Spoiler; ada adegan manis-manis disini😳 Jangan lupa votenya sebelum baca, ya! Komennya juga dibanyakin💜
—
Berkali-kali deru napas Taehyung menyentuh permukaan kulit wajah Da In. Diam-diam berhasil membuat darah gadis itu berdesir hingga ke ubun-ubun. Pening. Jarak mereka terlalu intim. Sulit untuk membohongi diri sendiri jika dia tidak menginginkan Taehyung untuk menyentuhnya lebih dari ini. Sungguh, pikiran kotor kerap memenuhi pikirannya akhir-akhir ini. Terlebih mengingat bagaimana Taehyung selalu sukses mendominasinya. Perlahan menjadi candu. Menciptakan sensasi permanen tiap kali kulit mereka bersentuhan.
Da In terbaring dengan lengan Taehyung menjadi tumpuan. Saling bertatapan dengan tubuh sangat dekat. Bergerak sedikit saja, sudah pasti akan mudah meraih bibir yang menjadi pusat atensi sedari tadi. Masih seperti sebelumnya, tangan besar Taehyung setia membelai tiap inci kulit Da In. Kali ini sudah berada pada pinggang ramping gadis itu. Mengusap dari balik kaos yang Da In kenakan. Bergerak lembut hingga ke punggung. Berhasil membuat Da In bergerak resah.
"Apa aku membuatmu tidak nyaman?" tanya Taehyung dengan suara beratnya.
"Uhm, tidak. Aku hanya sedikit gugup," sahut Da In seadanya. Jelas bukan gugup karena acara besok pagi, namun karena Taehyung yang tidak berhenti menggerakkan tangan pada pinggangnya. Da In merutuki diri sendiri dalam hati. Menyalahkan jawaban yang ia berikan pada Taehyung sebelumnya. Menolak ajakan Taehyung untuk bercinta, tapi meminta untuk menghabiskan waktu berdua semalaman.
Tangan Taehyung kembali bergerak keluar dari kaos tipis yang Da In kenakan. Beralih membelai pucuk kepala gadis dihadapannya. Berhasil membuat Da In mengumpat dalam benak. Kenapa tidak sekalian menelanjangi dan bercinta hingga mendapat pelepasan seperti biasanya? Meski tidak benar-benar bercinta, setidaknya tidak membuat Da In menjadi kewalahan sendiri dengan birahinya begini. Akan tetapi, dari sini Da In sedikit mengerti, salah satu kebiasaan Taehyung adalah sentuhan. Melakukan skinship sebanyak mungkin untuk mencari kenyamanan. Pun Da In lagi-lagi tidak merasa keberatan dengan perlakuan Taehyung. Hanya sedikit kelabakan dengan debar anomali yang memenuhi hatinya.
"Pipimu memerah. Kau tersipu?" ucap Taehyung begitu gamblang.
Da In sempat tercekat. Lantas menarik kedua tangan guna menutup seluruh wajahnya. Taehyung tergelak melihat tingkah Da In yang tidak seperti biasa. Malam ini banyak sekali hal-hal baru yang ia tangkap. Sifat, pola pikir, masa lalu, apapun tentang Song Da In. Sekalipun Taehyung tidak pernah perduli dengan orang lain sebanyak ini, Da In merupakan sebuah pengecualian. Diam-diam membuatnya semakin tertarik pada poros tak kasat mata yang membuatnya tak ingin menjauh dari gadis itu dan semakin terikat.
Taehyung menarik tangan Da In turun. Memperlihatkan wajah resah Da In yang memerah. Terkekeh sejenak, lantas Taehyung mencium pipi Da In. Sukses membuat Da In membeku ditempat. Sekali lagi tertawa melihat kedua bola mata Da In yang membulat sempurna. Tidak mau kalah, Da In memberanikan diri menatap jumawa pria yang masih tertawa mengejeknya. Sedetik kemudian mengecup bibir Taehyung tanpa aba-aba. Berhasil membuat Taehyung terdiam kehilangan tawa. Tertegun.
Tidak butuh waktu lama bagi Taehyung membalik keadaan. Mengubah atmosfer riang menjadi panas dalam hitungan detik. Cukup dengan bergerak menahan kedua tangan Da In diatas tubuhnya. Menatap penuh arti gadis yang kini berada dibawahnya.
