07

494 17 0
                                    

Theodore berdiam cukup lama untuk menenangkan perasaannya. Setelah dirasa agak tenang, Theodore mencari nama seseorang di ponselnya, dan sebelum menekan tombol call, Theodore menarik nafasnya panjang dan tersenyum kecil.

"Hallo, Troy! Apa tadi kau menelfonku?"
Suara renyah sebisa mungkin diucapkan Theodore. Sebisa mungkin Theodore tidak membuat Troy tahu keadaanya dan membuat hubungan Troy dan Mattheo semakin memburuk karenanya.

"ya, aku memang menelfonmu Od! Tapi, tadi Math yang mengangkatnya! Bagaimana keadaanmu, Od? Apa kau baik-baik saja?"
Theodore tersenyum kecil saat mendengar suara tenang Troy. Setidaknya, sejauh ini Troy tidak menangkap kesedihan dari suaranya.

"I'm fine Troy! Bagaimana rumah sakit? Mereka pasti kaget mendengarku yang tiba-tiba menikah dan keluar dari rumah sakit!"

"Ya, rumah sakit cukup heboh karenamu yang tiba-tiba menjadi istri pemilik rumah sakit. Ha..ha..ha..., mereka sibuk membicarakan keberuntunganmu menjadi istri Mattheo!"
Tawa hambar yang dapat dirasakan Theodore membuat Theodore menarik nafasnya dalam. Dia rindu rumah sakit! Dia rindu semua perawat dan dokter yang ada di rumah sakit itu.

"sudah berapa banyak air mata yang kautumpahkan untuknya hari ini, Od?"
Suara pilu tiba-tiba Troy membuat Theodore tersentak. Entah bagaimana Troy bisa tahu tentang kesedihannya. Theodore sudah berusaha mungkin untuk berbicara sewajarnya, tapi entah bagaimana Troy bisa tahu tentang kesedihannya.

"kau tidak perlu menyembunyikannya dariku, Od! Aku tahu semuanya tentangmu tanpa kau harus mengatakannya, Od! Kau bukan aktris yang cukup baik, Od! Piala Oscar belum berpindah dari tangan suamimu itu! Ya, aku hampir tertipu dengan ucapannya tadi karena sandiwaranya itu!"
Tawa kecil dari Troy membuat Theodore tersenyum lebar. Ya, selalu seperti ini! Jika belakangan ini Mattheo selalu menyakitinya, maka Troy akan selalu menjadi obat penawar untuk rasa sakitnya.

"Tidak sepenuhnya sandiwara Troy! Dia memang menghabiskan malam yang indah, tapi bukan denganku!"
Tawa renyah Theodore terhenti setelah dia menyadari bahwa dia baru saja tanpa sadar mengadukan kesedihannya pada Troy. Entah mengapa, sejak dulu Troy selalu berhasil membuatnya menceritakan kesedihannya diluar sadarnya. Mulutnya selalu jujur tanpa sadar untuk Troy.

"apa maksudmu, Od? Apa dia? SHIT! dia melakukan itu padamu? Dihadapanmu? Di kamar yang seharusnya menjadi tempatmu dan dia?"
Theodore hanya  bisa tercengang dengan semua prediksi liar Troy yang memang kenyataannya benar-benar nyata. Bagaimana bisa Troy sepandai itu menebak apa yang terjadi kemarin malam? Apa karena mereka sudah berteman cukup lama?

"lalu, dimana kau saat si brengsek itu melakukan perbuatan menjijikkannya itu? Jangan bilang kau hanya jatuh terduduk menyaksikannya meniduri wanita malamnya!"
Lagi-lagi tebakan Troy membuat Theodore terdiam. Sahabatnya itu bisa menebak semuanya tanpa salah sedikitpun. Theodore kembali menghembuskan nafasnya kasar dan merutuki kebodohannya yang tidak pernah bisa berbohong pada Troy.

"bagaimana bisa kau menebak semuanya dengan benar? Ya, aku memang jatuh terduduk karena kaget, Troy! Tapi, aku segera bangkit berdiri dan lari ke kolam berenang indoor."
Theodore mencoba menetralkan suaranya dan tersenyum kecil mencoba menunjukkan dirinya baik-baik saja.

"Si sialan itu benar-benar brengsek! Aku sepertinya ingin menyuntikkannya obat penenang, lalu mengurungnya di kamar jenazah! Ha...ha... Aku ingin lihat wajah ketakutannya itu saat dia sadar dan sudah di kamar jenazah!"
Skenario lucu dari Troy membuat tawa renyah keluar dari mulut Theodore. Dia kembali mengingat, saat mereka kecil dan bermain hide and seek di rumah sakit, tanpa sengaja Mattheo memasuki kamar Jenazah, dan dia menangis ketakutan karena terkurung di dalam bersama jenazah korban kecelakaan.

It's Started With Our NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang