「 80 : The Last Solution 」

9.5K 1.4K 106
                                    


Happy Reading mates~

|| My Mate ||

.

.


“ARRGHHHHH!!!!!!”

“Taeyong?!” Jaehyun bergegas lari begitu mendengar teriakan sang istri yang berasal dari lantai dua mansionnya, yang ia duga dari arah kamar tidurnya.

“Tuan, apa yang akan kita lakukan?” seorang anak buah Jaehyun berlari dibelakang sang pemimpin. kini tujuan mereka berdua adalah kamar dimana saat ini Taeyong berada.

“Suruh yang lainnya berjaga disekitar mansion. Dan segera beritahu Yoona agar segera datang kemari secepatnya!” titah Jaehyun, yang segera dilaksanakan oleh pemuda tersebut.

Brak!

Begitu tiba di kamar, Jaehyun mendapati Taeyong duduk bersimpuh diatas karpet bulu sambil mencengkram kepalanya menggunakan kedua tangannya.

“PERGI DARIKU!! AKU TIDAK BUTUH KALIAN DITUBUHKU!!” teriak Taeyong dengan nada emosi. Raut wajahnya terlihat mulai memucat. Dengan kedua tangan serta baju atasnya masih tercetak noda darah dari kelinci-kelinci yang telah ia bunuh sebelumnya.

“Sayang!” Jaehyun berusaha memanggil Taeyong supaya ia menyadari kehadirannya.

Dan berhasil, Taeyong mendengar suaranya, secara perlahan si cantik mendongakkan kepalanya yang semula tertunduk untuk menatap kearahnya. Kedua matanya berkaca-kaca melihat kehadiran sang suami didepan matanya.

“Ja-Jaehyunnie...” panggilnya, dengan suara bergetar samar.

Jaehyun dapat merasakan betapa tersiksanya Taeyong saat ini. Bahkan istri cantiknya itu tampak kusut dengan raut wajah terlihat bercampuraduk; antara takut dan juga putusasa, didukung dengan rambut yang berantakan akibat jambakannya sendiri.

“Ja-jangan mendekat!” cegah Taeyong begitu ia melihat Jaehyun hendak berjalan mendekatinya. “Kenapa?” tanya sang dominan yang segera berhenti melangkah.

Kepala Taeyong menggeleng keras, seolah menyuruh Jaehyun untuk tetap berjaga jarak dengannya. “Aku tidak dalam keadaan baik. A-aku takut a-akan melukaimu...” ucapnya terbata.

Ketika ia melihat kedua tangannya yang bersimbah darah, ia merasa tidak pantas bersentuhan dengan sang suami.

“Taeyong, kau hanya perlu fokus kepadaku, oke? Jangan pedulikan yang lainnya. Hanya, fokus kepadaku saja. Kau mengerti, sayang?” ujar Jaehyun sambil memajukan langkahnya sedikit demi sedikit.

Wajah Taeyong menyendu, ia tidak tau harus berbuat apa saat ini. Dalam kepalanya, terdengar suara-suara aneh menggunakan bahasa asing yang tidak ia ketahui. Ia dapat merasakan sesuatu yang tidak wajar berusaha menguasai tubuh serta pikirannya. Oleh sebab itulah Ia takut. Ia takut lepas kendali seperti sebelumnya dan berakhir melukai Jaehyun.

“Jaehyun...hiks...apa yang terjadi padaku?” isakan Taeyong akhirnya lolos juga. Ia sungguh takut terjadi sesuatu pada dirinya. Selama ini ia berusaha menahannya karena berpikir, dapat menangani semuanya seorang diri. Namun ternyata, kekuatan itu jauh lebih besar dari yang ia duga.

Ughhh...” Taeyong mengerang rendah. Merasakan jantungnya berdebum kencang seolah ia hendak bertransformasi ke wujud serigalanya. Tidak. Taeyong tidak ingin berubah wujud. Ia harus dapat mengendalikan dirinya agar tetap terkontrol dengan baik.

“Sayang? Kau dengar suaraku, bukan? Jangan pedulikan apapun yang mengganggu pikiranmu saat ini. Tetap fokuslah kepadaku,” Kini jarak Jaehyun sangat dekat dengan Taeyong, hanya berkisar dua langkah saja dari tempat sang istri bersimpuh.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang