####CERITA INI ADALAH SEQUEL DARI MY CRAZY BOSS###
##TEXEIRIA SERIES 2##
AREA DEWASA (21++)
BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN
Namira clarita Teixeiria adalah putri Aira stania, putri tiri Alex Teixeiria.
Ia memiliki mimpi sendiri hingga ia ikut bergabu...
Maaf keterlambatan Upnya karna kesibukan jadi terbengklai ni Novel. . .
Enjoy Reading .. .
"Aku tunggu kau di kantor besok pagi" Tanpa menunggu jawaban Claryta lelaki itu melenggang pergi menuju keluar pintu.
Claryta ikut beranjak, dia berjalan cepat menuju pintu untuk melihat bossnya, Enzo sudah turun dari tangga bahkan bunyi sepatu yang berlari terdengar jelas di pendengaranya. Pasti terjadi suatu masalah yang besar hingga lelaki itu terburu-buru pergi.
"Nollan, kita ikuti dia..!" teriak Claryta pada Nolla"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Roma-Itali 23.00 pm
Mobil bugatti bewarna hitam gelap itu membelah jalanan kota dengan kecepatan penuh, sang pengemudi mengeratkan peganganya pada setir denga kuat, Kedua matanya menajam memandang jalanan yang masih di di penuhi oleh kendaraan. Meski waktu hampir tengah malan jalan kota Roma masih terlihat padat dengan berbagai kendaraan.
Kuda besi bewarna hitam gelap itu menyalip kendaran lainya dengan begitu lihai. Selang 15 menit melakukan perjalan mobil itu berhenti di depan gedung tinggi yang terlihat megah.
Sepasang sepatu bewarna hitam mengkilap keluar dari mobil, langkahnya terlihat lebar memasuki gedung tinggi di depanya.
Ia menekan lift, setelah pintu lift terbuka, tubuh tegapnya langsung memasuki lift dan menekan angka 42.
Tingg....
Bunyi lift berdeting dan pintu terbuka pertanda sampai di tempat tujuan. Tubuh tegap lelaki itu keluar dari lift dengan kedua tangan berada di saku celana.
Rahangya mengeras ketika pandanganya langsung bertemu dua pria bertubuh tinggi dan tegap sedang berdiri di depan kamar dengan no 2588.
"Kau sudah datang?"
Bukanya jawaban yang di dapat tapi bogem mentah tepat di rahang pria itu dan pria satunya.
Kedua pria itu mengumpat keras karna pukulan itu cukup menyakiti rahang mereka.
Shiiiittt....
"Percuma tubuh besar kalian jika mengawasi seorang wanita saja tak becus" Enzo menatap datar dua sahabatnya yang terlihat kesal karna pukulan darinya.
Tony menghembuskan nafas kasar mencoba mengontrol emosi. "Kita hanya meninggalkanya sebentar, dan kejadian itu begitu cepat"
Padahal tempat itu sudah di jaga dengan begitu banyak pengawal tapi ketika kembali semua orang pingsang karna menghirup gas beracun. Tony tak meyangka jika mereka begitu cerdik.
