1O: luka yang terobati

1K 232 11
                                    

and yet you want me.
this cliché is killing me
still i need more˳

✧◝ float ◜✧

"tumben diem?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tumben diem?"

jeongwoo cuma menggeleng pelan sebagai jawaban. tangan nya masih sibuk membersihkan luka-luka di wajah haruto yang lumayan parah dan mengerikan. bahkan warna keunguan di rahang bawah si tampan terlihat jelas.

"jangan ngomong dulu, mulut lo masih perih kan?" katanya pelan. yang mana itu menjadi kalimat pertama yang keluar dari mulut jeongwoo setelah daritadi ia hanya diam.

mashiho yang sedang berberes toko kemudian mendengus kesal akan ketidakpekaan haruto, "rasya takut kali sama lo. lagian segala pakai acara ngamuk juga ngapain," rutuk nya sebal.

"si bajingan itu pasti mau cari gara-gara kak. ngapain dia dateng kesini tengah malem coba? untung waktu gue dateng," balas nya gak kalah sebal.

mashiho cuma bisa diam. dia sendiri juga gak tahu alasan kenapa orang itu datang tengah malam ke toko nya. jadi ia memilih pergi untuk meletakkan beberapa barang ke gudang.

"anta," panggil jeongwoo pelan.

"hmm?"

"itu ... tadi kursi nya yang ngelempar lo?" tanya pemuda yang lebih muda ragu. ia melirik kursi besi yang kini salah satu kaki nya sudah hampir patah.

"dia duluan yang ngelempar, terus gue lempar balik. makanya sampai patah," haruto paham kemana arah pertanyaan jeongwoo.

"badan nya yang kena bagian mana?" reflek jeongwoo memandangi musuh nya, meneliti bagian tubuh mana yang kalau-kalau terdapat luka lebam akibat pukulan kursi. nada tanya yang panik semakin menujukkan kalau jeongwoo sedang khawatir.

"kena sini," jawab haruto sambil menunjuk lengan bagian atas nya.

"gue obatin sekalian ya?"

"boleh deh."

"kenapa tadi berantem?" jeongwoo yang sedang menggulung lengan baju haruto memulai sesi wawancara nya.

"karena dia dateng."

"emang dia siapa?"

"aduuuh, sya! nyeri banget asli," jujur jeongwoo langsung kaget ketika haruto berjengit sambil mengaduh kesakitan.

"maaf," lirih nya pelan. jeongwoo itu sedang ketakutan karena sikap brutal haruto yang tiba-tiba tadi, ditambah sekarang melihat luka di tubuh haruto. jeongwoo semakin takut.

"dia siapa, anta?" ulang si manis.

"orang brengsek pokok nya. gak pantes di maafin, di baikin, bahkan di anggap manusia. gak usah tanyain dia dulu, gue takut emosi lagi."

jeongwoo diam, tapi dia mengangguk mengerti. lebih baik ia penasaran daripada harus melihat sisi beringas haruto lagi.

"lo kalau kaya tadi lagi gue buang ke neptunus," dengus jeongwoo yang kini beralih memberi salep ke beberapa lebam di wajah haruto.

lets be friendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang