANYA NAYA BISA NGEJAUH DARI COWOK ITU, COBA??????

Di depan Naya, Brian masih sibuk menatap gadis itu intens, memperhatikan bagaimana pipinya berubah menjadi semerah apel segar yang baru dipetik. Gadis itu jelas panik dan malu, Brian dapat melihatnya. Namun, justru ekspersi panik Naya lah yang semakin merekahkan senyumnya.

"Nay? Kok diem?" Tanyanya lembut, tangannya terulur untuk menyentuh pipi gadis itu. "Terus ini kok pipinya merah gini, sih?" Godanya. Cowok itu mengusap pipi mulus Naya dengan jempolnya singkat sebelum melepasnya lagi.

Buat Naya, ini adalah waktu Indonesia bagian istigfar sebanyak-banyaknya. Ni anak gila apa ya? Belum cukup nanyain Naya pertanyaan yang bikin deg-degan, masih mau nambah deg-degan lagi pake megang megang pipi??

Naya berdeham sebelum menjawab pertanyaan Brian. "Yaa... engga.. bingung aja emang kenapa lo nanya kayak gitu?" Gadis itu berusaha stay cool.

"Hmm.." Brian menggumam, kemudian mencondongkan badannya lebih dekat pada Naya, membunuh jarak diantara mereka. "Karna.. gue pengen tau lo setuju sama Dara atau enggak?" Cowok itu mengangkat sebelah alisnya tengil.

"Kalo setuju kenapa, kalo enggak kenapa?"

"Soalnya, kalo setuju, gue mau n—"

Sebuah suara ketukan di kap mobil Brian menginterupsi kegiatan mereka berdua. Di depan mobil Brian, Juna berdiri bersama seorang gadis yang Naya tidak kenali.

Brian menghela nafas kasar, sebelum akhirnya membuka pintu mobilnya dan menghampiri Juna di luar dengan ekspresi tidak sabar.

Kebalikan dengan Brian, Naya menghela nafas lega. Oke, doi selamat hari ini.

Naya nggak memperhatikan Brian yang sibuk chit chat di depan sana sama temannya itu. Tapi sumpah, cewek berambut panjang itu pengen banget ngasih Juna semua jajanan yang udah dia beli sebagai tanda terima kasih udah nyelamatin Naya dari keadaan super awkward tadi.

Jujur ya, Naya ngerasa kalau dirinya aneh banget. Coba, mana ada lagi orang yang malah takut ditembak sama Mas Crush selain Naya? Hm?

Naya tau Brian baik. Naya bisa bisa melihat semua effort yang telah diberikan Brian selama ini untuknya. Cewek mana sih, yang nggak akan luluh kalau diperlakukan seperti bagaimana Brian memperlakukan Naya? Tapi, di sisi lain, cewek mana juga coba, yang mau melepaskan cowok kayak Rajendra Mahatama gitu aja?

Sweet Chaos [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang