[⚠️HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️]
Attantion:
Cerita ini aku publish ulang ya guys karena lagi tahap revisi, cmiiw
"Kenapa? Takut gue rebut Myesha dari lo?"
"Itu niat lo?" Kaivan menggertakkan giginya sementara tangannya mengepal, bersiap aka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kairav Leandro Rafardhan, bocah itu hanya melamun di atas kursi roda menatap kosong pada bunga daisy putih di dalam genggamannya.
Walaupun piyama seragam berwarna biru muda khusus pasien rumah sakit yang dipakainya sedikit gombrang, kelihatan pantas juga dipakainya. Kairav adalah salah satu pasien RS Bandung dengan riwayat penyakit kardiomiopati/lemah jantung.
Tanpa adanya pengawasan anak itu mengendarai kursi roda layaknya mobil mainan padahal kondisinya baru membaik kemarin pagi. Karena begitu membenci aroma rumah sakit, Kairav berhasil kabur dari ruangannya.
Laju kursi roda itu harus terhenti ketika seorang gadis berdiri menghadang jalurnya dengan tangan menjulur, memberikan tanda stop.
Kairav melipat tangannya. "Apa?" ketus bocah itu.
"Pelan-pelan nanti kamu jatuh. Mau kepalanya di lem kayak aku?" protes gadis yang seumuran dengan Kairav.
Gadis kecil itu mempunyai pipi yang chubby, rambut pendek, hidung mungil dan bentuk bibir yang imut. Sepertinya dia juga salah satu pasien di rumah sakit yang sama dengan Kairav. Kepalanya di perban dan ada luka gores di pipinya.
Kairav mendengkus sebal. "Ga usah ikut campur. Awas dong aku mau lewat!"
"Aku bantu dorong ya," twarnya antusias. Satu tangan mendorong kursi roda, yang satunya lagi mendorong tiang infusnya.
"Nggak usah." Kairav mencekal lengan gadis itu.
Namun, tolakan Kairav tidak diindahkan. Dia tetap bersikeras membawa Kairav ke taman rumah sakit.
"Mau ngapain, sih?" sungut Kairav yang tidak bisa diam.
"Di sini lebih aman." Gadis itu kembali menghadap Kairav. Senyam-senyum sendiri. Mirisnya, oleh Kairav malah dibalas dengan tatapan sangar.
"Kamu siapa, sih? Sok kenal banget," cibir Kairav.
Gadis itu tidak langsung menjawab justru asal memilih tempat duduk kemudian bersila di atas rerumputan hijau. "Coba tebak nama aku siapa?"
Kedua bola mata Kairav memutar malas. "Kurang kerjaan banget aku mikirin nama kamu."
Pandangan gadis itu lurus ke arah bunga yang Kairav pegang. Firasat Kairav mulai tidak enak. Ia langsung menyembunyikan bunga itu ke belakang punggung.
"Aku mau bunganya," pintanya sambil memasang wajah cemberut.
"Nggak. Petik aja sendiri."
"Tapi aku maunya bunga yang kamu pegang."
"Nggak boleh!" keukeuh Kairav.
"Ahhhhh! kata kakak aku jadi orang nggak boleh pelit," rengeknya.
"Biarin aja."
"Sebentar aja," mohon anak itu dengan menempelkan kedua tangannya. Berharap Kairav mau memberikan bunga itu.
"Aku bilang gak mau ya gak mau!"
Gadis itu terdiam sejenak. Bibirnya memanyun sementara otaknya terus berpikir. Beberapa saat kemudian, senyuman licik terhias diwajahnya, entah apa yang sedang ia rencanakan.
"Hai pak dokter!" lambai gadis itu kepada seseorang di belakang Kairav.
Ketika Kairav menoleh ke belakang tak ada siapa-siapa justru bunganya berpindah tangan dan sudah ada dalam genggaman gadis menyebalkan itu.
Tatapannya berbinar kepada Kairav. "Lucu banget."
"Pembohong!"
"Makasih bunganya," ucapnya sambil tersenyum senang kemudian menghirup aroma bunga itu.
"Aku gak ngasih, balikin!"
"Nggak ah petik aja sendiri." Bisa-bisanya dia mengulangi ucapan Kairav.
Kairav berdecak kesal. "Udah pembohong, pencuri lagi. Balikin gak!"
"Nggak mau."
"Kairav!"
Seorang wanita dengan raut wajah panik datang-datang langsung mencium kening Kairav. Betapa paniknya wanita itu ketika mengetahui anaknya menghilang dari ruangan.
"Kai, bisa nggak sih jangan nakal. Kamu lagi sakit loh. Kondisi kamu belum lulih total, sayang. Bunda khawatir," omel Katrina Griselda.
Niat Katrina untuk membawa Kairav ke ruangannya diurungkan setelah melihat seorang gadis cantik duduk di lantai dengan tatapan polosnya.
"Lho ini siapa? Temen Kairav?"
"Iya, bukan!" Jawab mereka bersamaan.
Mata Kairav melotot sedangkan bibir gadis itu tersenyum manis.
"Orang tua kamu di mana, nak?"
Gadis itu menggeleng pelan.
Katrina berjongkok menyetarakan tingginya dengan gadis itu lalu mengusap pipi tembamnya. "Terus kamu ke sini sama siapa?"
"Sama nenek," jawabnya polos.
"Yaudah tante antar ke kamar kamu ya," tawar Katrina membantu gadis itu untuk berdiri. Tetapi, tiba-tiba Kairav menjerit histeris mengeluhkan rasa sakit di bagian dada.
"Bunda sakit!!"
"Tuhkan Bunda bilang juga apa, kamu sih nggak mau dengerin Bunda." Katrina segera memutar kursi roda Kairav sampai melupakan gadis itu saking paniknya seorang ibu melihat anaknya begitu menderita.
"Kairav," gumam gadis itu seolah sedang mengingat-ingat namanya.
Tbc...
Di revisi guys🤣 Semoga kalian suka sama ceritanya ya Aamiin 😊