Mattheo melangkahkan kakinya memasuki Quirell Hospital dengan tatapan elang yang siap menguliti siapapun yang menganggunya. Tangannya mengepal erat dengan nafas memburu. Saat ini, dikepalanya hanya ada satu orang yang ingin ditemuinya, dan ingin memukul pria itu dengan tinjunya.
"Panggilkan dr.Troy kemari!"
Sentakkan keras Mattheo membuat pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya terlonjak kaget saat Mattheo masuk ke ruangannya dengan wajah tidak bersahabat."Baik Tuan Quirell! Saya akan segera meminta dr.Troy untuk menemui anda!"
Dokter Kepala Quirell Hospital itu berdiri dari duduknya dengan wajah gugupnya, dan berjalan cepat keluar dari ruangannya untuk memenuhi perintah Tuan besarnya. Dia menggelengkan kepalanya cepat sambil memegang pelipisnya, memaki dalam hati kedatangan tuan besarnya.Mattheo memejamkan matanya dengan tangan terkepal erat membayangkan apa yang harus dilakukannya pada sahabat baiknya itu. Dia menghela nafasnya panjang saat pintu ruangan dokter kepala yang ditempatinya terbuka dan membuka matanya saat sahabat sejak kecilnya itu memasuki ruangan itu dengan wajah lelahnya.
"Ada apa Math? Bisakah kau berbicara dengan cepat? Aku baru saja selesai melakukan operasi panjang dan membuatku cukup lelah!"
Troy menguap lelah saat dia mendudukkan dirinya di sofa ruangan dokter kepala itu menutup matanya sambil menyandarkan kepalanya."Apa yang sedang kau lakukan, Troy? Aku ingin berbicara denganmu! Bukankah kau harusnya memperhatikanku?"
Mattheo berjalan berlahan menuju sofa yang berhadapan dengan Troy. Mendudukkan dirinya menatap tajam ke arah sahabatnya itu. Dengan sedikit kesal, Troy membuka matanya dan menegakkan badannya menatap malas ke arah Mattheo."Mengapa kau tidak datang ke acara reuni kemarin malam, Troy?"
"Oh God! are you serious, Math? Kau datang kesini hanya karena acara reuni itu?"
Troy menggeram kesal melihat wajah dingin sahabatnya itu. Troy menggaruk kesal kepalanya sambil menghentakkan kasar kakinya menunjukkan kekesalannya pada sahabatnya itu."Aku memiliki pasien yang harus menjalani operasi besar, Math! Reuni itu tidak penting dibandingkan nyawa pasienku sendiri!"
Troy menghela nafasnya panjang saat melihat Mattheo yang menajamkan pandangannya saat Troy menunjukkan kekesalannya."Ada apa, Math? Apa terjadi sesuatu di acara itu?"
Troy memiringkan kepalanya menyunggingkan senyumnya menatap sahabatnya itu. Wajah datar dan polosnya menunjukkan bahwa dia tidak tahu apa yang membuat Mattheo mendatanginya."Apa tidak ada satupun yang memberitahumu jika aku membawa wanita sialan itu ke acara reuni itu?"
"Wanita sialan? Od? Kau? Kau membawa Theodore ke acara itu? Apa kau gila? Lalu, bagaimana keadaan Od saat ini? Bukankah Sven juga datang? Kau mendatangiku karena Od kembali trauma? Dimana Od sekarang? Dimana dia brengsek?"
Troy melebarkan matanya, menarik kerah baju Mattheo keras dengan tatapan marahnya. Mattheo yang tidak menyangka dengan reaksi Troy, mengerjapkan matanya cepat menatap bingung wajah panik Troy.Bugh!!
Tinju keras Troy membuat dirinya terhuyung ke belakang, membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah. Kepalanya berdenyut kencang membuat pandangan Mattheo sedikit memburam untuk seketika."Apa yang sudah kau lakukan, brengsek?"
Troy kembali menarik keras kerah kemeja Mattheo untuk membuat pria itu kembali berdiri untuk berhadapan dengannya. Mattheo seolah kehilangan tenaganya setelah tinju keras Troy padanya."MENGAPA BARU SEKARANG?"
Mattheo berteriak keras sambil melepaskan cengkraman keras Troy di kerah bajunya. Dia menatap tajam sahabatnya itu sambil tersenyum sinis sambil mengusap kasar sudut bibirnya yang berdarah."Aku menunggumu semalaman untuk memakiku! Aku menunggumu semalaman untuk membawa wanita sialan itu kembali ke rumahku dengan tangisannya! Tapi, mengapa baru sekarang kau memakiku?"
Teriakan frustasi yang diselimuti dengan tajaman tajamnya tidak membuat Troy ketakutan. Dia bahkan menatap sinis Mattheo yang tampak buruk di mata Troy.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Started With Our Name
Romance"Kau hanya wanita bayaran yang bahkan tidak lebih berharga dari debu di rumahku. Jadi, jangan pernah mengacaukan rencanaku dan berjalanlah sesuai keinginanku." -Mattheo Lucas Quirel- "Hanya karena debu di rumahmu jauh lebih berharga, bukan berarti k...