34. Lintas kenangan

66 26 1
                                    



.



.



.



Happy reading~





Di atas langit, petir bergema saling bersahut-sahutan seolah tak ada habisnya. Awan petir bergulung-gulung menutupi cahaya matahari hingga tidak bisa lagi membedakan siang atau malam. Hujan lebat disertai badai kencang sedari tadi menjadi saksi bisu atas pembantaian bangsa setan pada hari itu.

Darah mengucur deras terbawa arus hujan, membuat tanah yang dipijak berubah menjadi merah.

Mayat bergelimpangan tak kenal dari bangsa setan atau para polisi asterisk. Semuanya menjadikan sebuah tragedi mengerikan yang tercetak jelas di ingatan siapapun yang melihat pemandangan tersebut.

Seorang pria bersurai perak tengah berusaha melawan para setan yang ingin menyerang pria di belakangnya. Suara benturan besi melebur di tengah derasnya rintikan air hujan.

Tak peduli penampilannya, tak peduli anggapan apa yang akan ia dapatkan oleh pria di belakangnya, tak peduli ia akan di cap pengkhianat oleh bangsanya, tak peduli ia akan dibunuh oleh polisi asterisk yang melihatnya. Yang terpenting saat ini adalah keselamatan nyawa sang senior yang sangat ia sayangi.

"Taeil Hyung! Sembunyi!"

Teriakan itu tak digubriskan oleh Taeil. Pendengarannya sudah tertutupi oleh kabut kesedihan yang luar biasa. Bagaimana orang yang dicintainya kini telah terbaring damai di tengah guyuran hujan tanpa terganggu.

"Moon Sujin.." satu nama terucap lirih dari kedua belah bibir yang sudah pucat menahan rasa dingin yang menggerogoti tulang.

Taeil masih belum percaya jika kekasihnya akan meregang nyawa tepat di hadapannya.

"Sujin.. seharusnya kau membiarkanku tercabik kuku tajam itu. Kenapa mesti dirimu.. KENAPA!!"

Taeil mencengkeram erat tangan dingin kekasihnya. Bersimpuh di tanah membiarkan darah dan tanah mengotori seragam polisinya.

"Bahkan kau tidak berpamitan padaku sebelum pergi! Aku mohon kembalilah!"

Pria bersurai perak itu melayangkan pedangnya tepat pada jantung lawan hingga robohlah setan terakhir yang ia hadapi.

Pria itu bergegas menuju tempat Taeil bersimpuh dan segera memeluk tubuh bergetar itu.

"Hyung, ayo sembunyi. Nanti para setan itu melihat kita akan sangat gawat nantinya." ujar pria itu sembari menarik lengan Taeil guna membawanya pergi dari medan pertarungan yang telah hancur tak berbentuk.

Namun Taeil segera menyentakkan tangannya kasar. Ia menatap nyalang ke arah wajah rupawan setan putih itu.

"Kau kenapa malah menyelamatkanku? Kita ini adalah musuh jika kau lupa!" teriaknya marah. Pria itu hanya memejamkan mata sambil berusaha memikirkan cara untuk membawa Taeil pergi dari tempat ini.

"Kau-" tunjuknya. "Beraninya menipu kami semua."

Pria itu menggenggam telunjuk yang mengacung ke depan wajahnya. "Aku punya alasan Hyung. Terserah Hyung akan menganggapku apa setelah ini, tapi yang pasti aku berbeda dari bangsaku. Anggapan tentang manusia sebagai makhluk yang dimangsa tak pernah sekalipun hinggap dalam pikiranku. Aku berbeda Hyung.."

Taeil masih kekeuh mempertahankan ketidakpercayaannya pada pria itu. "Bisakah aku memercayai kata-katamu?"

Pria itu mengangguk, "Tentu. Dan jaminannya adalah nyawaku. Hyung boleh membunuhku menggunakan pedang itu jika aku mengingkari kata-kataku." tunjuknya pada sebuah pedang yang masih terbalut selongsong di pinggang Taeil.

Asterisk 2 || NCT WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang