35. Bertamu

64 23 1
                                    






.





.






.











"Jae.."

"Woy Jaehyun!"

Si empu nama terlonjak dalam duduknya. Pria itu menoleh mendapati rekan kerjanya, Ten, sedang menatapnya dengan pandangan heran. Rupanya Jaehyun tak sadar sudah melamun lama di sofa ruangan Johnny.

"Kalau pikiranmu tidak sedang berada di tempat, lebih baik kau pulang saja Jae." ucap Johnny tanpa mengalihkan pandangannya pada layar komputer di depannya.

"Tidak Hyung, aku sudah tak apa."

Yuta yang sedari tadi duduk di depannya menatap curiga ke arah pria bongsor itu. "Melamunkan apa sih? Si Sungchan? Kan sudah aku bilang Shotaro yang jagain."

Jaehyun menggeleng, "Bukan itu Hyung.."

"Terus?"

Pria itu menghela nafas, "Kemampuan kita ini.. apakah pernah salah ketika mendeteksi para setan itu?"

"Hah? Gak ngerti aku Jae." ujar Yuta sambil menggaruk-garuk kepalanya yang gatal. Ia merampas air mineral di tangan Ten yang kebetulan melintas di sampingnya hendak menghampiri Doyoung yang tengah disibukkan dengan beberapa lembar laporan di mejanya.

Pukulan kencang di dahi pria Jepang itu sebagai hadiah setelah Ten berbalik mengambil lagi air mineral di kardus samping meja arsip.

"Ya.. kayak aku melihat orang yang kukira bangsa setan, tapi ternyata dia seorang manusia biasa, gitu.."

"Mana kutau, aku kan asterisk peraba." Yuta mengangkat bahunya acuh. Jaehyun memberenggut kesal dengan jawaban tak membantu dari seniornya itu.

Johnny yang diam-diam menyimak pembicaraan itu pun bersuara, "Memangnya kau mengalami hal itu Jae?"

Jaehyun mengangguk semangat. Setidaknya Johnny lebih bermutu ketimbang Yuta.

"Kapan dan dengan siapa?"

Jaehyun jadi agak ragu ingin memberitahukan. Pasalnya ia pun ragu dengan penglihatannya malam itu. Malam dimana ia melihat Taeyong menyelamatkan Jeno dan Sungchan. Sepersekian detik mata pria Lee itu sedikit berkilat merah teterpa cahaya lampu mobil. Dan Jaehyun rasa dirinya tidak salah mengenali jika pria itu adalah seorang..

"Woy, kok ngelamun lagi?"

Jaehyun tersentak untuk yang kedua kalinya. Johnny dan Yuta terlihat menanti jawabannya. Karena ragu, pada akhirnya dia menggelengkan kepalanya.

"Tidak Hyung. Aku masih belum bisa memberitahukan hal ini pada kalian sebelum aku memastikan sendiri."

"Idih main rahasiaan." Ten mencibir sembari meminum air mineral di tangannya.

Johnny kembali fokus pada layar komputer. Baguslah pria itu langsung sadar diri sebelum melontarkan asumsi yang belum memiliki kepastian.

Ingat, hanya ada kebenaran disertai bukti yang dapat diterima di lingkungan polisi.






***






Mark terbangun kala telinganya menangkap suara gaduh dari luar. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk memfokuskan penglihatannya. Menoleh ke samping tempat hyungnya masih terlelap karena kelelahan menangis. Rupanya ia ikut tertidur juga bersama sang kakak sambil berpelukan.

"Eh kok gelap?"

Mark menatap ke arah jendela kamar Taeyong yang masih terbuka. Seketika ia melotot kala melihat langit sudah berganti malam dan suara gaduh yang ia dengar berasal dari rintik hujan yang lumayan deras menghantam permukaan atap.

Asterisk 2 || NCT WayV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang