When We Are Young |1| |Bitter & Sweet|

18.2K 1.2K 21
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Kaki jenjang bersepatu hitam itu terus berlari, secepat mungkin tanpa peduli jika rok abu-abunya sobek. Tidak ada hal lain yang memenuhi kepalanya selain ijin secepat mungkin dan pergi ke rumah sakit secepat mungkin. Mata hitamnya berkaca-kaca, siap mengeluarkan air mata.

Gadis itu adalah Clavena Winata, biasa dipanggil Cla, seorang gadis yang duduk di bangku kelas 2 SMA. Gadis yang terkenal judes namun pintar ini langsung berlari dari kelasnya ketika mendapat telfon bahwa mobil keluarganya mengalami kecelakaan.

"Cla!" teriak seorang gadis bermata biru sambil mengikuti Cla.

Cla tidak menggubris salah satu sahabatnya yang mengikutinya itu, Alena Cromwell. Kakinya terus berlari dan berhenti di depan meja piket untuk meminta ijin. "Ms," ucapnya pada guru piket tanpa mempedulikan nafasnya yang tidak beraturan serta seorang pria berambut cokelat di sebelahnya, pria yang ia sukai secara diam-diam, Aldrich Cromwell, kakak Alena. "Saya-"

"Ms, keluarga Cla kecelakaan," sela Alena yang menyusul tidak lama kemudian. Lalu tanpa menunggu respon dari gurunya, Alena menatap Cla. "Lo mau ke rumah sakit punya keluarga gue kan? Bareng gue sama kakak gue aja," lanjut Alena mengingat penjelasan singkat Cla sebelum pergi meninggalkan kelas tepat saat bel masuk berbunyi.

Aldrich mengangkat alisnya heran.

"Tapi-" sahut Cla bingung. Meskipun dirinya sedang kebingungan, namun ia lebih memilih menyetir motor maticnya sendiri.

Mata biru Alena menatap Cla tegas. "Lo nggak dalam keadaan bisa nyetir sendiri dan motor lo aman di sini. Bokap nyokap gue punya saham di sini kalo lo lupa," ucap Alena dengan tegas. Untuk menghadapi sahabatnya yang judes dan mudah sungkan itu memang diperlukan sikap tegas.

Karena tidak bisa berpikir apapun lagi, alhasil Cla hanya mengikut saat Alena menariknya menuju mobil mewah Aldrich dan mendorongnya ke bangku depan, di sebelah Aldrich. "Misi kak," cicit Cla sambil menunduk sebelum benar-benar masuk.

"Iya, masuk," jawab Aldrich ramah sambil menyalakan mobil putihnya. Kakak kelas Cla ini memang terkenal dengan keramahannya meskipun berbicara secukupnya. Paras tampan dan kebule-buleannya semakin membuatnya terkenal.

Cla masuk dengan cepat lantas fokus memandang roknya yang ia remas dengan kuat untuk menyalurkan rasa khawatirnya.

"Seat-" ucap Aldrich saat menyadari Cla belum memasang seatbeltnya. Namun ucapannya terhenti saat ia melihat rok gadis di sebelahnya yang terkena tetesan air dan diremas kuat-kuat. Gadis itu menangis dalam diam.

Dengan lembut, Aldrich bergerak maju memasangkan seatbelt Cla.

Cla tersentak. Ia menatap Aldrich dengan tidak enak, ia terlalu hanyut dalam kesedihannya. "Maaf kak, terima kasih."

"No prob," sahut Aldrich sebelum menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Alena yang duduk di bangku belakang tersenyum, senang karena rencananya untuk mendekatkan kakaknya dan sahabatnya cukup berhasil, dan bahagia karena ayahnya akan segera mendapatkan donor jantung.

***

"Makasih kak, makasih Le, saya duluan," ucap Cla terburu-buru begitu mobil Aldrich sukses terparkir rapi di parkiran khusus. Setelah mendapat balasan dan anggukan, gadis bersurai hitam itu langsung berlari ke dalam rumah sakit.

When We Are Young : Al & Cla (Young Marriage) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang