20. Kinda Date Night

7.3K 705 30
                                    

Hai, masih ada yang menunggu cerita ini? Sepertinya sudah lama tidak update. Atau perasaanku aja?😅

Banyakin votenya, biar aku semangat juga updatenya. Not to be hypocritical, aku kesal sekali kalau nulis tidak diapresiasi. Kayak, buat apa aku nulis kalau ga ada yang mengapresiasi. Even though I still do it anyway, cause I like to write. Karena itu satu-satunya cara aku mengungkapkan isi hati saat ga ada yang bisa diajak cerita🙂

Anyway, so, please vote and comment in you favs lines💜 Love, x.

Taehyung jelas sekali menunjukkan moodnya sedang kelewat baik. Tidak berusaha sama sekali menyembunyikan senyuman dari wajahnya. Jujur, Taehyung terlihat tampan sekali seperti ini. Alih-alih seringai berbahaya yang kerap ditunjukan pada Da In, kini menunjukkan untaian bibir yang tertarik hingga keatas. Matanya membentuk bulan sabit kala berada pada dunia sendiri. Da In jadi bingung sendiri, tidak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan. Takut kalau salah, bisa membuat mood Taehyung jadi berubah lagi. Maka dia memilih terdiam sepanjang perjalanan mereka kembali ke hotel. Pun dengan melihat Taehyung seperti ini seakan meningkatkan hormon serotonin dalam diri Da In. Ikut tersenyum dan melupakan sejenak pikiran-pikiran mengganggu.

Tepatnya saat pintu lift terbuka, Taehyung mengembalikan raut wajahnya pada ekspresi semula. Melihat Da In berlalu keluar, sebab kamar mereka berada di lantai berbeda. Lalu Da In berbalik sejenak. "Selamat atas kemenanganmu, Direktur Kim." ujarnya tulus. Meski Da In sendiri dan Taehyung pun tahu, Da In-lah yang membuat Kim Namjoon berubah pikiran. Biarlah asal tidak menghapus senyum yang jarang sekali dia lihat itu.

"Beristirahatlah. Kita akan makan malam bersama. Boleh berdandan yang cantik. Aku pasti suka sekali," ujarnya sebelum pintu lifttertutup.

Da In masih tersenyum kikuk, salah tingkah. Kemudian kembali ke dunia nyata setelah melihat refleksi dirinya dari pintu lift. Beruntung tidak ada yang melihat. Mungkin akan mengira Da In seperti remaja yang sedang jatuh cinta. Apa dia terlihat seperti itu? Yang jelas, Da In menggelengkan kepalanya kasar sebelum berlalu kembali ke kamar.

Taehyung sengaja tidak menjemput Da In dikamarnya. Lebih dulu pergi ke restoran di lantai teratas. Rooftop yang menampilkan pemandangan kota Seoul di malam hari. Beruntungnya, cuaca bersahabat malam ini. Tidak hujan ataupun terlalu dingin.

Tidak terlalu banyak orang disana. Dari sekian banyak meja yang disediakan, hanya ada enam meja yang terisi. Sepuluh menit duduk menunggu kehadiran Da In, Taehyung berulang kali menilik ponsel dan jam tangan bergantian. Harap-harap cemas. Takut kalau Da In tiba-tiba mengirim pesan akan membatalkan janji. Meski hal itu sangat tidak mungkin sebab tidak ada lagi kegiatan lain malam ini selain beristirahat dan kembali ke Valley Hills besok pagi.

"Maaf membuatmu menunggu lama," ujar seseorang dari balik tubuh Taehyung, berhasil mengalihkan atensi pria itu. Rasa cemasnya melonjak manakala netranya bersitatap dengan gadis yang kini menempatkan diri di seberang meja. Da In benar-benar menggunakan riasan. Tidak terlalu tebal. Tidak terlalu tipis seperti biasanya saat Da In bekerja. Namun tetap terlihat natural dan jauh lebih cantik. Sengaja menunjukkan yang terbaik untuk Taehyung. Membuat pria itu tersanjung.

Jika kalian berpikir hanya Taehyung yang tertegun, jawabannya adalah tidak. Nyatanya, Da In juga mati-matian menutupi rasa gugup. Tercekat saat duduk didepan Taehyung dan menatap langsung penampilan pria itu. Jelas sekali Taehyung sudah menyiapkan hal ini. Bahkan Taehyung mengenakan pakaian formal dengan rambut di tata rapi, menampakkan dahi. Jika boleh menjerit, Da In bersedia melakukannya. Taehyung benar-benar tampak seperti tidak berasal dari dunia ini. Mungkin saja dia seorang dewa, malaikat atau semacamnya. Dengan wajah itu, tidak akan ada yang bisa memungkiri pendapat Da In. Keduanya berusaha terlihat sebaik mungkin. Seperti sedang menyiapkan untuk berkencan.

Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang