"Manyun mulu. Gak capek apa?"
Pertanyaan tersebut sukses membuat cewek itu mendongak, mengeluarkan jurus pamungkas, tatapan maut. "Kagak!" Semprotnya galak.
"Oh." Balas cowok itu singkat. Ia kemudian berbalik, mengambil helm menggantung di salah satu sisi stang sepeda motornya.
"Ih, dasar nyebelin! Gak peka banget sih jadi cowok." Sandra yang kalap, langsung memukul-mukul punggung cowok itu. Ia tak peduli jika aksinya akan menjadi pusat tontonan seisi sekolah.
Dan tanpa diduga, cowok itu justru berbalik, dan dengan cepat menarik tangan Sandra, mendekapnya.
"Kalo pengen berantem, jangan disini. Gak enak tau dilihatin orang." Bisiknya pada telinga kiri cewek itu.
"Bodo." Ketus Sandra. "Lepas."
Bukannya lepas, dekapan cowok itu justru terasa lebih erat dari sebelumnya.
"Lepas! gak enak tau dilihatin guru."
Cowok itu terkekeh pelan, "Berarti kalo gak ada guru, lo gak malu?"
"Bang Arka! Apaan sih?! Lepasin gak?! Gue gigit nih jaket lo!" Ancam cewek itu.
"Aduh, galaknya." Ucap cowok itu sambil mengendurkan pelukannya, yang kemudian ditepis oleh Sandra.
"Biarin." Sandra menarik paksa helm yang berada di tangan cowok itu.
"Lo lucu kalo lagi marah." Cowok itu menyeringai, kemudian mengulurkan sebelah tangannya, mengacak puncak kepala cewek itu. "Bawaannya jadi pengen nganiaya." Lanjutnya lirih, hampir seperti berbisik.
Cewek itu mengerang, harusnya dalam hitungan detik, cewek itu sudah melesatkan sebuah gamparan.
Tapi tertahan karena ia mendengar pekikan histeris dari barisan jolay, alias jomblo-jomblo alay, yang sampai sekarang masih saja mengira cowok yang ada di hadapannya itu adalah pacarnya. Dan kebaperan sendiri karena kelakuan 'receh' manusia jahanam itu.
"Aduh, mereka cute banget sih.."
"Gantengnya..."
"Aduh matanya,,,,"
"Senyumnya manis banget..."
"Beruntung banget sih ceweknya."
"Beruntung? Seriously? Cewek mana yang beruntung kalo deketan sama dia?! Kalo buntung, iya." Rutuk Sandra dalam hati. "Udah yuk. Pulang." Ucap cewek itu.
Tak ada tanggapan,
"Bang," Desis Sandra sambil menyenggol bahu Arka. "Lo mau sampe berapa jam tepe-tepe-nya?"
Tau sendiri kan, kalo jiwa-jiwa buaya-nya cowok udah keluar, atau lebih tepatnya kalo mereka sibuk nge-gaet cewek-cewek khusyuk-nya kayak gimana. Jangankan disenggol, tuh cowok disiram air keras juga gak bakal bereaksi.
"Arka!" Pekik Sandra.
Arka menoleh, "Eh, iya, beb, kenapa?"
Bebeb? What the.....
Udah gesrek beneran kali otak tuh cowok.
Cewek itu mengeram. Tangannya mengepal kuat, berusaha mengendalikan amarahnya. "Ayo pulang." Ucapnya penuh penekanan.
"Kok buru-buru? Kita jalan-jalan aja dulu." Ucap Arka, dengan nada yang dibuat (sedikit) nyaring. Sengaja, mau pamer. Entah apanya yang mau dipamerin.
Cowok itu kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga kanan cewek itu, "Gue ada misi buat lo." Bisiknya.
-<>-
KAMU SEDANG MEMBACA
LYSANDRA [Completed]
Novela JuvenilCowok dan pacaran adalah dua impian yang teramat sangat jauh dari kata posible bagi Sandra. Tidak ada kekuatan yang dapat mematahkan fakta tersebut selama status sebagai slamdog-nya Arka masih melekat dalam dirinya. Arka, sebut saja namanya begitu...