24

236 42 5
                                    

Keesokannya, meskipun dengan bantuan para Bobo, Yangzi tidak berhasil membuat Babanya buka mulut. Sekeras kepala apapun Yangzi, masih lebih keras kepala lagi Chenle. Kalau tidak, ya, tidak!

Chenle akan luluh jika Yangzi pergi dari rumah. Apakah harus? Tapi Yangzi sudah mempertimbangkannya, cara itu tidak efektif. Pergi dari rumah hanya bisa mengulur waktu, sedangkan Yangzi sudah merasa hidupnya tidak akan tenang saat ini. Sampai sosok Chan Lua terbongkar, semua akan selesai, Yangzi bisa hidup tenang lagi.

Kelas satu dan dua diliburkan, seminggu kedepan siswa-siswi Zhong Dai tahun terakhir melaksanakan ujian akhir mereka. Yangzi akan memanfaatkan waktu seminggu itu untuk membongkar segala rahasia keluarga Zhong yang belum ia tahu.

Sudah satu bulan kakek Xinle belum kembali dari berobatnya ke luar negeri, sisanya sibuk dengan urusan sekolah dan perusahaan, hanya tersisa pelayan di mansion. Selepas dari Zhong Group untuk membujuk Chenle, tapi sayangnya tidak berhasil, Yangzi langsung pulang ke mansion. Mengambil foto Zhong Chan Lua, lalu berencana menanyakan sosok Chan Lua ke beberapa teman dekat Chenle.

Yangzi berangkat dengan supir, Babanya tidak mengizinkan Yangzi pergi sendiri, dunia luar sedang mengejar kematiannya kata Chenle.

“Ke kediaman Gu!” seru Yangzi.

“Nona yakin? Apa tuan Chenle mengizinkan?” mungkin selain khawatir, sang supir pribadi Yangzi bertujuan mencairkan suasana mobil yang tiba-tiba mencekam ini. Sang supir merasakan perbedaan dari nona mudanya.

“Zizi sudah besar, jadi kemanapun Zizi pergi Baba nggak perlu tau, dan nggak perlu mempermasalahkan selagi itu nggak membahayakan diri Zizi. Lagi pula Zizi kan sudah pergi di antar pak supir, sekarang segera antarkan Zizi ke sana.”

Lama hening, sampai kemudian sang supir buka suara lagi. “Nona kenapa? Tidak ceria seperti biasanya,” ujar pak supir.

Sempat terdiam, namun Yangzi tak berniat menjawab pertanyaan pak supir, ia malah bertanya balik. “Pak supir tau tentang Zhong Chan Lua?”

“Zhong Chan Lua? Siapa itu? Apa adik adopsi baru nona Yangzi?” Yangzi berdecak, apakah pelayan di mansionnya tidak tahu siapa itu Chan Lua? Hanya Po Ai yang tahu, dan ketika ditanya lagi Po Ai malah ikut tutup mulut.

Yangzi yakin Babanya mengancam Po Ai. Dasar tukang ancam!

Yangzi mengubah pertanyaannya. “Pak supir kerja di mansion mulai kapan?”

“Sejak nona Yangzi lahir, lumayan lama juga.” setelah itu Yangzi hanya ber oh ria.

Sampai di rumah Fan lan, Zizi langsung memencet bel di luar pagar tak sabaran. Tak lama gerbang dibuka oleh penjaga rumah, lalu Yangzi diizinkan masuk.

Fan lan menyambutnya dengan wajah datar, di sana juga ada ayah Fan lan dan ibunya juga. Oh, mungkin Fan lan marah karena Yangzi mengganggu family time keluarga kecil itu.

“Ada keperluan apa sama aku?” tanpa basa-basi, setelah dipersilahkan duduk di sofa empuk ruang tamu, Fan lan langsung bertanya ke inti.

Yangzi berdecak, “Zizi nggak ada keperluan sama kamu, tapi sama ayah kamu.”

Mungkin kedua orang tua Fan lan mendengarnya, mereka datang dengan sendirinya. Duduk berhadapan dengan Yangzi dan mengulas senyum.

“Umm ... Bobo Hendery pernah cerita kalau hng—” Yangzi melirik ke sana kemari tak tentu arah, ia bingung harus panggil apa kepada Ayah Fan lan.

Ayah Fan lan terkekeh, “Panggil Bobo aja,” ujar beliau kemudian.

Yangzi tersenyum kikuk. “—kalau Bobo Gu itu teman kampus Baba. Zizi mau tanya juga, apa Bobo tau Zhong Chan Lua?” Bobo Gu hanya merespon bingung, alisnya bertaut mencoba mengingat sesuatu tentang Zhong Chan Lua. Namun, berbeda lagi dengan ekspresi ibu Fan lan, beliau terkejut.

Zhong Chenle: His Daughter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang