When We Are Young |19| |To Be Honest|

8.2K 729 46
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Al, ayo latihan. Istirahat sudah mau selesai." Natalie mengapit tangan Aldrich, pria itu juga sudah selesai makan seperti dirinya.

Dengan perlahan dan tersenyum tipis, Aldrich melepaskan tangan Natalie. "Sebentar, nunggu Cla sekalian." Mata birunya melirik Cla yang hampir selesai mengisi perutnya di jam istirahat ini. Memang selama hari ini, acara pentas seni sudah mulai disiapkan.

Sambil mengunyah makanannya, Cla menatap Aldrich sekilas. "Nggak papa. Aku bareng Alena sama Kak Oliver aja, Kak."

Aldrich melemparkan tatapan tidak suka, lebih tepatnya tidak setuju.

"Gue tungguin lo juga, Cla," ucap Nathan yang juga duduk satu meja dengan Aldrich dan Cla serta kawan-kawan keduanya.

Shasha mendelik. Ia menatap Aldrich tegas. "Kalau begitu, Kak Aldrich sekalian nungguin aja ya. Bareng-bareng lebih baik daripada berdua. Bukan begitu, Kak?"

"Bener!" seru Brandon menyela Aldrich yang hendak menggeluarkan suaranya.

Vicky menggeleng pelan, terlebih ia adalah orang yang duduk di antara Shasha dan Brandon.

"Tunggu bentar lagi aja, Nat," ucap Alena lembut pada Natalie.

Bibir Natalie sedikit mengerucut, namun ia mengangguk. Sesekali ia melirik Aldrich yang tampak dekat dengan Cla.

Aldrich mendekatkan bibirnya ke telinga Cla, tetapi tidak ketara. "Nggak boleh kayak gitu tadi. Kamu mau biarin aku berdua aja sama Natalie?"

Cla menoleh kepada Aldrich. "Aku tau akan seperti ini. Aku hanya nggak mau dia curiga sama kita."

Aldrich berdecak.

Dugh. Shasha menendang sepatu Cla di bawah meja.

"Aduh." Cla meringis dan mengaduh pelan. Tubuhnya sedikit oleng karena ia spontan menarik kakinya, sialnya lagi kursi yang ia duduki tidak memiliki sandaran. Seketika ia merasakan sebuah tangan melingkari bahunya dan kepalanya menyandar di sebuah bahu lebar. Ia mendongak dan mata hitamnya langsung bertemu dengan mata biru Aldrich.

Vicky menggeleng pelan.

Mata Natalie melebar. Bahkan ia spontan berdiri karena terlalu cemburu. "Lo nggak papa?" tanyanya seraya mengatupkan rahangnya.

"Cla." Nathan hendak menyentuh tangan Cla, namun urung karena wanita itu sudah menegakkan tubuh.

"Eh. Maaf, Kak." Cla menahan bibirnya agar tidak cemberut ketika ia mendapati senyuman miring Aldrich sekilas.

"Nggak papa," sahut Aldrich sambil membantu Cla menegakkan tubuhnya.

"Temen kamu ada-ada aja," bisik Oliver pada Alena sambil menggeleng pelan.

Alena tersenyum. "Shasha mah jangan ditanya. Dulu sama kita juga gitu kan?"

Senyum Oliver melebar. Ia mengangguk dan memeluk bahu Alena.

Sedangkan di sebelah Cla, Aldrich diam-diam mengacungkan jempolnya pada Shasha.

***

Natalie mengikuti arah tatapan Aldrich. Ia menghela nafas pelan. Aldrich tidak berhenti menatap Cla yang sedang berbicara dengan Sonya. Latihan sudah berlangsung dan saat ini sedang evaluasi. Aldrich dan Natalie sudah sempurna, namun Cla masih butuh banyak latihan.

When We Are Young : Al & Cla (Young Marriage) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang