04

463 15 0
                                    

Mattheo mendudukkan dirinya kasar di kursi kebesarannya, setibanya dia tiba di ruangan pribadinya di perusahaanya. Dia menutup matanya mengutuk tindakan gegabahnya saat mencium Theodore beberapa saat yang lalu.

Mattheo menghembuskan nafasnya kasar dan kembali menggelengkan kepalanya kasar. Tangannya mengepal menahan emosinya yang serasa mendidih di kepalanya.

"Hi, Math! Apa kau sibuk?"
Suara girang seorang wanita cantik memasuki ruangan Mattheo, membuat lamunannya tentang Theodore buyar. Senyuman tipis mewarnai wajah Mattheo saat perempuan itu masuk ke ruangannya dan duduk di sofa panjang di ruangannya.

"Hi, Aubrey! Seperti yang kau lihat! Aku tidak sibuk sama sekali!"
Mattheo melangkahkan kakinya menuju sofa panjang yang berhadapan dengan wanita cantik bernama Aubrey itu.

"Maksudku tentang pernikahanmu dengan Od, teman! Apa ada yang bisa kubantu?"
Seketika wajah Mattheo mengetat mendengar nama wanita yang paling dibencinya itu terdengar. Dia langsung menghembuskan nafasnya kasar sambil menyandarkan badannya pada sofa panjang itu.

"Sehebat itukah kabar pernikahanku dengan wanita itu? Belum lama semenjak Mom memutuskan aku menikah dengannya! Tapi, kabar itu sudah seperti virus yang menyebar tanpa bisa dihentikan!"
Suara lirih Mattheo membuat Aubrey menghembuskan nafasnya dalam. Aubrey menatap sendu sahabat baiknya itu dan berjalan berlahan menuju Mattheo dan duduk di sebelahnya sambil mengelus pelan tangan Mattheo.

"Apa kau begitu tersiksa dengan keputusan Nyonya Quirell? Menikah bukan hal yang buruk, Math! Apalagi wanita yang akan menikah denganmu adalah Od!"
Suara berlahan Aubrey membuat Mattheo menatap tajam ke arah sahabat baiknya itu. Entah kenapa, dia sangat membenci jika nama Theodore terdengar oleh telinganya.

"Apa sekarang kau juga akan membela wanita sialan itu, Bee? Kau sama saja dengan Troy si pengkhianat itu! Kau dan dia adalah sahabatku, tapi kalian lebih membela wanita sialan itu!"
Gertakan keras keluar dari mulut Mattheo dan membuat Aubrey refleks menjauhkan tangannya yang sejak tadi mengelus pelan tangan Mattheo. Aubrey menghembuskan nafasnya dalam dan tersenyum kecil menatap Mattheo yang menatapnya kasar.

"Aku tidak pernah mengatakan aku membela Od! Hey, aku sudah pernah berjanji untuk selalu berada di sampingmu, bukan? Apapun yang kau lakukan, aku akan selalu mendukungmu!"

"Aku hanya berharap kau tidak mengkhianatiku seperti Troy, Bee! Kau satu-satunya sahabatku saat ini! Dan hanya kau, yang paling mengerti tentangku!"
Mattheo kembali merendahkan suaranya setelah melihat senyuman tulus dan hangat Aubrey. Dia menatap hangat ke arah Aubrey dan membuat Aubrey kembali mengelus pelan telapak tangan Mattheo.

"Math! Seandainya Troy juga membenarkan semua yang kau lakukan kepada Od, apa kau akan tetap menyakiti Od?"
Suara lembut Aubrey dengan makna tajam di dalamnya seolah membuat perasaan gundah di hati Math. Dia hanya menatap Aubrey datar tanpa ekspresi, mencoba untuk mengartikan tatapan Aubrey padanya.

"apa Maksudmu, Bee?"

"Entah mengapa, aku sedikit lega dengan kenyataan bahwa Troy selalu berada di sisi Od! Aku tidak bisa memikirkan, jika Troy juga berada di sisimu, maka Od tidak akan memiliki tempat untuk bersandar, Math! Aku tidak bisa membayangkan jika Od akan berdiri sendirian menghadapi kekejaman darimu! Itu pasti bisa membuatnya gila! Jadi, jika nanti kau menikah dengannya, jangan batasi pergerakan Od, Math!"

"Apa Troy yang memintamu? Dia sengaja menceritakan padamu, tentang maksudku yang akan menahan wanita sialan itu dari dunia luar setelah menikah denganku?"
Suara tajam Mattheo kembali terdengar. Dia menatap Aubrey tidak suka dan melepaskan elusan tangan Aubrey di tangannya dengan kasar.

"Troy memang menceritakannya padaku! Tapi, dia tidak memintaku untuk membujukmu! Aku hanya bertindak sesuai hati nuraniku, Math! Yang akan kau lakukan itu salah! Jangan sampai kau menyesal dengan apa yang akan kau lakukan pada Od, Math!"
Suara lembut dan tatapan hangat Aubrey membuat Mattheo tidak dapat menatap Aubrey dengan tatapan marahnya lebih lama. Entah mengapa, wajah tenang Aubrey selalu berhasil menghalau kemarahan di diri Mattheo sejak dulu.

It's Started With Our NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang