SMI Chapter 04 prima riunione

10.1K 419 33
                                    

Playlist : Ariana Grande ~ Bad Idea

......
....
..







Ketukan sepatu pantofel degan hak setinggi 5 cm menggema diseluruh lobi kantor Romano Ink.
Langkahnya terlihat tegas, rok mengembang yang dipakainya bergerak mengikuti sang pemakai.

Seluruh orang yang berada di lobi dibuat menganga dengan kedatangan wanita yang berjalan penuh percaya diri.
Bahkan tak sedikit dari mereka memandang wanita itu dengan expresi jijik dan mencemooh.

Ini jaman moderen dan apa yang dipakai wanita itu?, kemeja kebesaran dengan bawahan mengembang sampai bawah lutut.
Rambut wanita itu disanggul keatas, sangat rapi, jangan lupakan kacamata tebal yang dipakainya.

Mereka merasa melihat wanita era 80, atau wanita itu dari masa lampau yang tersesat ditahun moderen dan lagi yang membuat mereka begitu jijik, gigi yang berlebih dan terlihat meyembul dari sela sela bibirnya, bahkan untuk menutup mulutpun wanita itu tak bisa, dan tahi lalat besar yang menempel ditengah alis, menambah kesan buruk untuknya.

Jika dikantor ini mereka selalu ditunjukkan dengan sosok rupawan dan sempurna, kali ini mereka mendapati sosok siburuk rupa yang sebenarnya.

Wanita itu berjalan mendekat kearah resepsionis.
"Selamat pagi."

Dua wanita cantik yang berada di belakang meja kerja itupun sampai terdiam dengan mulut sedikit terbuka, kedua mata mereka memindai dan menilai wanita di depanya.

"Maaf Nona saya pekerja baru disini, saya direkomendasikan oleh seseorang untuk menjadi sekretaris Directur"

"A- aa - apa?"
Salah satu resepsionis itu sampai tergagap, bagaimana bisa wanita ini akan menjadi sekretaris Directur, sedangkan yang mereka tahu sekretaris sang Directur adalah gadis pilihan dengan wajah cantik tubuh bak model, sedangkan yang dilihat mereka saat ini berbanding terbalik dengan wanita wanita Directur.
Mereka tak bisa membayangkan bagaimana reaksi sang Directur saat melihat sekretaris barunya.

"Ini surat rekomendasinya Nona," timpal wanita itu, dia fikir sang resepsionia tak mempercainya sehingga dia menyodorkan map yang sudah dibawa sedari tadi.

Sang Resepsionis tersetak saat mendengar ucapan Claryta, dia menatap map itu kemudian beralih menatap Claryta.

"Sebentar Nona saya akan menghubungi penanggung jawabnya."
Sang resepsionis tersenyum kaku, tapi mereka tak boleh memperlakukan tamu dengan sesuka hati walaupun seburuk apapun orangya, karna itu adalah moto dari Romano INK.
Siapapun yang melanggar akan mendapat masalah besar atau yang lebih buruk lagi kehilangan pekerjaan.

Claryta mengangguk pelan dia menatap resepsionos yang terlihat sedang menghubungi seseorang.
Tak berselang lama panggilan diakhiri, sang Resepsionis menatap Claryta dengan senyum ramah.

"Mari Nona ikut dengan saya!, saya akan menunjukkan jalanya."
Sang Resepsionis membimbing Claryta memasuki lift menuju lantai sang Direktur.

Lift berhenti di lantai paling tertinggi gedung Romano INK, mereka keluar dari Lift dan berhenti saat melihat Tony berdiri didepan sebuah pintu besar.
Laki laki itu sepertinya memang sengaja berdiri disana untuk menunggu kedatangan mereka.

Pegawai resepsionis itu menunduk pada Tony, sebagai salam hormat untuknya.
"Sir, ini pegawai yang saya katakan tadi?"

Tony menoleh menatap wanita di sebelah karyawan resepsionis, Tony sedikit terkejut dengan apa yang dilihat, tapi seperkian detik ia menampilkan senyum.

"Claryta..."

"Ya Sir, saya direkomendasikan langsung oleh nyonya Roseline"

Tony menunduk dan tersenyum tipis, ia tak meyangka akan mendapat pertunjukan yang menarik, sebegitu takutnya aunty Rose jika citra keluarga dirusak oleh putranya, hingga dia mendatangkan wanita seperti ini.

SEXY MAFIA ITALIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang