07

491 90 24
                                    

Xiaojun mengusap perutnya yang sudah terisi penuh, berjalan santai menuju tempat dimana ia meninggalkan Yangzi tadi. Setelah sampai disana Xiaojun melotot kaget, ponakan polosnya hilang! Sontak ia menyorot ke sekelilingnya, berharap menemukan sosok Yangzi.

"Haduhhh, ditinggal bentar dah ilang. Mana badannya kecil lagi, susah dicarinya." Xiaojun menggerutu sebal, ia mendekat kepada sang pemilik toko arloji brand ternama. Tempat Yangzi berbincang dengan laki-laki pilihannya tadi.

"Mas, ada liat anak kira-kira tingginya segini," Xiaojun mulai bertanya, ia memperkira tinggi tubuh Yangzi. "Rambutnya digerai agak kecoklatan." sambungnya.

"Oh, yang pakai cardigan denim warna biru itu ya, Pak?" Xiaojun menjentikkan jarinya.

"Nah iya itu. Kira-kira kemana ya, Mas?" sekali lagi dia bertanya. Ah, si Masnya lama bener tinggal ngomong Yangzi jalan kearah mana.

"Tadi sih sama cowok ke arah sana, Pak." si Masnya menunjuk ke arah pintu keluar mall. Kebetulan toko arloji dengan brand ternama ini letaknya dekat dengan pintu keluar mall.

"Oke, Mas. Makasih." Xiaojun berlari keluar dari mall, segera ia mengelilingi area parkir luar demi menemukan si polos Yangzi. Hah, kalau ketahuan Chenle si Yangzi hilang pasti besoknya Xiaojun sudah tidur dibawah jembatan.

Di sisi lain, Yangzi berusaha menarik tangannya yang dicekal Fan lan. Yangzi marah besar, beraninya cowok miskin itu memaksa dirinya pergi bersama. Apalagi Fan lan menariknya kasar, cowok macam apa itu?

"Ih Fan lan, lepasin! Zizi laporin ke Baba nih!" alih-alih mengancam, Yangzi menoleh kearah sekitar berharap sang Bobo Dejun menyelamatkannya.

"Sudah ikut aja, aku antar kamu pulang! Lagian anak kecil kayak kamu nggak boleh jalan sendirian di mall." Yangzi melototkan matanya, dasar orang miskin, berani mencela putri dari Zhong Chenle.

"Ih, Zizi bukan anak kecil! Dasar orang miskin!" Yangzi berhasil melepas cekalan Fan lan, ia memberi bonus pukulan ke bahu laki-laki itu.

Tanpa kata, Fan lan memaksa Yangzi untuk duduk di kursi penumpang samping kemudi. Namun sebelum menutup pintu, Yangzi terlebih dahulu menahannya. "Setelah ketahuan mau maling arloji mahal, sekarang kamu malah mau maling mobil orang? Minggir ah! Aku nggak mau naik mobil hasil curian." sekali hentakan Yangzi berhasil keluar dari mobil itu dan memasang ancang-ancang untuk kabur.

Tidak dapat dicegah, Fan lan bergerak cepat meraih lengan Yangzi dan menguncinya. "Aku anter pulang dan nggak ada penolakan!"

"Ih lepasin! Nggak usah sok peduli, kamu mau culik aku kan?" sudah banyak tuduhan Yangzi untuk Fan lan, akhirnya cowok itu tidak tahan dan membekap mulut ember Yangzi.

"Diam! Pertama, aku nggak ada niatan maling arloji, aku mau beli tahu! Kedua, ini bukan mobil curian, ini mobilku! Ketiga, aku nggak culik kamu, aku cuma mau antar pulang. Paham?" Yangzi berusaha memberontak dalam dekapan plus bekapan Fan lan, ia terus bergumam tidak jelas dalam bekapan itu.

Fan lan hampir berhasil memasukkan tubuh kecil Yangzi ke dalam mobil, namun harus tertahan ketika seruan seseorang tertuju kepadanya. Lantas Fan lan menoleh ke asal suara, ia mengernyitkan dahi setelah tahu bahwa tidak mengenal laki-laki dewasa yang memanggilnya.

"Heh, lepasin dia! Kamu apain keponakan saya hah?" Fan lan membelak, kemudian langsung melepaskan Yangzi yang nyaris kehabisan napas.

"Bo, Zizi mau diculik sama orang miskin ini." tuduh Yangzi seraya mengatur napasnya.

"Oh, jangan-jangan kamu mau lecehin keponakan saya ya? Dasar cabul!" teriak Xiaojun murka. Jelaslah marah besar, ia nyaris miskin kalau saja Yangzi menghilang.

Zhong Chenle: His Daughter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang