.
.
.
Happy reading~
"Kau memilih tempat yang bagus untuk melancarkan aksimu, cantik." Bisik Yuta disamping telinga wanita itu. Ia menyeringai tipis saat matanya bersitatap dengan mata merah yang sarat akan kepanikan dan kegelisahan yang kentara sekali terpancar dari sana. Memang tempat mereka berpijak sekarang lokasinya cukup strategis untuk tidak dilalui banyak orang. Didukung juga dengan mobil hitam yang menutupi mereka sehingga semuanya melebur dalam kegelapan.
"Aku ingin melontarkan beberapa pertanyaan denganmu." Ucap Yuta kembali. Wanita itu masih berusaha untuk melepaskan diri dari kekangan pria itu. Tidak mengindahkan perkataan dari pria di depannya itu.
"Apa kau yang meninggalkan jasad di gedung tua ujung jalan blok B itu?"
Sang wanita nampak terkejut dengan pernyataan Yuta barusan, namun detik kemudian ia menggelengkan kepalanya panik."Bukan! Itu bukan ulahku!"
"Terus itu ulah siapa? Apa kau kenal siapa orangnya? Apa kalian berburu mangsa secara individu atau berkelompok?" Pertanyaan beruntun ia lontarkan karena Yuta adalah tipe orang yang tidak suka berbasa basi seperti Jaehyun. Wanita itupun tidak menanggapi dan malah semakin memberontak yang mana membuat Yuta sedikit kewalahan menghadapi perlakuan wanita itu.
"Baiklah kalau kau tidak mau memberi tahu." Ucap Yuta sambil menghela nafasnya kasar, kesal karena ia tidak bisa menggali informasi lebih pada wanita itu.
"Terpaksa aku akan menjemput ajalmu malam ini juga, seperti yang dilakukan oleh kawananmu beberapa hari yang lalu." Ucap Yuta dengan nada dingin. Sontak wanita itu terkejut dan ingin berteriak sekencang-kencangnya agar siapapun yang berada di sekitar sana mendengar teriakannya. Namun usahanya telah diketahui lebih dahulu oleh Yuta dan pria itu pun langsung membekap mulut wanita itu dengan mulutnya sendiri tanpa ada niatan untuk menyalurkan nafsunya. Hal itu terpaksa ia lakukan karena kedua tangannya masih sibuk mengunci pergerakan dari wanita itu.
Perlahan namun pasti saat wanita itu sekiranya agak terbuai dengan ciuman kasar Yuta, ia perlahan-lahan mengeluarkan pedang kecil dari saku kanan celananya yang selalu ia bawa kemana-mana untuk berjaga-jaga. Sepersekian detik pedang itu sudah menancap di perut sang wanita hingga menimbulkan geraman tertahan yang berasal dari mulut wanita itu. Darah merembes keluar hingga mengotori kaos dan celana yang Yuta kenakan. Ia melepaskan pagutannya dari bibir wanita itu saat dirasa pergerakan wanita itu melemah. Mata merahnya meredup dan kulitnya memucat akibat banyaknya darah yang keluar dari perutnya.
Yuta dengan cepat mencabut pedangnya yang masih menancap di perut wanita itu hingga wanita itu seketika ambruk tak sadarkan diri di depan pria itu. Yuta pun segera mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Johnny tentang penemuannya malam ini. Setelah selesai ia segera mengecek isi mobil wanita itu kalau-kalau ada suatu petunjuk yang bisa ditemukan, namun nihil. Sepertinya mobil itu bukan milik dari wanita itu. Yuta pun menghembuskan nafasnya kasar sambil menatap ke arah wanita itu yang sudah menjadi jasad dan celananya yang sudah ternodai darah wanita itu bergantian.
"Gawat, kalau gw pulang dalam keadaan begini nanti orang salah sangka lagi" panik Yuta. Pikirannya sekarang sedang kacau sambil mengusak rambutnya kasar. Hingga ia pun terkejut saat berbalik ke belakang saat netranya melihat keberadaan seorang pria muda yang entah kapan sudah berdiri di samping tubuh wanita itu.
"Siapa?!" Tanya Yuta agak nyaring karena ia sekarang menyetel mode waspada jikalau pria didepannya itu merupakan komplotan dari wanita itu. Mendengar pertanyaan terlontar dari mulut Yuta, si pria itu pun mengeluarkan sesuatu dari dalam tas punggung yang ia sampirkan di bahu kanannya. Benda itu mengeluarkan cahaya, dan cahaya itu ia sorotkan ke wajahnya sendiri hingga nampaklah wajah si pria itu yang sedang tersenyum ke arah Yuta. Yuta pun mengerjap beberapa kali berusaha memfokuskan penglihatannya pada pria didepannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asterisk 2 || NCT WayV✓
Mystery / ThrillerDari ramainya hiruk pikuk kehidupan dunia ini, kau mungkin tidak mengetahui apapun tentang "mereka" atau bahkan tidak sadar bahwa "mereka" yang ku maksud berada di sekeliling kalian. Mengawasi "kalian" yang mempunyai kemampuan untuk melihat "mereka"...