"K-kau yang melakukannya duluan, kan! Bagaimana perasaanmu setelah aku menciummu tiba-tiba? Kau berdebar? Sama. Aku juga!" racau Da In gugup sekaligus berusaha menghindari situasi canggung. Meski gadis dalam batinnya tengah berteriak kegirangan, sebab segera mendapat hal yang telah dinanti.
Masih terdiam, Taehyung berusaha mengendalikan diri dengan susah payah. Rautnya jelas terlihat dingin dan tajam. Sementara hatinya bergejolak kacau. Ingin segera menghabisi Da In dibawah kungkungannya. Mengajak gadis itu ke nirwana bersama hentakan dan peluh nikmat yang akan menghiasi malam panas mereka berdua. Maka tak menunggu lebih lama lagi, Taehyung mendaratkan kecupan pada bibir Da In. Lama kelamaan semakin menuntut. Menjadi sebuah lumatan panas. Bergantian bergerak ke kanan-kiri. Menciptakan decap bising yang menjadi melodi pengiring kegiatan mereka.
Menarik diri tiba-tiba, Taehyung membuka kedua mata mendapati raut kecewa dari wajah Da In. "Kita harus menghentikannya. Aku bisa kehilangan kendali," ujarnya terengah.
Da In mengerti. Taehyung berusaha menjaga sekat yang Da In buat. Tidak ingin membuat dirinya menjadi alasan utama penyesalan Da In dikemudian hari. Pun Taehyung segera merebahkan kembali tubuhnya disebelah Da In. Menghilangkan segala pikiran kotor yang terlintas. Meski sangat sulit sebab yang disebelahnya adalah Song Da In. Orang yang membuat dirinya risau akhir-akhir ini. Orang yang membuatnya ingin mengorek lebih banyak informasi untuk dijadikan alasan pendekatan. Orang yang sedang disukainya.
"Kim Taehyung.." lirih Da In pelan sekali, namun masih terdengar. Membuat sang pemilik nama memberi atensi penuh padanya.
"Kita ini.. apa?" pertanyaan anomali terlontar dari mulut Da In. Menuntut. Seakan berharap sebuah kejelasan. Sementara Taehyung terdiam. Masih memusat perhatian pada Da In. Tidak ingin beralih dari iris hazel yang sudah membuatnya tenggelam berkali-kali. Sudah saatnya dia mengakui, apa yang terjadi dengan hatinya.
—
Aroma petrikor tercium hingga ke dalam ruangan. Hujan telah reda beberapa saat lalu. Awan mendung sudah terpecah oleh matahari yang bertengger pongah di angkasa. Merebah sinar yang masuk melalui celah-celah menghangatkan kamar Da In. Masih bersama Taehyung diranjang yang sama, Da In tidur membelakangi Taehyung yang memeluknya. Punggungnya bersentuhan dengan dada telanjang Taehyung. Sudah menjadi kebiasaan, Taehyung tidur tanpa menggunakan baju, hanya celana rumah atau bahkan dalaman.
Suara berisik dari luar sedikit membuat Taehyung terganggu. Pada dasarnya, Taehyung merupakan light sleeper yang mudah terganggu ketika tidur sebab indranya terlalu peka. Suara pelan pun mampu terdengar dan mengusiknya.
Alis Taehyung berkerut mendengar suara gaduh yang semakin jelas, perlahan membuka kedua matanya susah payah, "Da In, kau tidak mematikan televisi semalam?" tanya Taehyung dengan suara raspy khas bangun tidur. Semakin rendah dari nada biasanya. Seksi sekali.
Da In meregangkan tubuhnya dan membalik tubuh menghadap Taehyung. Mencari kehangatan dengan mendekap tubuh pria itu. Mengusak wajah pada dada bidang Taehyung yang sialnya malah membuat Taehyung terangsang. Reaksi di pagi hari. Sudah biasa.
"Tidak, itu suara ibuku," sahut Da In dengan suara parau.
Butuh beberapa saat hingga keduanya bersamaan membuka mata lebar-lebar, "IBU?!"
—
So, guys, aku sudah republish Dangerous Choice. Satu persatu ya. Tentu ada beberapa perubahan karena ada revisi. Karakter, nama tokoh, plot, tapi tidak semua berubah. Ceritanya bisa dilihat di my works. Jangan lupa vote dan komennya.
Cek ombak dulu deh. Kalau ramai kayak sebelumnya, aku up cepat kok.
Yang ini juga kalau ramai yang vote dan komen pasti up cepet😌
—
Taehyung stan, apa tidak pusing Taehyungnya ganteng banget gini? Aku sih pusing, mau gila!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.