18. Can't Replace

6.5K 690 13
                                    

Sejauh Da In mengenal Taehyung, dia tahu pria itu selalu tidak terduga. Kerap kali melakukan hal spontan diluar ekspektasi. Seperti halnya sekarang, duduk bersebelahan di dalam mobil pribadi Taehyung yang melaju lintas kota pada kecepatan normal. Seharusnya, ini tidak menjadi tugas Da In untuk ikut bersama Taehyung menemui seorang pelukis di Seoul, melainkan kurator Choi. Akan tetapi, perintah Taehyung sendiri yang meminta kurator Choi untuk menemui pelukis lain bersama kurator Han, sementara dirinya pergi bersama Da In. Mereka sudah membicarakan beberapa karya seni yang akan dipamerkan pada acara perayaan galeri. Namun ada satu lukisan yang membuat Taehyung tertarik sejak dulu. Sebuah lukisan yang belum pernah diketahui publik tapi sering menjadi buah bibir. Maka kali ini Taehyung ingin berusaha menemui pelukisnya secara langsung, sebab seniman Kim sangat sulit untuk dirayu.

Masih dengan raut penuh kesedihan, Da In menerawang jauh keluar jendela. Otaknya sunyi, namun terasa penuh sekali. Samar-samar musik yang Taehyung putar tertangkap rungu Da In. Lagu dari BTS, salah satu boy grup asal Seoul yang sudah dikenal hingga mancanegara, Life Goes On. Seakan sengaja memutar lagu sentimental untuk Da In guna menenangkan. Tidak banyak dialog yang terjadi sepanjang perjalanan. Kebanyakan mereka berkutat pada pikiran masing-masing. Terutama Da In yang sedang merasa hampa.

Dua jam lamanya perjalanan dari Valley Hills hingga tiba di kota Seoul. Taehyung melanjutkan mengemudi, menuju hotel tempat mereka akan beristirahat. Tentu Taehyung sudah memiliki persiapan. Memesan sebuah kamar hotel untuk mereka beristirahat sebab akan menghabiskan semalam diluar kota. Ya, sebuah kamar hotel.

Da In berdiri mematung memandangi pintu kamar. Sejenak memandang Taehyung yang terlihat canggung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Rautnya seperti sedang menuntut sebuah jawaban pada Da In—bingung, meski tidak mengajukan pertanyaan.

"Kau sudah gila, ya?" cecar Da In bersungut-sungut.

"Apa yang sedang kau pikirkan intern Song? Aku memesan suite room. Ada dua ruangan berbeda di dalam sini. Kita akan tidur terpisah," sahut Taehyung cepat. Seakan tahu apa yang ada dipikiran Song Da In.

Sementara Da In memutar bola mata jengah, "tetap saja aku butuh privasi," tegas Da In sambil menatap tajam kearah bosnya, "gunakan saja kamarmu, aku akan memesan kamarku sendiri," finalnya kemudian berjalan kembali menuju lobi. Menyeret koper kecil yang berisi beberapa barang untuk keperluannya menginap. Ini pertama kalinya Da In melakukan perjalanan bisnis. Terlebih tanpa rencana karena Taehyung yang selalu bertindak tiba-tiba. Beruntung dia bukan tipe wanita yang rumit. Hanya perlu membawa barang seperlunya.

Setelah mendapat kamar yang diinginkan, Da In segera mendorong kopernya ke sembarang arah. Berjalan menuju kamar mandi dan mengisi bath tub selagi menanggalkan seluruh pakaian. Sebelum menenggelamkan diri, lebih dulu menuang wine pada gelas. Menikmati kombinasi anggur dan pemandangan hiruk-pikuk kota Seoul dari jendela disebelahnya—menenangkan diri.

Memikirkan kenyataan bahwa Jungkook masih memenuhi hatinya saat ini, begitu menyesakkan. Pada dasarnya, Da In tidak pernah mempercayai cinta. Dia hanya percaya bahwa adanya sebuah ketertarikan membuat sepasang kekasih bisa bersama. Lalu, waktu membuat ikatan yang berjalan semakin menguat. Hingga akhirnya sulit untuk melepas satu sama lain. Seperti dia dan Jungkook sekarang. Meski telah berpisah, Da In percaya masih ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka berdua. Bukan cinta. Lebih seperti keegoisan yang menentang sebuah perpisahan.

Pun Da In yakin, Jungkook juga pasti merasakan hal yang sama. Mengingat terakhir kali Jungkook datang dan mengatakan ingin memperbaiki hubungan mereka kembali. Mungkin berpisah dengan Jungkook bukan keputusan yang paling benar. Lalu sekali lagi, kenangan manis bersama Jungkook terputar pada memorinya bagai slide film yang ditayangkan dengan kualitas tinggi. Jelas sekali.


Sudah merasa diacak-acak belum hatinya?😳
Kalau belum, tekan tombol bintang biar makin ku acak di part selanjutnya. Kalau sudah, tekan juga tombol bintangnya biar aku makin semangat nulisnya😛 Intinya, jangan lupa vote haha!💜

 Kalau sudah, tekan juga tombol bintangnya biar aku makin semangat nulisnya😛 Intinya, jangan lupa vote haha!💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Make It RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang