though we are well aware for sure.
the two of us lowkey wish for more˳✧◝ pamungkas ◜✧
haruto sudah siap berangkat ketika jarum jam di rumahnya baru saja menunjuk pada angka enam. sebuah perbedaan yang sangat signifikan, mengingat kemarin dia telat berangkat dan memutuskan untuk bolos sekolah.
"lah, udah siap?" papa nya yang baru saja mau mandi jadi keheranan sendiri ketika haruto sudah mengambil kunci motor nya.
"iyalah emang papa, jam segini baru mau mandi," ejekan itu kemudian di hadiahi slepetan dari handuk milik papanya.
"ngapain berangkat sepagi ini? memang gerbang sekolahmu udah dibuka? kayanya baron sama anind gak pernah berangkat sepagi ini."
"kepo ah. dah ya, kakak mau berangkat dulu. nanti kalau mama selesai belanja pamitin!" haruto buru-buru salim dan langsung melesat pergi.
"laah gak sarapan?" papanya menatap ayam goreng buatan istrinya nelangsa karena gak jadi di santap sama orang tampan.
"udah kaya di kutub utara lo, sumpah," haruto langsung tertawa ketika mendapati jeongwoo yang tampak kedinginan walaupun badannya sudah terbalut hoodie.
"pagi-pagi gini dingin bangsat. hidung lo juga merah, kaya badut," tukas jeongwoo gak mau kalah. lidahnya ia julurkan ke arah haruto yang sudah siap menonyor kepalanya.
"ayok cepetan naik, ntar telat kaya kemarin," haruto segera memburu jeongwoo yang daritadi masih gelendotan di pagar rumah nya.
jeongwoo gak pakai babibu langsung naik ke motor vario hitam milik haruto. dia sudah pakai helm nya dengan baik, gak perlu bantuan haruto lagi.
"mau sarapan dimana emang nya?" jeongwoo memajukan badannya agar haruto bisa dengar apa yang dia tanyakan.
"di bumi," jawab haruto dengan suara yang keras.
seketika emosi jeongwoo tersulut. tangannya terangkat untuk memukul helm haruto, "yang bener ih, nta!"
"iyaa nyai maap. lo maunya soto apa bubur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
lets be friends
Hayran Kurguada banyak hal yang bisa menjelaskan alasan kenapa rasya bisa benci banget sama primadona sma andra bangsa itu。 🌃 mari menikmati secangkir cerita au hajeongwoo! ☕💆