06

408 14 0
                                    

Mattheo melangkahkan kakinya keluar dari toilet kamarnya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Tubuh atletis dengan otot-otot terpahat dengan sangat sempurna pada tubuhnya yang tentu saja membuat wanita manapun yang melihatnya akan mengeluarkan liur yang sangat banyak.

Mattheo mengedarkan pandangannya mencari sosok yang tadi terduduk di sisi ranjangnya. Mattheo membalikkan badannya dan melihat wanita yang baru dinikahinya itu sedang beristirahat di ayunan balkon kamarnya.

 Mattheo membalikkan badannya dan melihat wanita yang baru dinikahinya itu sedang beristirahat di ayunan balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mattheo tersenyum sinis dan berjalan pelan menuju walk in closet dan memakai pakaiannya cepat. Mattheo memakai pakaian santainya dan berjalan pelan menuju balkon kamarnya dan melihat tajam ke arah Theodore yang sedang tertidur di ayunan balkon kamarnya.

Dia berjalan pelan mendekati Theodore yang tertidur lelap. Mattheo berdiri menghalangi sinar matahari yang sejak tadi menyinari wajah Theodore. Lama Mattheo berdiri di sana mengamati wajah Theodore. Entah apa yang ada di fikirannya saat ini.

"Apa yang ada di kepalamu? Di hadapanmu adalah neraka dan kau tetap menghadapinya? Seharusnya sejak dulu kau pergi dan tidak membuatku membalas perbuatan orangtuamu padamu, Theo girl!"
Suara lirih Mattheo tidak dapat di dengar oleh Theodore yang tertidur. Mattheo hanya menatap datar Theodore dan berjalan pelan menuju ranjangnya. Mattheo memiringkan badannya agar dapat melihat Theodore di ayunan balkon kamarnya.

Flashback 12 years ago
"Theo girl, minggu depan ulang tahun kita, bukan? Apa hadiah yang kau inginkan dariku?"
Mattheo menatap hangat Theodore yang saat ini membaringkan tubuhnya di ranjang Mattheo sambil membaca buku pelajarannya. Dengan wajah antusias, Theodore menurunkan buku pelajarannya dan berlari kecil ke arah Mattheo yang duduk bersila memainkan game PlayStation di kamarnya.

"Kau ingin memberikanku hadiah? Benarkah?"
Suara girang gadis itu membuat Mattheo meletakkan joypadnya dan menatap hangat gadis yang tumbuh bersamanya sejak lahir itu.

"Tentu! Aku sudah menabung uang sakuku, untuk membeli apapun kesukaanmu! Katakan saja! Apapun akan kuberikan untukmu!"

"Theo boy, bisakah kau memasangkan ayunan di balkon kamarmu? Kau tahukan? Seperti yang di kamar Troy!"

"Kamar Troy? Kapan kau masuk ke kamar Troy?"
Suara menyelidik tidak suka Mattheo membuat Theodore tersenyum kikuk. Theodore menggaruk belakang kepalanya yang nyatanya tidak gatal.

"Kau ingat, Natal tahun lalu kita merayakan pesta di rumah Troy! Waktu itu aku membantu Mom membuat cake untuk pesta itu! Awalnya aku tidak tahu kalau itu adalah rumah Troy! Tetapi sampai di sana, aku melihat Troy dan mengetahui bahwa itu adalah rumah Troy. Aunty Hellen akhirnya meminta Troy untuk bermain bersamaku di kamar Troy! Dan kau tahu? Troy memiliki ayunan di balkon kamarnya, dan itu sangat keren!"
Theodore tersenyum dengan wajah antusiasnya. Theodore mengayunkan kedua tangan Mattheo dengan sangat senang tidak memperhatikan wajah kesal Mattheo.

It's Started With Our NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang