Duduk bertopang dagu dengan perasaan sedikit gusar, Song Da In mematri tatap pada ibunya yang tengah berkecimpung di dapur. Mengikuti setiap pergerakan melalui pandangan. Berkali-kali mengembus napas jengah, jelas sekali menunjukkan ada sedikit kekhawatiran atas kedatangan Nyonya Choi. Sebab Kim Taehyung masih ada dikamarnya. Beruntung, Nonya Choi selalu menghargai privasi anaknya. Tidak suka mencampuri kehidupan pribadi. Cukup tahu beberapa hal, lagipula Da In juga selalu terbuka. Tidak menyembunyikan apapun. Kecuali yang satu ini. Entah mengapa, seperti ada sesuatu yang mengganjal jika harus mengenalkan Taehyung pada ibunya terlalu cepat. Masalahnya, dia baru saja mengakhiri hubungan dengan Jungkook. Pun, tidak mungkin dia mengenalkan Taehyung pada saat-saat seperti ini—setelah menghabiskan malam bersama.
Masih kalut, sesekali Da In menilik pada pintu kamar. Memastikan Taehyung tidak membuat suara apapun yang membuat Nyonya Choi curiga. Kendati merasa kasihan karena harus terkurung di dalam sana, namun tidak ada opsi lain yang lebih baik selain menunggu di dalam kamar. Meski sebelumnya bersikeras ingin mengenalkan diri pada Nyonya Choi layaknya seorang gentleman, tetap saja gadis itu menghalangi dengan susah payah. Bukan waktu yang tepat.
"Kapan ibu kembali ke Ulsan?" akhirnya Da In bersuara. Ibunya yang sedari tadi sibuk menyiapkan sarapan jadi sedikit tersulut. Sebab merasa Da In tidak mengharapkan kehadirannya saat ini.
"Ibu baru sampai pagi ini dan kau berusaha menyuruh ibu kembali lagi?" ketus Nyonya Choi sambil meletakkan semangkuk nasi dengan sedikit keras. Sukses membuat Da In menelan ludah kasar.
"T-tidak begitu, bu. Aku harus segera ke galeri. Ada pameran disana dan ini hari terakhirku bekerja," sangkal Da In. Cukup masuk akal untuk Nyonya Choi. Maka setelah menghabiskan sarapan yang ia sediakan, Nyonya Choi segera bersiap untuk pergi.
Sebenarnya, Da In bukan tujuan utama Nyonya Choi berada disini. Ada pertemuan dengan klien kain yang harus didatangi secara langsung di Valley Hills. Itu sebabnya beliau terlebih dahulu menengok anak semata wayang. Memastikan anaknya baik-baik saja. Terlebih setelah mengakhiri hubungan dengan Jungkook baru-baru ini. Nyonya Choi tahu Da In pasti sedih dengan hal itu. Namun setelah mengetahui satu hal, Nyonya Choi yakin anaknya tidak begitu terpukul dengan perpisahan yang dialami.
Berhenti sejenak, Nyonya Choi tidak langsung keluar setelah membuka pintu. Alih-alih membalik tubuhnya dan mengusap lembut pipi Da In. Suasana menjadi sedikit emosional. Bagaimanapun, Da In dan ibunya saling memiliki. Satu-satunya yang dimiliki. Menjadi alasan untuk menguatkan satu sama lain. Hubungan mereka sangat dekat, meski terpisah jarak. Tidak ada yang lebih berharga daripada ibunya, begitupun sebaliknya. Rindu. Namun kali ini tidak bisa menghabiskan banyak waktu. Selain karena Taehyung yang masih ada disana, Da In harus segera pergi ke galeri dan menyiapkan diri untuk kelangsungan acara.
"Jika kau terluka, kau tahu harus kemana," ujar ibunya sambil mengulas senyum. Penuh kasih. Menatap sang anak dengan cinta. Dia tahu kehidupan anaknya sedang berat akhir-akhir ini. Setidaknya itu yang dia dengar dari suara lelah Da In saat bertukar kabar.
Da In mengusak pipinya pada tangan lembut Nyonya Choi, "tenang saja, bu. Aku tidak akan terluka semudah itu," sahut Da In berusaha mengurangi rasa khawatir ibunya. Ada senyum kelegaan yang tersirat dari wajah Nyonya Choi.
"Jangan menganggap semua pria sama seperti ayahmu, Da In. Jangan hidup dibawah bayang-bayang kelam masa lalu ibu," wejangan terakhir sebelum Nyonya Choi berlalu dan membiarkan pintu apartemen Da In tertutup dengan sendirinya.
Tertegun. Da In membeku tanpa memberi jawaban. Kadang Da In bertanya-tanya pada diri sendiri alasan dia tidak ingin berjalan pada tahap lanjut suatu hubungan. Tidak pernah menemukan jawaban pasti. Beberapa pilihan, salah satunya adalah takut kehilangan dan ditinggalkan saat dia berada pada masa tersulit. Hingga pagi ini, mendengar sendiri nasihat ibunya, Da In menemukan jawaban atas keraguannya selama ini. Ayahnya menjadi satu-satunya alasan dia takut melewati batas yang dia buat.
Tuan Song yang meninggalkan Nyonya Choi kala mengandung Song Da In. Membuat Nyonya Choi harus bersusah payah menghidupi diri sendiri dan calon anaknya. Meski terlahir dari keluarga berada, Nyonya Choi memilih pergi dan mencari cara untuk bertahan hidup. Lalu memulai bisnis dengan sisa uang yang dimiliki. Berhasil mengembangkan toko kain miliknya di Ulsan setelah beberapa tahun merintis usaha.
Tertunduk menyesal, Da In kembali terkesiap dengan hal yang ia lihat pertama kali di bawah sana. Sepasang alas kaki yang jelas bukan miliknya. Ukurannya yang besar sudah pasti membuat Nyonya Choi berasumsi itu adalah alas kaki seorang pria. Berdecak frustasi, merutuk diri sendiri, Da In membuat keributan karena semakin yakin ibunya sudah mengetahui Da In baru bermalam dengan seseorang. Meski terlihat seperti diberi dukungan oleh Nyonya Choi, tetap saja Da In bergumam kesal. Seharusnya dia menuruti kemauan Taehyung untuk mengenalkan diri pada Nyonya Choi. Sekarang hanya tinggal dirinya dan rasa sesal yang tersisa.
—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini mau double update. Ditunggu saja. Karena mungkin aku akan super sibuk di akhir tahun. Semoga saja bisa update lebih cepat, ya! Vote dan komen yang banyak makanya. Kalau kalian excited pasti aku ga malas malas buat nulis hehe.
Oh, sebelumnya aku tulis di wall, kalau kalian mau follback/feedback boleh sekali! Tapi requestnya di wall saja ya. Kalau di DM takut ga kebaca. Tapi kalau mau lebih private boleh di DM, kok. Let's be friends!💜
Dangerous Choice masih sepi sekali. Padahal mau update next part. Yuk intipin Dangerous Choice-nya. Siapa tahu suka😳