42. Last (End)

156 26 17
                                    






.




.




.






Semenjak kejadian itu, mental psikis Mark menjadi terganggu. Ia seringkali mencari-cari keberadaan Taeyong dan berakhir menangis histeris karena tidak mendapati keberadaan sang kakak. Mark juga kadang berhalusinasi melihat Taeyong duduk di sampingnya sambil tersenyum.

Karena keadaan seperti itulah, dengan saran Johnny, Jaehyun memasukkan Mark ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan kejiwaannya. Kegiatan sekolahnya terpaksa dihentikan sementara sampai Mark benar-benar pulih.

Para geng Dreamis Squad pun jelas kaget mendapati kabar jika salah satu teman mereka dirawat di rumah sakit karena mentalnya bermasalah. Johnny selaku orang yang bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Mark pun menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada anak-anak itu tanpa ada bumbu-bumbu tambahan.

Pun Doyoung dan Ten sudah tahu perihal Taeyong yang ternyata seorang dari bangsa setan dan penyebab matinya pria Lee itu. Sampai pada pemakaman jasad Taeyong secara terhormat sebagai anggota polisi asterisk terbaik pun, hanya Ten yang menangis hebat meratapi kepergian sang sahabat seperjuangan. Doyoung hanya masih tidak menyangka jika teman adu mulutnya selama ini akan pergi secepat ini.

Wasiat terakhir Taeyong masih disimpan dengan baik oleh Jaehyun. Dengan sabar menunggu Mark pulih, Jaehyun menempatkan dua petugas keamanan di rumah Mark supaya harta benda di dalam sana terjaga keamanannya.

Taeil, pria bermarga Moon itu tidak luput dari keterkejutannya mendengar berita bahwa Taeyong telah pergi. Kekhawatirannya bertambah kala mendengar jika sang adik kini dirawat di rumah sakit karena terkena gangguan kejiwaan yang cukup serius.

Maka dengan berbekal informasi yang diberikan oleh Jaehyun, Taeil rutin menjenguk Mark di ruangannya kala jam mengajar telah selesai.

Seperti sekarang ini, pria Moon itu duduk di kursi samping brankar Mark yang tengah terlelap dengan wajah damainya. Dapat ia lihat ada jejak air mata yang mengering di pipi tirus itu.

Ia paham betapa beratnya beban yang anak didiknya itu alami.

Jemari tangannya ia bawa mengusap surai hitam yang terasa kasar karena tak terawat dengan baik. Taeil rasa ia ingin menitikkan air matanya kala melihat kondisi Mark yang jauh dari kata baik-baik saja.

Bibir pucat, pipi tirus, rambut acak-acakan, serta tubuh yang hanya dibungkus oleh kulit saja. Benar-benar memprihatinkan.

Taeil menjauhkan tangannya kala melihat kening serupa camar itu mengkerut. Tak lama mata yang telah kehilangan binarnya itu terbuka dengan sorot sayu dan kosong.

"Ah, maaf ya. Apa bapak mengganggu tidurmu?"

Mark hanya diam menatap lekat wajah Taeil yang sering sekali dilihatnya jika ia pertama kali membuka mata.

"Siapa?" tanya Mark dengan suara seraknya. Taeil tersenyum, selalu seperti ini jika padanya- ah, mungkin pada semua orang yang pernah menjenguknya juga.

Kata dokter, ingatan Mark telah hilang sebagian, dan yang paling diingatnya sekarang ialah sosok sang kakak saja. Karena Taeyong lah sosok paling dekat dengannya. Berbeda dengan teman-temannya atau guru-guru di sekolah, apalagi polisi asterisk yang hanya beberapa kali bertemu, Mark melupakan wajah serta nama mereka, apalagi mengingat hal lain.

"Ini saya pak Taeil, guru matematikamu di sekolah."

Dapat terlihat bertambahnya lipatan pada dahinya tanda anak itu sedang berusaha mengingat.

Asterisk 2 || NCT WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang