SMI Chapter 60

4.8K 223 179
                                    

Selamat malam? Bagaimana kabarnya?

Babank hadir, ayo ramaikan!! selamat membaca.

...

..

Jaket kulit bewarna hitam dan celana senada membalut tubuh rampingnya, kedua tangan begitu terampil ketika mengikat sepatu boot. Rambut panjang diikat ekor kuda agar tak menyulitkan pergerakan. Satu masker serta topi melengkapi penampilannya kini. Sudut mata melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 03.00 siang hari.

Bergegas berlari menuju mobil jeep hitam yang terpangkir di garasi mansion terhubung jalan lain menuju hutan bukan lagi depan agar tak ada orang yang tahu kepergiannya. Siang ini matahari begitu terik jari lentik itu meraih kacamat di dashbord memakainya untuk melindungi silau.

Kuda besi yang dinaiki melaju dengan kecepatan penuh menembus jalan yang lumayan sepi. Setelah memastikan titik yang dituju  mengehentikan mobil di tepi jalan. Menghubungi seorang melaui gawei. Tempat ini sangat tepat untuk melumpuhkan mereka. Jalan depan tak jauh darinya terdapat belokan menikung jika mobil itu berbelok maka mereka takkan sempat untuk memutar kemudi.

Sudut bibirnya tertarik keatas, meraih pistol yang sudah disiapkan. Membuka tempat selongsong guna memastikan butiran besi  itu memenuhi wadahnya. Setelah semua kesiapan sempurna iapun membuka pintu mobil berdiri di tengah jalan dan mengacungkan moncong pistol ke depan bersiap menyambut sang target. Jalanan ini sudah dipastikan sepi sebab itulah ia berani melakukan hal nekat seperti ini.

Pegangan dipistol semakin mengerat siap memutahkan timah panas dari wadahnya, ia sudah tak sabar memberi kejutan pada mereka. Jika mereka bisa lolos dengan mudah itu adalah suatu kesalahan besar karna ia takkan membiarkan permainan ini menjadi mudah.

Mereka terkenal gila, tapi jangan lupakan seorang Teixeira bisa lebih tak waras darinya.

Sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, menghitung mundur dalam hati.

Tiga, dua, dan klak disusul suara letusan, dooor.

Suara pelatuk ditarik ketika sebuah mobil bewarna hitam terlihat melewati tikungan tentu butiran besi itu melesat sempurna kearah target bukan cuma satu, tapi empat tembakan yang beruntun dilesatkan. Tembakan pertama dan ketiga mengenai kaca depan yang terakhir ban mobil menjadi incarannya semua peluru berada tepat di titik yang dituju. Bunyi dencitan perpaduan antara ban dengan aspal terdengar nyaring seiring sang sopir menekan pedal rem dan membanting kemudi ke kiri berakhir menabrak sebuah pohon besar ditepi jalan.

Bruuuuaakkk....

Suara benturan keras serta kepulan asap memenuhi jalan sepi tersebut.

.

.

Ketiga pria didalam mobil meringis menahan nyeri, Enzo mengangkat kepala yang terasa pening karna benturan, untung tubuhnya tertahan sabuk pengaman jika tidak luka yang didapat pasti lebih dari ini. Kening lelaki tersebut membiru terdapat darah mengalir di pipi kanan karna peluru yang ditembakkan tadi menyerempet pipinya.

Tak jauh berbeda dengan dua sahabatnya yang mengalami luka ringan meski mobil menghantam pohon keras.

"Apa ini sebuah karma, kita baru saja mencuri dan mendapat balasan instan," gerutu Tony memegang bahu yang terluka terantuk kursi Felix. "Aah, sepertinya ada retakan dibahuku," gerutunya dengan ringisan pelan.

"Jangan mengeluh kita harus bergegas pergi!" saut Felix ketika melihat seorang mendekati mobil.

Sontak kedua pria tersadar bila kondisi mereka sedang dalam bahaya, sigap Enzo mengemasi barang serta menggenggam handgun begitupun yang dilakukan kedua sahabatnya bersiap menyerang mengabaikan seluruh tubuh yang remuk akibat kejadian tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEXY MAFIA ITALIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang