"Nih tissue." Cowok itu menyodorkan beberapa lembar tissue pada Sandra, yang kemudian cewek itu gunakan untuk mengelap air matanya.
"Makasih ya, Bang." Sandra menyusut hidung. Ia melirik sekilas seringai yang terbentuk di wajah cowok itu. "Jahat banget sih jadi orang! Udah tau adiknyalagi nangis, bukannya ditenangin malah diketawain kayak gitu." Omel cewek itu.
Arsa terkekeh. "Orang gaada yang minta nangis juga."
Sandra berdecak. "Ini tuh namanya simpati, Bang. Simpati." Ucapnya. "Sedih banget tau filmnya tadi. Masa iya sih Abang gak nangis?"
"Ya kalo Abang gak nangis, salah Abang gitu?"
"Ih! Kan nyebelin." Rengek cewek itu. "Ini pasti gara-gara tidur sekamar lagi sama Bang Arka, makanya Abang ikutan nyebelin kayak dia."
"Lha emang biasanya juga tidur sekamar kan?" Arsa yang gemas, terus mendebatnya dengan pertanyaan ini itu.
Sandra merengut. "Bang!"
Arsa tertawa kecil melihat ekspresi lucu cewek itu. "Iya. Iya. Maaf deh. Sekarang berhenti ya nangisnya." Cowok itu mengedarkan pandangan ke sekeliling, mengulum senyum pada setiap orang yang melihatnya.
Ternyata sedari tadi, mereka berdua sudah menjadi bahan tontonan hampir sebagian besar pengunjung bioskop.
Awalnya, Arsa berpikir itu karena teriakan-teriakan gak jelas Sandra. Namun cowok itu luput memperhatikan alasan lain, SANDRA SUDAH TERKENAL SEKARANG.
"Udahan dong nangisnya. Gak enak tau dilihatin orang."
"Mau berhenti nangis." Sandra kembali menyusut hidungnya. "Tapi beliin es krim dulu."
Arsa berdecak. Kelakuan cewek itu benar-benar belum berubah sejak dulu, masih saja manja.
Cowok itu memeriksa sekitar, kedai es krim lumayan jauh dari sini, berjarak sekitar sepuluh kios. Belum lagi antriannya yang membludak, sampai-sampai terlihat dari sini.
"Belinya sekarang?" Tanya cowok itu.
Sandra mengangguk. "Iya, cinta."
Arsa menghela napas berat. "Ya udah. Abang beliin. Tapi jangan kemana-mana ya." Ia menunjuk salah satu kursi di depan cafe. "Tunggu disana."
"Oke."
Tanpa berlama-lama, Sandra pun duduk di kursi yang tadi ditunjuk Arsa.
Karena gabut, dan gak tau mau ngapain, cewek itu pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berfaedah, main Instagram.
Mumpung Wi-Fi mall lagi kenceng:D
Cewek itu masih tak henti-hentinya terperangah melihat jumlah followers-nya yang kian hari kian membludak. Jumlah like dan comment di postingan-postingannya juga terus bertambah.
Ia kini bahkan sudah mulai ditawari untuk meng-endorse produk.
"Jadi gini ya rasanya jadi artis? Sosmed rame terus." Gumam cewek itu. "AAAHHH-suka deh."
Cewek itu pun dengan wajah gembira membuka satu persatu komentar di postingan instagramnya. Sejauh ini semuanya baik-baik saja, seperti yang cewek itu harapkan. Sampai akhirnya, ia mulai mendapati hate comments.
Apaan? Jelek gitu dipasangin sama Nico
Dekil
Cewek ganjen
Gak pantes sama Nico
Penjilat
Gak punya malu
KAMU SEDANG MEMBACA
LYSANDRA [Completed]
Teen FictionCowok dan pacaran adalah dua impian yang teramat sangat jauh dari kata posible bagi Sandra. Tidak ada kekuatan yang dapat mematahkan fakta tersebut selama status sebagai slamdog-nya Arka masih melekat dalam dirinya. Arka, sebut saja namanya begitu...