When We Are Young |35| |New Journey|

7.7K 605 22
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Jika katanya mengatakan lebih mudah daripada melakukan, maka hal itu sangat benar. Karena saat ini, Cla sedang mengalaminya.

Beberapa bulan lalu, ketika Aldrich mendapat beasiswa, dirinya bisa dengan mudah memperbolehkan Aldrich pergi. Namun sekarang, begitu tiba harinya bagi Aldrich untuk berangkat, Cla hanya bisa menatap sendu Aldrich yang memindahkan kopernya ke dekat pintu apartemen.

Setelah memindahkan koper terakhirnya, Aldrich menghampiri Cla. Terdapat tatapan tidak rela di mata birunya, terlebih saat melihat keterdiaman Cla.

Aldrich meletakkan tangannya di kedua lengan single sofa yang diduduki Cla, sehingga Cla berada di antara tangannya. Ia menunduk sembari tersenyum lembut. "Kamu masih memiliki kesempatan untuk mengubah pikiranmu, Sayang."

Cla menyandarkan tubuhnya, agar bisa menatap tepat di kedua mata biru Aldrich. "Aku tidak berniat mengubah pikiranku, Al." Ia menghela napas pelan. "But, ya, ada perasaan tidak rela."

Satu tangan Aldrich bergerak mengusap surai hitam Cla. "Padahal, aku masih berharap kamu menahanku." Ia menatap Cla semakin lekat. "Karena aku lebih nggak rela, Sayang."

Cla menggeleng pelan. "Aku nggak mau menghalangi masa depanmu, Al."

Dengan satu tangan menahan tubuhnya, Aldrich merengkuh Cla dengan lembut. "Aku belum pernah mengatakan ini." Ia menempelkan kepalanya dengan kepala sang istri. "Thank you, Pumpkin. LDR is a new journey for us, and that's not easy. But, you wanna do it, with me."

Tangan Cla bergerak membalas pelukan Aldrich tak kalah erat. Ia menggeleng pelan. "It's my pleasure, Mr. Cromwell."

"Jangan lupa terus berkomunikasi denganku. Kalau ada apa-apa, kamu harus segera mengubungiku—"

"Berarti kalau nggak ada apa-apa, aku nggak harus menghubungimu?" sela Cla sembari tersenyum lembut.

Aldrich mengecup bibir Cla secepat kilat. "Tarik ucapanmu, Sayang."

Sambil menatap Aldrich berani, Cla menggeleng tegas. "Jawab pertanyaanku, Sayang," sahutnya seraya tersenyum miring.

Mata Aldrich sedikit melebar. "Kamu sudah tahu jawabanku, Cla Sayang."

Cla hendak membuka mulutnya.

"Baiklah. Aku akan mengulanginya nanti." Mata biru Aldrich menatap Cla penuh arti. "Sekarang, biarkan aku melakukan salah satu yang akan aku rindukan dan ini nggak bisa kita lakukan tanpa bertemu."

Paham dengan maksud suaminya, Cla mulai menggerakkan tangannya ke bahu Aldrich. Ketika Aldrich mengikis jarak di antara mereka, mata hitam Cla terpejam.

Aldrich tersenyum lembut lantas memejamkan matanya. Sedetik kemudian, ia menyatukan bibirnya dengan bibir Cla.

Dengan penuh perasaan, suami istri tersebut berciuman dengan lembut dan mesra.

Ucapan seorang Aldrich Cromwell selalu bisa dipegang. Buktinya, saat ini, tepat sebelum Aldrich, Brandon, dan Oliver masuk ke pintu keberangkatan, Aldrich kembali mengulang kata-katanya.

When We Are Young : Al & Cla (Young Marriage) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang