Hal pertama yang ia lihat saat bangun keesokan harinya ialah, Sandra berada di sebuah kamar yang asing baginya.
Cewek itu langsung terjingkat dan menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.
“AAAAHHHHH!!!!” Teriak cewek itu. Ia panik bukan main ketika pakaian yang ia kenakan tak sama seperti kemarin.
“Gak gak gak. Gak mungkin. Pasti lo halu.” Racau Sandra. “Gue ada dimana? Trus-“
Cklek.....
Perhatian cewek itu langsung tertuju ke arah pintu yang sudah setengah terbuka. Dari sana, tampak seorang cowok berjaket demin masuk.
Sandra langsung bereaksi. Ia melompat ke arah cowok itu, dan memukulinya dengan bantal, bahkan sebelum cowok itu masuk sepenuhnya.
“Dasar cowok bangsat! Lo apain gue?!! Lo bawa gue kemana?!”
“Aduh, Mbak. Sumpah demi Allah, saya gak ngapa-ngapain. Saya kesini cuma mau ambil jaket.”
“DASAR COWOK KURANG AJAR! LO APAIN GUE SEMALEM?!!”
“Aduh, Mbak. Sumpah demi Allah, saya gak ngapa-ngapain. Saya kesini cuma mau ambil jaket.”
“Hah? Jaket?!”
“Udah belum, Mas?” Tanya seorang cewek dari arah belakang.
Sandra mencondongkan badan sedikit ke kiri guna melihat orang tersebut. “Mira?” Tanyanya sambil mengeritka alis. “Lo disini juga?”
Mira berdecak. “Ya iyalah, ini kan rumah gue.”
“Rumah lo?” Sandra langsung mengibaskan tangan, isyarat untuk diberi jalan. Ia kemudian meneliti sekitar. Rumah itu terlihat sangat familiar baginya. “Bener rumah lo.” Ucapnya sambil meringis.
Mira mendengus. “Lo habis ngapain aja sih semalem?”
Sandra tampak berpikir, “Gak tau.” Polosnya. “Trus Mas ini siapa? Kenapa bisa ada disini juga?”
“Saya driver Grab yang semalem anterin Mbak.”
“Huwaaa......ngenes banget sih hidup gue! Sekalinya suka sama cowok sampe segininya!”
Cowok itu masih sibuk mengarahkan fokusnya ke jalanan di depannya, sambil sesekali mengarahkan sebelah tangannya ke belakang, menjaga agar kedua tangan Sandra tetap melingkar pada tubuhnya. Sebenarnya ini sudah lewat dari shift kerjanya, namun melihat Sandra berjalan sendirian di trotoar dengan kondisi mabuk tadi, membuatnya merasa iba. Ia pun akhirnya memberi tumpangan pada cewek itu.
“Rumah mbak dimana?” Tanyanya.
Bukannya menjawab, Sandra malah semakin meracau. “Jahat lo, Nic! Tega banget peluk-pelukan sama cewek lain. Padahal kan lo lagi jalan sama gue tadi. Lo gak nyadar apa kalo gue suka sama lo?! Gue-”
Byuuurrrr......
Cowok itu merasakan sesuatu yang basah mengenai punggungnya. Ia langsung meminggirkan motornya dan mengecek. Rupanya cewek itu barusan memuntahi bagian belakang jaketnya.
“Yah, maaf, mas. Jadi muntah disini.” Ucap Sandra.
“Udah, mbak, gak apa-apa.” Cowok itu mengulurkan tangannya. “Sini, biar saya bantu turun.” Tawarnya.
Sandra meraih tangan tersebut, namun tak lama setelahnya, ia pun ambruk dan mulai tak sadarkan diri.
“Mbak, mbak, bangun, mbak.” Cowok itu menepuk pelan pipi Sandra. “Haduh, orangnya pingsan lagi.” Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LYSANDRA [Completed]
Подростковая литератураCowok dan pacaran adalah dua impian yang teramat sangat jauh dari kata posible bagi Sandra. Tidak ada kekuatan yang dapat mematahkan fakta tersebut selama status sebagai slamdog-nya Arka masih melekat dalam dirinya. Arka, sebut saja namanya begitu...