『 55 : Gift from God 』

16.9K 2.1K 90
                                    

Bintangnya dulu dong qaqa(´ε` )♡

|| My Mate ||

.

.






“Taeyong,... apa kau mendengarku?”

Terdengar sebuah suara seorang wanita disekitar tempat Taeyong berdiri. Kepala si cantik itu berputar, bingung melihat ke sekitarnya yang sangat gelap. Ia takut, Taeyong takut gelap. Namun suara itu membuat perhatiannya teralihkan.

“SIAPA DISANA?! TUNJUKKAN DIRIMU!” teriaknya takut.

“Taeyong....jika kau menerima pesanku ini...kau harus segera kembali kesini, ke rumahmu. Kami membutuhkanmu....pulanglah..”

“JANGAN BERCANDA! AKU TIDAK AKAN PULANG! AKU TIDAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI DISANA!”

“Taeyong...pulanglah....seseorang yang sangat kau sayangi membutuhkan bantuanmu...pulanglah...kami membutuhkanmu disini....”

Suara itu semakin terdengar jauh, Taeyong berlari, mencoba mengikuti sumber suara tersebut berasal.

Ia putus asa, tak kunjung menemukan titik terang sebagai jalan keluar.

“SIAPAPUN TOLONG AKU!! AKU TIDAK MAU SENDIRIAN! TOLONG AKU! AKU BENCI KEGELAPAN INIII!”















“YONG! TAEYONG!!!”

Gasp

Kelopak mata Taeyong terbuka lebar, nafasnya bergerak naik turun dan dadanya terasa sesak. Airmata jatuh dari ujung pelupuk matanya.

“Sayang?! Apa yang terjadi?!” Guncangan ringan pada lengan kirinya menyadarkan Taeyong, bahwa ia telah kembali dari alam bawah sadarnya.

Kepalanya menoleh ke sisi kanan, dimana ada Jaehyun dengan setelan piyama tidurnya tampak begitu khawatir menatapnya.

Nafas Taeyong perlahan kembali normal. Debaran jantungnya juga sudah mulai berdetak normal. Walau kedua matanya tak berhenti melelehkan airmata.

“Sayang? Hey...kau bermimpi buruk ya?” Dengan lembut Jaehyun mengusap kening Taeyong, menghapus keringat yang bercucuran dari atas kepala si cantik itu.

Taeyong terdiam. Ia merasa, apa yang baru saja dialaminya bukanlah sekedar mimpi saja. Terasa sangat nyata. Seperti sebuah pesan yang memang ditujukan untuknya.

Apa ini adalah suatu tanda?

Sudah sangat lama ia tak menerima pesan apapun dari kerabatnya. Ia mengira, semua sudah mati tak bersisa. Jika masih ada yang menghubunginya, itu tandanya, masih ada beberapa orang yang berhasil selamat.

Entahlah, Taeyong harus merasa senang atau sedih sekarang. Perasaannya sangat kacau. Itulah sebabnya mengapa ia menangis dalam diam seperti sekarang ini.

“Baby?” Jaehyun memilih mengusap lembut punggung Taeyong. Mencoba menenangkan kekasih cantiknya yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Sejak pingsan tadi pagi, Taeyong belum juga sadar. Bahkan sekarang jam sudah menunjukkan angka 10 malam, pria cantik itu baru terbangun dari istirahat panjangnya. Jaehyun sempat khawatir dibuatnya, ia bahkan mendatangkan Winwin dan beberapa tabib untuk mengecek keadaan kekasihnya.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang