28. Memories

550 58 18
                                    

Spesial part, vote sebelum membaca yups, ehe..

Enjoy!

.
.
.
.
.

Zhong Kiara sempat selamat kecelakaan peswat?

Fakta pembunuhan Zhong Kiara tujuh tahun silam.

Inilah sosok pembunuh istri Zhong Chenle.

Sudah ditangkap, pembunuh Zhong Kiara divonis penjara seumur hidup.

Satu bulan berlalu, Zhong Chenle setia bungkam?

Suasana duka pemakaman putri tunggal Zhong Chenle. Simak beritanya.

Chenle menghela napas, air matanya setia terjun membasahi pipi. Sudah satu bulan berlau putrinya meninggal menjadi korban tembakan dan pembunuhan Zhang Hanhan.

Chenle begitu terpuruk, Zi Han benar, sangat sakit sekali ketika kehilangan orang yang paling dicintai dalam hidup ini. Rasanya Chenle tidak punya gairah hidup, selama itu pula Chenle tak kembali ke perusahaan. Akhirnya Zhong Group diambil alih Zhong Xiera sementara waktu sampai keadaan baik-baik saja.

Chenle terus saja menolak media yang datang ke mansion untuk mewawancarainya. Chenle seakaan terluka parah ketika ia menceritakan kronologis kematian istri dan anak perempuannya.

Media pun tak surut-surut membahas kebenaran kematian Kiara dan kematian putrinya, padahal sudah sebulan berlalu.

Sekarang pria itu duduk di sofa kamarnya, merenung.

“Mama sudah tidak ada, sayang. Yangzi tidak boleh sedih, ya?”

“Huum, Baba! Nainai bilang, Zizi tidak boleh menangis dan harus terus mendoakan Mama. Nanti kalau Zizi menangis, Mama tidak bahagia di surga.”

Chenle tersenyum tipis mengingatnya. Putrinya begitu tegar walaupun saat itu usianya masih sepuluh tahun.

“Zizi kangen Mama, tapi Zizi tidak boleh sedih. Ayuk kita ke makam Mama, Ba!”

Air mata Chenle kembali menetes, senyumnya belum luntur.

“Zizi tau kalo Baba rindu Mama, Zizi pun juga gitu. Setiap hari, sampai kapanpun, sampai akhir hayat Zizi, Zizi akan selalu merindukan Mama.”

Tapi, jangan mentang-mentang Zizi bilang gini, Baba berniat menikah lagi. Zizi nggak pernah ikhlas!”

Chenle tertawa kecil, mengusap air mata yang terus mengalir di pipi.

“Kehadiran mereka itu nggak penting di sana, nanti kalau nyusahin kamu gimana?”

“Ba, Zizi itu nggak pernah disusahin sama mereka, mereka adik Zizi. Dari dulu Zizi mau punya adik, tapi Zizi harus ngerti keadaan Baba yang memang mencintai Mama dan nggak akan berpaling dari Mama walaupun Mama sudah pergi jauh. Zizi nggak mau paksa Baba menikah lagi, Zizi pun  nggak akan mau punya Mama baru. Mama Zizi cuma Mama Kiara sampai kapanpun.”

“Mereka itu bukan sesuatu yang dianggap nggak penting. Ba, sesuatu yang nggak penting bagi Baba, pasti suatu saat akan Baba butuhkan,”

Chenle tersenyum tipis, anaknya benar. Sesuatu yang kita anggap tidak penting saat ini, pasti suatu saat akan kita butuhkan. Chenle merasakannya, dia benar-benar membutuhkan Zaza dan Jojo di sampingnya.

Saat melihat senyum anak kembar itu, Chenle seperti melihat senyum putrinya, seakan ada jiwa Yangzi di dalam tubuh si kembar. Yangzi benar, Chenle harus belajar menyayangi si kembar sebagaimana anaknya sendiri.

Zaza dan Jojo sangat terpuruk dan sedih atas kematian kakak sambung mereka. Si kembar sampai tidak mau pulang dan ingin tidur di makam Yangzi.

“Zaza di sini aja, temenin Jiejie. Kasihan Jiejie sendirian.” ucapan serta tangis pilu Zaza memenuhi pemakaman saat itu.

“Jojo janji akan belajar merangkai bunga dengan Zaza dan Ayi Er. Nanti kalau sudah jadi, Jojo akan kasih ke Jiejie, ya.” Jojo mengelus nisan makam Yangzi, Kepalanya ia rebahkan ke sisi makam.

Si kembar benar-benar merasa kehilangan.

Chenle tersadar, seharusnya ia tak sekeras kepala ini. Seharusnya Chenle tidak menghalangi kebahagiaan orang lain, tidak menghalangi kebahagiaan adiknya. Sekarang Chenle benar-benar kehilangan semua perempuan yang berarti dalam hidupnya.

Adiknya, Istrinya, dan Putrinya.

Seharusnya Chenle tidak terlalu mempersulit keadaan, kalau memang dia seperti itu pasti ketiga perempuan yang sangat ia sayangi tetap hidup dan bahagia dengannya sampai sekarang.

Nemun, penyesalan tinggallah penyesalan. Chenle sudah tidak bisa lagi. Dia memang punya kuasa dan banyak uang, tetapi itu tidak ada gunanya jika berurusan dengan Tuhan.

Sekarang Chenle hanya perlu menjaga hartanya yang tersisa. Harta yang tersisa saat ini hanyalah adalah Zaza dan Jojo.

Chenle yakin, dengan terjadinya ini semua bukanlah akhir dari hidupnya. Hidup Chenle masih panjang, ia masih punya Kakek, Tante dan sepupu yang akan mendukung dan merengkuhnya.

Chan Lua, Kiara dan Yangzi memang sudah tiada di dunia ini, tetapi mereka tetap duduk dan punya ruang masing-masing di hati Chenle.

Semua tinggal kenangan...

——TAMAT——

Yuhuuu akhirnya tamat!!!

Saya menyelesaikan 2 part dalam sehari loh:D

Rekor nih ahaha.

Mohonmaaf ya kalau alurnya ga sesuai ekspetasi kalian. Karena yang di book 1 kemarin happy ending, jadi di book 2 ini saya bikin sad ending.

Hahaha, katakanlah saya jahat:v

Jangan hujat saya, ya.

Makasih buat kalian yang sudah setia baca dan mendukung cerita ini. Makasih atas semua komen kalian yang bikin saya semangat, makasih juga atas kebaikannya dibikinin cover
╥﹏╥

Cerita ini udah selesai, see you di cerita selanjutnya. Babai!

Jember, 31 Januari 2021.

Zhong Chenle: His Daughter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang