22. Penyelamatan

141 30 1
                                    






.



.



.













Happy reading~



















Kedua pria bertubuh tinggi itu berjalan mengendap-endap menyusuri tembok pembatas gang dengan Johnny yang memimpin. Sulit untuk melihat di kegelapan malam. Kenapa mereka tidak menyalakan senter saja untuk menerangi jalan? Ini salah satu rencana Johnny, yaitu jangan gunakan penerangan apapun. Karena kalau mereka menggunakan penerangan maka posisi mereka akan mudah ditemukan oleh musuh.

Jaehyun mengeratkan genggamannya pada jaket kulit Johnny. Entah mengapa semakin mereka jauh memasuki gang itu, aura tidak nyaman terus berpendar menghantam dadanya. Ia sempat mendongak ke atas langit. Sang purnama samar-samar diselimuti oleh kabut abu-abu.

Gelap. Dingin. Sepi. Mencekam.

Itulah yang mereka rasakan selama perjalanan.

"Hyung..."

"Sebentar lagi Jae, suaranya semakin nyaring."

Bruk!

"Argh!"

Mereka seketika membeku ditempat.

"H-hyung.. s-suara apa tadi?" Tanya Jaehyun semakin was-was. Ia sudah keringat dingin sedari tadi. Tepat setelah Johnny menyelesaikan kalimatnya mereka dikejutkan dengan suara debuman dan teriakan seorang pria. Sampai-sampai tanah yang mereka pijak bergetar sedikit akibat debuman itu.

"Hyung, kita lanjut atau udahan nih?"

"Busyet, kata-katamu ambigu."

Johnny kembali melangkahkan kakinya dengan pelan dan hati-hati. Terpaksa Jaehyun mengikuti langkah pria di depannya ini. Samar-samar Johnny melihat empat titik merah dari kejauhan yang ia simpulkan itu merupakan ujung gang ini. Semakin melangkah maka titik merah itu semakin jelas. Johnny dapat melihat itu adalah mata para setan itu yang sedang bergerak kesana kemari dengan cepat.

"Ada pertarungan?"

Johnny menoleh ke belakang, rupanya Jaehyun juga menyadari hal itu.

"Sepertinya begitu. Ada tiga orang disana, satunya manusia biasa. Kita harus menyelamatkan orang itu dulu." Ucap Johnny setengah berbisik setelah samar-samar melihat bayangan seseorang yang sedang dikeroyok oleh dua makhluk bermata merah itu. Ia kemudian menyiapkan senjata yang selalu ia bawa kemana-mana. Sebuah pedang perak kecil dengan gagangnya terukir sebuah bunga seperti bunga yang ditanam di pekarangan rumah Taeyong, dan dibawah ukiran bunga itu terdapat tulisan kanji Jepang yang hanya Yuta lah yang bisa membacanya.

"Jae, tembakkan peluru ke arah dua pasang mata merah itu."

Jaehyun seketika melotot mendengar perintah Johnny barusan. Gila, menembak ditengah kegelapan seperti ini? Dia bukan burung hantu kalau Johnny tahu.

"Kau gila hyung! Bagaimana kalau tembakanku melesat?" Protes Jaehyun.

"Lakukan saja perintahku Jung!"

Dengan sangat terpaksa Jaehyun membidikkan pistolnya ke arah dua pasang mata merah yang bergerak-gerak dengan lincah di kegelapan malam. Berbekal perkiraan dan insting yang ia punya, pelatuk tertarik oleh jari telunjuknya.

Dor!

Dor!

Dua peluru diluncurkan dan mengagetkan ketiga pria yang sedang bertarung itu. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, seseorang yang menjadi korban keroyokan itu dengan kekuatan yang tersisa ia menendang selangkangan salah satu pria yang berdiri paling dekat dengannya.

Asterisk 2 || NCT WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang