__________________________________________.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa Vote & Komen
.
.
.
.
.
.
.
.
.
__________________________________________
~ Selamat Membaca ^^ ~
__________________________________________.
.
."Winwin-" keduanya bertatapan dengan mata berkaca-kaca. Bibir mereka bergetar karena emosi yang semakin sulit untuk dikendalikan.
"Wanie.... ini beneran kamu-" sorot kebahagian dan kepedihan bercampur menjadi satu, ketika pria bernama Winwin itu akhirnya benar-benar bertemu si gadis pujaan.
TAPP!
Namun ketika tangan Winwin bergerak menyentuh wajah Wendy, gadis itu langsung mundur dengan wajah tertunduk. Dia berusaha menyembunyikan air matanya yang nyaris menetes di depan semua orang.
"S.. selamat datang Tuan Dong" berusaha mengurangi kecurigaan, gadis itu menjabat tangan Winwin layaknya partner kerja. Sebuah aksi yang membuat si pria tampan kebingungan.
"Kalian.. saling kenal?" Tanya Pak Choi curiga.
"Dia tun-"
"Kami dulu sefakultas, Pak." Sebelum Winwin menyelesaikan ucapannya, Wendy sudah terlebih dulu memotong.
"Silakan duduk Tuan Dong" ucap Wendy sembari menatap Winwin dengan ekspresi sebiasa mungkin.
"Wan..." Meski tak bertemu lebih dari 2 tahun, tapi Winwin tahu jika gadis itu sedang memaksakan senyumnya, dan berusaha menahan tangisnya. Sorot kepedihan di mata Wendy membuat Winwin sadar, dia telah meninggalkan luka yang sangat dalam di hati gadis itu.
"Oke..." Dengan perasaan berkecamuk, 'teman sefakultas' Wendy itu pun berjalan mendekat pada Pak Choi, lalu berjabat tangan dengan semua orang.
"Maaf kalo saya tadi agak lancang, saya terlalu kaget ngeliat Seungwan." ucapnya pada sang direktur.
Pak Choi menggeleng pelan, "Ga apa-apa Nak Sicheng, ketemu temen lama emang kadang bikin kita sedikit emosional."