Suara bel interkom menginterupsi Jungkook yang sedang berusaha mengoyak pusat Da In dengan dua jari. Geraman sebal menjadi bentuk luap kekesalan. Berbeda dengan wajah yang terlihat kesal, Jungkook malah memakaikan kembali celana Da In dengan perlahan dan hati-hati.
"Sepertinya Yoonhee datang," ujar Jungkook setelah merapikan pakaian Da In.
Gadis itu menggeleng, "jika itu Yoonhee, dia pasti akan langsung masuk tanpa memencet bel," timpal Da In. Jungkook mengangguk—setuju. Seperti yang diketahui, Da In memiliki dua sahabat yang sudah menemaninya sejak semester awal di universitas, Yoonhee dan Ryujin. Keduanya memiliki sifat kontras. Yoonhee yang sedikit emosional dan mudah meledak kapan saja, sedangkan Ryujin sebaliknya, lebih tenang dan selalu memecahkan masalah dengan kepala dingin. Da In memahami dan sama-sama menyayangi kedua sahabatnya. Pun Da In mempercayai penuh keduanya, hingga memberitahu pin unit Da In, kalau-kalau mereka tidak bisa menghubungi Da In dan menemukan Da In terkapar tak bernyawa di dalam kamar. Da In memang memiliki ketakutan seperti itu sejak pertama datang ke kota ini, sebab dia tinggal sendiri. Terlebih sekarang dia memiliki tetangga mencurigakan, menambah kecemasan jika dia sedang sendirian dirumah.
Tepat dugaan, bukan Yoonhee yang datang, melainkan Ryujin dan kekasihnya, Hoseok. Tak berselang lama, Yoonhee juga datang. Bersungut-sungut ketika memasuki rumah Da In. Jelas sekali Jimin telah membuat kesalahan, menyebabkan kekasihnya cemberut sebal begini. Da In hanya menggeleng. Sudah terbiasa. Jimin dan Yoonhee jarang sekali akur. Lebih seperti musuh dengan hati yang terikat. Tidak ingin berpisah meski sering berseteru. Kebalikan dari Ryujin, dia jarang berselisih dengan Hoseok. Mungkin karena usia Hoseok terpaut jauh, jadi lebih pengertian. Mungkin juga karena hubungan mereka belum lama, masih seumur jagung. Belum menyentuh tahun pertama. Namun memang terlihat lebih harmonis daripada kedua sahabatnya.
Bel interkom berdering lagi. Da In mengernyitkan dahi sekilas. Seingatnya, semua temannya sudah ada disini. Tidak ada tamu lain yang diundang. Lantas dia beranjak dan membuka pintu. Senyuman mendadak hilang dari wajah Da In ketika mendapati seseorang yang membuat anxiety-nya melonjak akhir-akhir ini.
"Boleh aku meminjam tangga? Lampu ruang kerjaku mati dan aku harus menggantinya,"
"Kenapa tidak meminta pemilik gedung memperbaiki?" culas Da In.
"Dia baru bisa melakukannya besok siang. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang juga," pintanya tanpa mimik memohon. Tatapannya tetap dingin, sorotnya tajam sekali.
Lalu kenapa tidak mengerjakan di ruangan lain? Cecar Da In dalam hati.
Da In bernapas jengah. Menggulir bola mata lalu membuka pintu lebih lebar. "Disana," ucap Da In dengan dagu terangkat menunjuk ruang di dekat pintu masuk. Da In menggunakan ruang kosong itu sebagai tempat perkakas. Mandiri sekali. Menyiapkan banyak alat meski dia tidak tahu cara menggunakannya sekalipun. Setidaknya tidak perlu meminjam pada orang lain jika sedang membutuhkan.
Kemudian Taehyung melangkah masuk. Membuka pintu yang Da In tunjuk dan mengeluarkan tangga dari sana. Setelah mengambil yang dibutuhkan, Taehyung tidak segera meninggalkan unit Da In. Alih-alih melihat beberapa alas kaki yang terlihat berantakan di lantai.
"Sedang berpesta?" suara berat Taehyung mengudara lagi. Sumpah demi Neptunus, suara itu sangat adiktif.
"Ya, kenapa? Apa suara dari sini terdengar hingga unitmu lagi?" cibir Da In sambil melipat kedua tangan di depan dada. Jelas ukuran dadanya yang tidak termasuk dalam golongan sedang itu semakin menonjol.
Jangan tanya dimana fokus Taehyung berada sekarang.
Taehyung mengembalikan pusat tatap pada netra Da In, "tidak. Sudah diperbaiki, ya? Jadi tidak bisa mendengar suaramu lagi." ujarnya terdengar sedih dibuat-buat.
![](https://img.wattpad.com/cover/241659336-288-k821987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right
FanficMature Contents🔞 Mana yang lebih kau pilih? Tetangga tampan yang gila, atau kekasih seksi yang brengsek? -Make It Right- ©Casadelcisne, 2020 Story written in Bahasa Indonesia