When We Are Young |34| |Enjoy Our Time|

7.7K 603 43
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Cla dan ketiga sahabatnya melangkah ke lobi. Empat siswa tersebut sontak saja menjadi perhatian. Pasalnya, tidak hanya membawa tas yang sangat kecil, Cla dan kawan-kawan telah mengenakan pakaian bebas meskipun mereka masih di sekolah. Sebenarnya tidak masalah juga karena sekolah sudah usai beberapa saat lalu setelah ujian akhir semester.

"Alay banget sih liat-liat. Emang aneh kalau mau seneng-seneng habis ujian?" Shasha berdecak sambil menatap siswa lain dengan sedikit sengit, apalagi kakak kelasnya sudah libur setelah ujian nasional, jadi sekarang angkatannya lah yang paling senior.

Alena menghela napas lantas menatap Cla. "Kakak gue kesambet apa sampai ngajak ke Bali langsung habis kita ujian?"

Vicky mengangguk. "Brandon ikutan lagi. Kita jadi harus ijin nggak masuk, kan?"

"Kesambet kecemasan LDR," celetuk Shasha sembarangan.

Sambil tersenyum simpul, Cla sedikit memiringkan kepala. "Mungkin mereka cuma pingin ngehabisin waktu sama kita sebelum mereka harus pergi, Guys. Termasuk, ngumpul bareng-bareng gini juga."

Ya, mereka. Setelah Aldrich, para sahabat Aldrich juga dipanggil bergantian karena diterima di unniversitas terkenal. Aldrich, Brandon, dan Oliver di Stanford, sedangkan Nathan di Oxford, bersama Natalie juga.

Mata Cla menatap Alena penuh arti. "Buat ijin, Daddy dan Mommy sangat bersedia bantu, Le."

Vicky memiringkan kepalanya. "Tapi, gue masih bingung, kenapa kita harus berangkat ke Bali tepat sepulang sekolah gini. Kenapa nggak besok pagi?"

Cla tersenyum miring. Tangannya terulur menyentuh bahu Vicky. "Lo tau, Vic, ada yang bilang kalau lebih cepat, lebih baik."

"Gue setuju!" Shasha mengangguk mantap. "Siapa yang nggak mau cepet-cepet liburan? Siapa? Sini, gue sadarin."

Alena yang menatap lurus ke depan, menangkap sesuatu yang lebih mencuri perhatian terlebih dahulu. "Oh, My, God," ucapnya penuh kekaguman sambil tersenyum miring dan memancarkan tatapan antara tidak percaya serta kagum.

"Ribet banget sih, OMG gitu loh!" Perlahan, Shasha menoleh, mengikuti arah tatapan Alena. Seketika, ia juga ikut tidak berkedip, seperti Alena.

"Ganteng banget!"

"Kerennya!"

"Gue juga mau dijemput mereka!"

"Anjir! Mereka makin ganteng kalau nggak pakai seragam!"

"Shit! Kacamata hitam meresahkan!"

Vicky dan Cla yang mendapati kedua sahabat mereka terdiam sekaligus mendengar berbagai sorakan pun mengikuti arah tatapan keduanya dengan penasaran. Seketika, tatapan tidak percaya terpancar dari mata Cla dan Vicky begitu menangkap pemandangan di depan lobi.

Di depan sana, ada empat orang pria dengan pakaian bebas dan mobil mereka. Di urutan paling depan, ada Aldrich yang sedang bersandar di bagian belakang Porchenya sambil mendiskusikan sesuatu di iPadnya bersama Oliver.

Setelah mobil Oliver, ada Brandon yang sedang bersandar di mobilnya seraya bermain game di ponsel. Terakhir, ada Nathan yang sedang menelfon.

Namun, meskipun sedang sibuk dengan urusan masing-masing, keempat pria yang telah menyelesaikan ujian nasional itu semakin terlihat tampan daripada biasanya. Kali ini, bukan seragam yang melekat di pakaian mereka, melainkan pakaian bebas yang rapi, sekaligus kacamata hitam yang menyempurnakan ketampanan mereka.

When We Are Young : Al & Cla (Young Marriage) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang