When We Are Young |18| |A Group|

7.9K 663 38
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Shasha menyikut Vicky yang duduk di sebelahnya. "Saingan Cla datang."

Vicky balas berbisik. "Paling nggak janur kuning sudah melengkung."

Shasha kembali menyikut Vicky pelan. "Tapi jaman sekarang banyak pelakor bertebaran Vic!"

Brandon yang duduk di hadapan Vicky sedikit mencondongkan tubuhnya. "Kalian bisa percaya sama Aldrich. Ah ya, gue sama Oliver di pihak Claldrich."

Alena tersenyum ramah sambil menatap dua orang yang baru datang secara kebetulan tersebut. "Oh Natalie, Nathan."

"Kami boleh gabung?" tanya Natalie sambil tersenyum manis.

Sedangkan Aldrich, pria itu mengembalikan centong kuah di tangan Cla dan meletakkan mangkuk dari tangan gadis itu ke meja.

Alena menepuk tempat di sisi lainnya yang tidak bersebelahan dengan Oliver. "Sini duduk, Nat."

Masih sembari tersenyum manis, Natalie menggeleng pelan. "Gue duduk sebelah Aldrich aja." Sedetik kemudian, tanpa malu Natalie duduk di sebelah Aldrich sehingga Aldrich berada di antara Cla dan Natalie.

Dengan cuek, Nathan duduk di antara Cla dan Shasha.

Rahang Aldrich mengeras akibat perilaku Nathan. Ia menegak es tehnya dalam jumlah banyak. 

Brandon mengambil mangkuk Vicky. "Vic, lo ke sini aja. Di sana sempit."

Mau tak mau, dengan sedikit tidak rela, Vicky duduk di sebelah Brandon.

Natalie menatap Cla sambil tersenyum manis. "Sorry, Cla. Boleh gue minta sukinya? Sorry ya kalau gue kurang punya malu." Ia melirik Aldrich. "Karena keluarga gue dan Aldrich sudah kayak keluarga sendiri."

Satu alis Cla terangkat. Ekspresi datar yang sebelas dua belas dengan Aldrich terlukis di wajahnya.

Alena mengambil mangkuk kosong. "Gue aja yang ambilin." Ia meringis pelan mendapati ekspresi tidak mengenakkan di wajah Cla.

Tiba-tiba, Shasha berdiri dan duduk di antara Nathan dan Cla. Ia mengambil mangkuk kosong dari tangan Cla. "Gue aja yang ambilin."

Senyum Natalie melebar. "Sorry ngerepotin."

Shasha tersenyum misterius sambil mengisi mangkuk di tangannya. "Nggak ngerepotin kok, Kak." Setelah itu, ia mengambil sambal dan memasukkannya dalam jumlah banyak.

Nathan menahan tangan Shasha. "Natalie nggak suka pedes."

Shasha menghentikan kegiatannya. "Ah sorry, gue kebiasaan." Ia meletakkan mangkuk yang sudah penuh itu ke hadapan Nathan. "Kalau gitu buat Kakak aja."

Shasha mengambil mangkuk kosong yang lain. Ia menatap panci di hadapannya dengan polos. "Eh sorry, Kak. Kita harus pesen dan ngerebus, cuma sisa sayur di panci ini."

Natalie mengangguk, tidak ada ekspresi terganggu sedikitpun di wajahnya. "Nggak masalah."

Shasha duduk. "Okay. Silahkan pesan, Kak."

When We Are Young : Al & Cla (Young Marriage) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang