19

280 52 10
                                    

Minggu depan ulang tahun Zhong Dai, sekolah dan anggota osis merencanakan beberapa perlombaan dan pensi di sesi akhir. So far, lima perlombaan yang sudah mereka sepakati, pertama adalah lomba menghias kelas, di sini paling mengandalkan kreatifitas murid. Kedua, lomba cerdas cermat antar kelas, setiap tingkatan kelas dipisah. Ketiga, lomba debat bahasa Inggris, ini bahasa internasional yang harusnya sudah dikuasai dengan baik oleh seluruh siswa Zhong Dai, maka para osis menjadikannya perlombaan untuk mengetahui sejauh mana para siswa menguasainya. Keempat lomba sains antar kelas, untuk yang satu ini semua tingkatan kelas digabungkan. Terakhir adalah lomba non-akademik, yaitu pertandingan basket dengan sekolah lain, Zhong Dai mengundang Zhang's Highschool sebagai tamu undangan untuk ikut serta memeriahkan ulang tahun Zhong Dai, tim basket Zhong Dai akan melawan tim basket Zhang's Highschool nantinya.

Semua tahu jika direktur kedua sekolah tersebut memiliki skandal, bahkan permusuhan ini bukan permusuhan biasa. Namun, mereka tetap mengutamakan formalitas, maka dengan keberatan Chenle menyetujui. Xiaojun dan Hendery sudah memperingati Chenle untuk tidak gegabah mengambil keputusan itu, bahkan mereka sendiri rela datang ke satu-persatu sekolah untuk menjadi tamu undangan. Tetapi mereka melupakan sifat Zhong Chenle, mereka tidak akan bisa mengalahkan sifat keras kepalanya.

Mereka bertiga belum tahu sejauh mana Zhang Zihan bertindak, tapi mereka lebih memperketat keamanan saat perlombaan nanti dengan menurunkan langsung aparat keamanan negara. Zhang Zihan punya seribu cara licik, dan syukurnya tidak pernah berhasil, tapi tidak ada salahnya kan berjaga-jaga?

Kelas Yangzi sudah berunding tadi, mereka akan membuat kelas dipenuhi dengan kerlipan warnah gold dan silver, mereka mengusung tema fancy kali ini. Rencananya mereka akan memasang foto-foto mereka dengan mencantumkan nama dan diletakkan menjadi satu dalam pigura gold berukuran jumbo.

Pada saat itu otak cerdas Yangzi begitu cepat bekerja, dia mengusulkan ide agar piguranya memakai pigura dengan corak khas Zhong. Artinya, mereka akan menggunakan pigura limited edition, tentunya hanya keluarga Zhong yang punya. Corak yang selalu keluarga Zhong pakai untuk barang mereka, seperti pigura untuk foto para mendiang keluarga dan foto keluarga besar, selain itu juga mereka pakai di batu nisan makam para mendiang keluarga. Corak itu juga dapat ditemukan di pintu yang ada di kediaman Zhong, tepian plat nomor seri kendaraan keluarga Zhong, pilar-pilar mansion keluarga Zhong dan logo Zhong Dai.

Entah kakek buyut yang mana pencetusnya dan intinya ini keren, bebas bagi mereka para sultan.

Yangzi sudah meminta izin dan syukurnya diperbolehkan, saat ini dia sendirian di mansion, kakek Xinle keluar untuk mendatangi undangan perjamuan para pejabat kelas atas yang bertujuan mempererat tali persaudaraan.

Po Ai sedang sibuk di dapur, memasak untuk dinner malam nanti. Yangzi menuju ruang bawah tanah, dimana ruangan itu dipenuhi dengan barang-barang antik dan barang-barang yang hanya keluarga Zhong miliki, termasuk pigura dengan corak khas Zhong. Ruangan itu sangat dijaga ketat keamannya, bahkan di pintu masuknya disediakan alat sensor yang sudah diatur agar hanya keluarga Zhong yang bisa masuk, bahkan para bodyguard dan pelayan tidak bisa masuk, kecuali Po Ai yang sudah sangat dipercaya keluarga Zhong.

Yangzi sudah masuk dan mencari keberadaan piguranya, tidak lama berkeliling dia sudah menemukannya. Gadis itu bertepuk tangan riang, pigura itu memang besar tapi Yangzi masih bisa mengangkatnya. Yangzi sudah menjatuhkan pilihannya dan berancang-ancang mengangkat benda itu. Namun, sialnya kain merah yang menutupi didinding di depan Yangzi menutupi sebelah matanya sehingga ia merasa terganggu.

Yangzi kembali berdiri tegak, berkacak pinggang dan menggerutu sebal. Tangan Yangzi sudah menyentuh ujung kainnya, hendak melepaskan kain merah itu dari dinding. Awalnya Yangzi kira itu hanyalah digunakan sebagai hiasan, namun saat ia berhasil menariknya dan kain itu tidak menutupi dinding lagi, ia berteriak keras, terkejut bukan main.

Zhong Chenle: His Daughter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang