hold me close,
i'll be friends with you.✧◝ arash buana ◜✧
"kok gue baru tau ada tempat ini," jeongwoo bergumam sendiri sambil melihat-lihat sekitar.
jadi tadi sehabis dari sma enam, jeongwoo kembali harus pulang bersama haruto. dan di perjalanan pulang, cowo itu izin mau beli piscok titipan adiknya.
ini udah lewat jam enam sore, dan dua anak adam itu belum juga mendarat di rumah masing-masing. untung sudah izin, untung mereka anak laki—yang kalau pulang malam juga gak terlalu di permasalahkan.
sebenarnya jeongwoo harus di masukkan kedalam pengecualian. karena kalau jam delapan malam belum juga ada di rumah, mama nya bisa-bisa sudah melakukan teror agar anak bungsu nya itu cepat pulang.
"lo anak rumahan sih," tanggap haruto sambil memainkan kunci motornya.
"dih, enggak ya. gue kalau malmingan juga nongkrong."
"nongkrong dikamar iya."
"enggaak anjir!" jeongwoo mengerang sebal dan mencubit lengan haruto yang berakibat dengusan kesakitan dari haruto.
kemudian keduanya duduk di kursi plastik setelah haruto memesan pesanannya.
"lah, disana ada kafe juga?" jeongwoo langsung semangat sendiri ketika dia gak sengaja menemukan toko kopi yang bangunan nya mengintip malu dari sebrang sana.
"iya, itu biasanya jadi tempat ngeband gue."
"lah, lo ngeband?!" jeongwoo kaget sendiri.
"band iseng-isengan doang. kita nampil disana juga karena dapet tawaran dari kenalan temen band gue. lagipula gue juga udah jarang ikut ngeband," haruto bercerita panjang lebar.
"lah kenapa gak ngeband lagi?"
"ya lagi gak mood aja habis hiat lama karena ujian. tapi kalau ada kumpul nongkrong gue ikut," haruto membalas seadanya dengan kekehan di akhir kalimat.
jeongwoo memutar bolanya malas di susul sikutan main-main di perut sang lawan bicara, "lagian kenapa gak mood? kan lumayan tuh lo bisa dapet uang."
"yaaa gak mood aja."
"iya tapi gak—"
tanya jeongwoo terhenti ketika secara tiba-tiba haruto menyubit hidungnya gemas yang bikin jeongwoo kesakitan sendiri. tangan jeongwoo udah berkali-kali memukul tangan haruto supaya si pelaku melepaskan cubitan nya.
"sakit ih, anta!"
"ya lo banyak nanya sih. gemes kan gue jadinya," jawab nya sambil mengudarakan tawa.
heran ini haruto kerjaannya ketawa terus.
crashing to the party.
nothing stop me coming,
for me to stay at home.lantunan lagu dari bangunan berbau kopi di sebrang sana saup-saup terdengar. jeongwoo yang dengar salah satu playlist lagunya terputar langsung ikut bersenandung.
"reasons why that im here, simply cause of you dear," badannya bergerak pelan seirama dengan gitaran yang terdengar.
im sick of being alone,
and tired of everything."lo kenal lagunya arash?" haruto yang sadar kalau jeongwoo bernyanyi jadi tergugah buat bertanya.
"hold me close, i'll be friends with you," jeongwoo mengangguk sebagai respon sambil melanjutkan lirik.
kuluman bibir haruto terbentuk, dia terkekeh pelan sebelum kemudian ia juga ikut bersenandung. masa sih, dia gak ikut nyanyi lagu favoritnya?
"be by your side and do what lovers do," keduanya bernyanyi pelan. badannya tergerak searah dengan kaki jenjang mereka yang sengaja dibuat tergantung agar bisa di mainkan.
"mas, piscok nya udah," atensi haruto langsung teralih ke arah bapak penjual piscok yang tengah menyodorkan plastik bening.
"oh iya pak, makasih," dia langsung berdiri dan membayar pesanan nya.
"ayok, sya."
jeongwoo cuma diam. tapi dia langsung mengekor di belakang cowo dengan tinggi semampai itu. dan berhenti ketika dia udah berdiri di samping motor haruto.
tapi alisnya berkerut bingung ketika haruto yang malah berbalik ke arah nya dan bukan menyalakan mesin motor.
"kenapa lo?" tanya jeongwoo heran. pasalnya haruto sudah diam menatap ke arah nya agak lama dan gak kunjung bicara.
haruto menggeleng,
"gakpapa. suara lo bagus, gue suka," ucap nya dengan pelan. tapi untung pendengaran jeongwoo sedang bekerja dengan baik, jadi dia dapat mendengar jelas apa yang di katakan haruto.
"hah?" respon kebingungan itu membuahkan sunyi dari keduanya.
manik coklat gelap itu menubruk retina gelap milik jeongwoo yang masih membeku dengan helm nya yang belum terpasang dengan benar. kemudian haruto lebih memilih buat memasangkan helm jeongwoo seperti saat berangkat tadi di banding mengulang perkataan nya tadi.
klek!!
untuk beberapa detik keduanya cuma terdiam denga posisi haruto yang masih memegang tali helm yang di pakai jeongwoo. dan jeongwoo yang masih gak bergeming. seakan-akan nyawa jeongwoo lagi gak mendekam di raganya.
plukk!!
kaca helm jeongwoo di tutup.
"ayo naik, keburu malem."
jeongwoo langsung tersadar, "o-oh oke."
sial, kenapa dia harus gugup sendiri sih?
◝ .*・。゚✧ ◜| 🌃 ☕
hAYO haruto kenapa
tiba tiba ngegas betol wkwkoh iya, barangkali lagu lagu
nyantol di kuping kalian, lumayan
bisa nambah nambahin playlist <3
KAMU SEDANG MEMBACA
lets be friends
Fanfictionada banyak hal yang bisa menjelaskan alasan kenapa rasya bisa benci banget sama primadona sma andra bangsa itu。 🌃 mari menikmati secangkir cerita au hajeongwoo! ☕💆