32. Make It Right

7.1K 623 61
                                    

Sudah menjadi hal biasa bagi Hoseok akan keberadaan orang lain dirumahnya selain dirinya dan Ryujin. Butuh dua miggu penyesuaian hingga dia terbiasa dengan kemunculan Da In tiba-tiba atau presensi absurd Da In di salah satu ruangan dirumahnya. Seperti saat ini, Hoseok yang baru saja turun dari tangga tidak lagi terkejut dengan posisi Da In duduk bersila diatas sofa sambil menutup seluruh tubuh dengan selimut tebal. Menggelengkan kepala, Hoseok berpamitan singkat dan berlalu melewati Da In begitu saja.

Suara kombinasi pin pintu menguar setelah kepergian Hoseok beberapa saat lalu. Da In menutup kotak es krim yang tersisa seperempat dari ukuran penuh. Dia benar-benar menghabiskan es pada pagi hari ditengah musim dingin. Tidak peduli lidah yang sudah terasa kelu.

"Ryu, apa Taehyung sudah meninggalkan rumahku? Dia biasa bangun pagi sekali. Pasti sudah tidak disana saat kau datang," ujar Da In masih enggan membuka selimut yang menutup tubuhnya, pun tidak menoleh pada lawan bicara.

"Kenapa tidak menanyakan langsung pada kak Taehyung jika begitu khawatir?"

"Khawatir? Jangan berbicara omong kosong, Ryu! Lagipula dia tidak pernah menghubungiku. Kurasa dia sudah melupakanku dan perasaannya. Aku sedih. Aku merindukannya," lirih Da In membuat suasana jadi melankolis. Ryujin hanya bernapas jengah. Menggelengkan kepala sambil menatap Da In dari belakang, persis seperti yang kekasihnya lakukan tadi.

Da In menarik selimut hingga terlihat bagian kepalanya. Ryujin masih terdiam ditempat melihat sahabatnya yang semakin hari semakin memprihatinkan. Masalahnya, Da In terlalu berlebihan kali ini. Terlalu dramatis. Berbeda saat hubungannya dan Jungkook berakhir saat itu. Jika saja Yoonhee tahu kondisi sahabatnya yang satu ini, sudah pasti akan mencecar habis-habisan. Beruntung Yoonhee tengah sibuk mengurus sertifikasi pengacara, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menemui mereka berdua kecuali saat hari libur—itupun hanya di kelab malam.

"Apa aku harus menemuinya? Mengatakan saja aku menyukainya dan dia sudah membuatku patah hati begitu? Tapi aku tidak siap menanggung malu. Bagaimana jika selama ini dia hanya memanfaatkanku? Mengatakan mencintaiku hanya untuk menggodaku dan mendapatkan yang dia inginkan." Da In mengacak rambutnya frustasi. Menanggalkan selimut yang sedari tadi menjadi sumber kehangatan. "Kim Taehyung, Kim Taehyung, Kim Taehyung! Lama-lama aku bisa gila jika terus memikirkan pria brengsek itu!"

Tanpa disadari, Da In sudah terlihat cukup gila sebelum mengatakannya. Terlebih dengan penampilan kelewat kacau saat ini. Semakin terlihat jelas saat gadis itu beranjak dari sofa. Dari ujung kepala hingga kaki tampak berantakan. Mematikan televisi dan memutar tubuh menatap Ryujin. Terhenyak seketika. Pria yang baru saja ia sebut namanya muncul disana, berdiri tepat disebelah bersama Ryujin. Sama-sama terhenyak melihat penampilan Da In.

"Jangan mengatakan apapun padaku. Kalian perlu bicara. Just take your time. Aku akan membuat resume di ruang kerja."

Dengan itu, Ryujin bergegas menuju ruang kerja Hoseok, meninggalkan dua orang yang kini beradu tatap. Suasana menjadi canggung untuk keduanya. Saling menatap tanpa ada yang berniat untuk membuka suara. Detik berikutnya, Da In berjalan menuju kamar. Seperti diperintah, Taehyung mengekor begitu saja.

Yang sebelumnya agak tenang, Da In menjadi sedikit resah. Diluar sedang dingin, namun wajahnya memerah kepanasan. Bukan tanpa alasan. Taehyung tengah berada dalam satu ruangan dengannya. Tampan sekali. Menggunakan pakaian yang sama dengan semalam, sweater abu-abu dengan blazer coklat. Rambutnya panjang dan sedikit berantakan menutup bagian mata. Samar-samar aroma alkohol juga masih tercium. Bagaimana mungkin Da In tidak berdebar disuguhkan pemandangan seindah ini di pagi hari?

Masalah utama penyebab kecanggungan dalam ruangan itu bukan hanya hubungan mereka yang sedang tidak baik-baik saja, namun yang Da In bicarakan sebelumnya. Di sofa. Menggerutu dan menyerukan nama Taehyung ditambah umpatan. Terlebih, Da In juga mengungkapkan perasaannya. Sudah pasti Taehyung mendengar, dan itulah penyebab wajah Da In bersemu tak karuan. Ingin rasanya meninggalkan wajahnya di ruang tengah saja.

Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang