35

269 36 11
                                    

“Sebenernya Kakak ini sukanya sama Bang Arka atau Bang Arsa?”

Chelsea mendadak diam mendengar pertanyaan yang barusan diberikan Sandra padanya. Sore ini, tiba-tiba saja mendatangi rumahnya. Beruntung, sedang tidak ada orang di rumah, atau jika tidak, akan timbul masalah besar. Sebenarnya saat ini, ia sedang dalam masa hukuman karena bersikap kurang ajar dan membentak Mama dan Papanya semalam.

Hal itu bukan tanpa alasan. Jika boleh jujur, sebenarnya Chelsea sudah sangat muak dengan semua aturan tata krama yang ditimpakan padanya. Sejak kecil, ia sudah dididik dengan sangat keras, tidak boleh ini tidak boleh itu, harus seperti ini harus seperti itu, dan seterusnya. Ia merasa dirinya tak lebih dari tahanan di rumah ini. Ia bahkan harus menjalani hidup persis seperti Chelsea, anak perempuan dari orang tua angkatnya yang sudah meninggal tujuh tahun lalu. Dan tidak diijinkan menggunakan nama Nayra, nama aslinya.

Baru setelah beberapa bulan lalu ia bertemu Nico, sahabat semasa kecilnya di panti asuhan. Ia sangat bersyukur untuk itu, setidaknya, akan ada orang yang bisa mengerti kondisinya, yang akan selalu bisa ia ajak bicara. Namun sekarang, orang itu juga sudah pergi meninggalkannya.

Chelsea tak bisa menyalahkan Nico, cowok itu pergi untuk suatu alasan. Namun ia juga tak bisa diam saja membiarkan semuanya. Tiket sudah dipesan dan semuanya juga sudah siap, cewek itu berencana untuk pergi bersama Nico semalam, menemaninya barang beberapa hari saja, dan setelah itu pulang. Tapi itu juga tak diijinkan, orang tua angkatnya melarang keras untuk pergi. Karenanya terjadi cekcok semalam, yang berakhir dengan Chelsea yang mendapat hukuman tidak boleh pergi kemanapun atau bertemu siapa pun tanpa ijin.

“Kak,” panggil Sandra pelan, membuyarkan lamunan Chelsea. Sesekali ia menoleh, memandang Ali yang berdiri di samping tempat duduknya, bertanya apakah hal yang ia lakukan ini benar.

Ali mengangguk pelan sembari mengulum senyum. Rambut bagian atas cowok itu bergerak karena hembusan angin yang cukup kencang di taman depan rumah itu.

“Pertanyaan lo harus banget dijawab ya?” tanya Chelsea.

“Bang Arka sama Bang Arsa berantem karena mereka sama-sama suka cewek yang sama, yaitu Kakak,” ungkap Sandra, “aku gak mau nyalahin Kakak, karena ini emang bukan salah Kakak. Tapi aku mohon dengan sangat, Kak. Kakak tolong ikut aku ya, Kakak ngomong ke mereka, kasih kejelasan supaya mereka gak berantem lagi.”

“Kejelasan?” Chelsea terkekeh pelan. “Lo minta gue kasih kejelasan ke cowok yang tanpa sebab ninggalin gue gitu aja dan permainin perasaan gue?” Ia menggeleng pelan, lalu bangkit dari tempat duduknya. “Maaf, tapi sepertinya lo udah datang ke orang yang salah.”

Sandra terdiam. Untuk sesaat, pikirannya blank, ia tak bisa menjawab pertanyaan Chelsea. Apa yang dilakukan Arka pasti sudah menyakiti hati Chelsea. Tapi kemudian ia menyadari satu hal, itu kan hanya Arka. Sedangkan Arsa?

“Lalu gimana sama Bang Arsa?” tanya Sandra. Ia ikutan berdiri. “Dia gak ngelakuin apa-apa.”

Chelsea menghentikan langkah, kemudian menoleh. “Dia juga sama salahnya,” ucapnya, “karena udah sembunyiin kebenarannya.” Ia pun meneruskan langkah.

“Kak Chelsea-” panggil Sandra, tapi tak mendapat tanggapan. “Kak!”

“Udah, San. Yang penting kan lo udah usaha.” Ali mengelus lembut pundak Sandra.

“Gak bisa gitu, Kak.” Sandra berdecak ketika melihat punggung Chelsea yang semakin mengecil. “Kak, kalo yang Kakak maksud itu soal Bang Arka, asal Kakak tau dia ninggalin Kakak karena suatu alasan. Dan aku yakin Kak Chelsea sendiri juga udah tau alasan apa itu.” Jeritnya pada Chelsea.

Langkah Chelsea spontan terhenti karena mendengar penuturan Sandra. Ia berdiam cukup lama di tempat, namun tak menoleh atau pun menjawab.

“Aku tau Kak Chelsea diem kayak gini karena Kakak bingung kan sama perasaan Kakak?” terka Sandra. Ia bisa menebaknya dari cerita Arsa.  “Aku tau Kakak juga suka kan sama Bang Arsa?”

LYSANDRA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang