"Kau hanya wanita bayaran yang bahkan tidak lebih berharga dari debu di rumahku. Jadi, jangan pernah mengacaukan rencanaku dan berjalanlah sesuai keinginanku."
-Mattheo Lucas Quirel-
"Hanya karena debu di rumahmu jauh lebih berharga, bukan berarti k...
Mattheo memasuki rumahnya dengan terburu-buru dengan beberapa bungkusan di tangannya. Dia memberikan bungkusan kecil yang dibawanya dari rumahnya dan memberikan kepada pelayan rumahnya dan meminta agar menghangatkan sup kepiting yang dimintanya di masakkan oleh koki di rumahnya. Sup kepiting yang selalu menjadi kesukaan Theodore.
Mattheo membuka pintu kamarnya dan mendapati Theodore yang sedang berdiri di balkon kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang kau lakukan disana?" Suara dingin Mattheo terdengar dan membuat Theodore memalingkan wajahnya menatap ke asal suara. Theodore menatap bingung saat Mattheo sudah berada di rumah bahkan sebelum hari gelap.
"Aku hanya bosan. Mereka tidak mengijinkan aku keluar dari kamarmu." Theodore menjawab pelan sambil menatap Mattheo kebingungan. Dia menarik nafas panjang saat Mattheo berjalan menuju ke arahnya.
"Aku tidak tahu kalau kau memiliki balkon kamar yang sangat indah, Matt! Aku bisa melihat taman pink rose dari sini. Ini sungguh indah." Theodore membalikkan badannya kembali menatap luar balkon kamar Mattheo saat Mattheo sudah berdiri menatapnya di ambang pintu balkon kamarnya. Ada perasaan gugup di hati Theodore saat melihat tatapan Mattheo yang berjalan mendekat padanya.
"Aku yang meminta semua pelayanan untuk tidak mengijinkanmu keluar dari kamarku sebelum kau benar-benar membaik." Ucapan yang terkesan hangat dari Mattheo membuat Theodore membalikkan badannya dan menatap Mattheo heran.
Pintu kamar Mattheo terbuka dan menampilkan dua orang pelayan yang datang membawa makanan ke kamar Mattheo. Pelayan itu menyusun makanan di atas meja Mattheo dan segera pergi meninggalkan Mattheo dan Theodore setelahnya.
"Aku meminta koki di rumah besar untuk membuatkan sop kepiting. Makanlah dan kembali beristirahat." Mattheo membalikkan badannya hendak pergi meninggalkan Theodore. Tapi, dengan langkah cepat, Theodore menarik lengan Mattheo dan membuat Mattheo kembali berhadapan dengan Theodore.
"Kau.. Mengapa....? "
"Aku hanya tidak ingin ada orang yang mati karena sakit di rumahku. Jangan besar kepala, dust! Aku hanya merasa kasihan pada wanita sepertimu. Lagian, makanan itu kubawa bukan untukmu, Aku hanya merindukan sup kepiting Cheff Gollin. " Mattheo menghempas tangan Theodore yang sejak tadi mengenggam tangannya. Mattheo menatap tajam ke arah Theodore dan menghembuskan nafasnya kasar setelah melihat tatapan sedih Theodore karena ucapannya.
"Kalau begitu, aku tidak akan makan! Aku tidak ingin makan, dan aku juga tidak ingin di sini. Aku ingin kembali ke kamarku. Lagian, makanan itu juga disiapkan bukan untukku." Untuk pertama kalinya, Theodore berani membalas ucapan Mattheo. Dia menghapus air mata yang jatuh di pipinya dan membuat Mattheo menatapnya dengan sedikit kebingungan.