“Mana gadis nakal itu?” seorang wanita dewasa dengan setelan kantor mendekat kepada Hanhan yang berdiri bosan di depan pintu kamar mandi.
Hanhan menggerakkan kepalanya menunjuk daun pintu berwarna putih di sampingnya. “Menuntaskan panggilan alam,” ujar Hanhan singkat. Remaja itu menatap muak wanita dengan lipstik merah darah dengan alis tebal di depannya, membenci wanita bucin dan gila harta yang hanya bisa memerintah saja itu.
Mata wanita itu menyipit. “Kamu biarkan sendiri?”
“Ya.”
“Dasar bodoh!” wanita antagonis itu melotot marah, menarik tali hoodie Hanhan.
“Kamu yang gila! Mana mungkin aku melihatnya membuang hajat.”
“Lepaskan anakku! Kamu tidak berhak menghakiminya, dia bahkan bekerja lebih baik darimu, Maria.” Zhang Zi Han datang, menepis kasar tangan putih yang menarik tali hoodie putranya.
Maria mendengus, mendekati sofa di tengah ruangan dan mulai duduk di sana. Ya benar, dia Maria Da Licia sekretaris Zhong Chenle. Wanita yang ingin menguasai kekayaan Chenle, memutuskan bekerja sama dengan Zhang Zi Han dan putranya dengan tujuan paling utama membunuh Zhong Yangzi.
“Sekali lagi, kamu dilarang keras memaki bodoh anakku. Memangnya kamu sudah sehebat apa? Membereskan Yangzi saja tidak becus, malah kamu sendiri yang masuk dalam jebakan gadis itu,” ujar Zi Han sarkas dan itu disambut tatapan jengah Maria.
“Kamu lebih bodoh dari putraku,” lanjut Zi Han.
“Cukup! Aku hanya memakinya sekali, dan kamu sekarang membalas lebih!” bentak Maria sewot. Wanita itu menatap tajam Zi Han dan mengatur napasnya yang tak beraturan karena marah.
“Memang benar kan? Sudah tau diri sendiri alergi seafood, tapi kamu tetap memakannya. Tertipu dengan tulisan pengirim atas nama bosmu, kurang bodoh apalagi kamu, hm?”
“Aku tidak yakin kalau kamu benar-benar seorang sekretaris.” ucapan terakhir ini disambut tawa menggelegar Hanhan yang masih setia berdiri di depan pintu kamar mandi ruangan itu. Sementara Maria melotot tajam tidak terima dengan makian partnernya.
“Sialan!” umpatnya.
Hening sesaat, sampai Maria mengingat sesuatu. “Hanhan, apa tadi Yangzi menggunakan kalung bulat berwarna hijau?” tanyanya.
Terlihat Hanhan yang sedang mengingat-ingat. “Ah, ya, kalung itu lumayan cantik, kalung mahal pastinya,” celetuknya.
Sontak Maria langsung berdiri dari duduknya, berbalik dan berjalan cepat menghampiri Hanhan dengan wajah garang. “Zi Han, kali ini putramu benar-benar bodoh!” teriak Maria kemudian.
Hanhan mengernyit. “Apa lagi, sih? Jangan terlalu ribet, dasar wanita tua!” cerca Hanhan. Oh, ayolah, telinganya panas ketika Maria terus marah-marah, bossy sekali penjahat amatiran itu.
“Kalung itu dilengkapi GPS yang tersambung langsung dengan Zhong Chenle!”
“Jangan sok tau, aku lelah menghadapi kepayahanmu,” timpal Zi Han. Pria dewasa itu menggantikan Maria duduk di sofa.
“Aku yang memesankan kalung itu menjelang ulang tahun Yangzi tahun lalu! Ah, sialan, cepat keluarkan gadis itu dari kamar mandi,” titah Maria yang langsung dikerjakan oleh Hanhan.
Hanhan membuka pintu keras-keras, di baliknya berdirilah Yangzi dengan wajah polos dan bingungnya. Tanpa menunggu lama, Hanhan menyentak kalung dari leher Yangzi, kulit putihnya memerah.
“Sialan, kalungnya hidup! Haha, cukup pintar juga kamu, ya.” setelah itu Hanhan membanting kalung Yangzi dan menginjak-injak sampai hancur tak terbentuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhong Chenle: His Daughter ✔
Fanfic[SEQUEL of PRESIDEN CHENLE]. Follow sebelum membaca. Punya jempol? Vote!:) "Ba, aku mau punya adik kembar." "Hah? Kamu nyuruh Baba nikah lagi?" "IH BABA! GATEL BANGET SIH, UDAH PUNYA ANAK SATU JUGA!" Ketika Chenle menghadapi cerminannya sendiri. ***...