.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote & komen
.
.
.
.
.
.
.
.
.
______________________
Selamat Membaca
______________________
.
.
.
⚠ WARNING ⚠
Terdapat kata-kata kasar yang tidak untuk ditiru!!
Terdapat adegan dewasa yang tidak untuk ditiru!!
Semua karakter tokoh hanyalah karangan, jangan dibawa ke dunia nyata!!
Mari menjadi pembaca yang bijak :)
.
.
.
Setelah tiba di ruangan Wendy, Jaehyun berhenti dan menghadapkan tubuhnya pada gadis itu. Dia menatap sang desainer yang terus menundukkan wajah dan berusaha menyembunyikan wajahnya.
Tentu saja, meskipun air mata Wendy tak lagi mengalir, tapi perasaannya masih sangat kacau. Hatinya masih terasa sakit karena ucapan Chanyeol tadi.
"Angkat kepala kamu" Ucap Jaehyun.
Tapi bukannya menurut, kepala Wendy malah semakin tertunduk.
"Kamu ga salah! kamu sama sekali ga lebih rendah dari mereka! kamu ga pantes dihina kaya tadi! kamu harusnya-" Jaehyun langsung menghentikan ucapannya ketika dia melihat air mata Wendy yang kembali mengalir. Bibir gadis itu merapat seolah dia berusaha menahan isakkannya.
Grebb~
Jaehyun pun mendekat dan langsung membawa Wendy ke dalam pelukannya. Tangannya bergerak membelai rambut Wendy dengan lembut dan hati-hati.
"Maaf.." Ucap Jaehyun lirih. Dia sadar, tak seharusnya dia berbicara seperti itu pada Wendy sekarang.
Di sisi lain, Wendy hanya bisa terdiam. Dia tidak tahu bahwa orang sedingin Jaehyun bisa memberikan pelukan sehangat ini. Pelukannya yang bisa membuat Wendy merasakan kenyamanan dan ketenangan. Pelukan yang tak pernah lagi ia rasakan setelah neneknya meninggal.
"Mulai sekarang saya bakal ngelindungin kamu"
Wendy terhenyak.
Ngelindungin... aku?
.
.
.
○★○
