『 71 : Begin 』

13.1K 1.7K 148
                                    

A-yo wassup man!

Happy reading~

||My Mate ||

.

.






Tok tok tok

Pintu kamar Jaejoong diketuk, sang empunya kamar menyahuti dari atas ranjangnya yang empuk. “Masuk!” Ucapnya, dengan suara sedikit keras.

Pintu kamar mewah itu perlahan dibuka dari luar, menampilkan sesosok lelaki tampan dengan senyum manis yang berhasil menggaet hati putra bungsunya. “Hei, nak. Ada apa?” sapa Jaejoong lalu menutup buku yang tengah ia baca. Kacamata kotak yang bertengger dihidung mancungnya diturunkan sedikit untuk melihat sang calon mantu tampannya itu.

Jaehyun tersenyum kecil menyapa Jaejoong. Gugup kembali menyelimuti dirinya, namun ia berusaha bersikap sebiasa mungkin. “Aku ingin mengatakan sesuatu. Apa aku datang disaat yang tepat, ayah?”

Jika dilihat memang Jaejoong tengah bersantai diatas ranjangnya. Takutnya ia menganggu waktu istirahat Jaejoong malam-malam begini. Namun Jaejoong menggeleng kecil, tanda bahwa kehadiran Jaehyun sama sekali tidak menganggunya.

“Duduklag disini.” Ia menepuk pinggir ranjang didepannya supaya Jaehyun duduk disana. Jaehyun pun menurutinya, ia mendudukkan bokongnya dipinggiran ranjang agar lebih dekat berbincang dengan Jaejoong.

“Jadi, ada apa?”

Jaehyun berusaha menetralkan detak jantungnya yang tengah berdisko didalam sana. Sebenarnya tidak dalam situasi menegangkan sih, toh Jaejoong menyambut kehadirannya dengan begitu ramah dan hangat. Jaehyun harus memantapkan hatinya dulu sebelum mengutarakan maksud utamanya.

“Ekhm...jadi...begini, yah. Ayah tau bagaimana hubunganku dengan Taeyong bukan? Dan disini, aku meminta ijin untuk mengambil putra bungsu anda untuk kujadikan istriku kelak,” tuturnya, dengan pandangan penuh keyakinan menatap sang calon mertua.

Kedua mata Jaejoong yang nyaris sama dengan Taeyong itu sedikit membulat, entah karena kaget atau karena apa, ia sungguh tidak menyangka jika Jaehyun akan melamar putranya sekarang juga.

“Kau yakin?”

Kepala Jaehyun mengangguk mantap. “Sangat yakin. Sebenarnya tujuanku membawa serta ibu dan kakakku adalah untuk melamar Taeyong, yah. Tapi situasi sangat tidak memungkinkan untuk melakukan acara lamaran sesuai yang kuharapkan. Jadi untuk saat ini, aku ingin meminta restu dari anda lebih dulu,” ungkap si pemilik lesung pipi itu.

Wajahnya terlihat serius walau gurat kecewa terlihat disana. Jaejoong dapat memakluminya, Jaehyun sudah datang jauh-jauh dengan harapan menjemput kebahagiaannya bersama Taeyong malah berakhir mengecewakan begini. Kalau Jaejoong ada pada posisi Jaehyun , ia juga akan merasakan hal yang sama.

Tangan Jaejoong terulur, menepuk punggung Jaehyun yang terlihat down. Ini juga salahnya, andai ia tidak sekarat, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi. Sungguh, Jaejoong sangat menyesal sudah dibangkitkan lagi ke dunia.

“Maafkan ayah....andai ayah tidak dibangkitkan lagi, ini semua tidak akan pernah terjadi...”

“Apa yang ayah katakan? Semua yang ada disini sangat mengharapkan ayah hidup seperti sedia kala, pun begitu juga denganku. Aku senang ayah dapat bangkit dan kembali berjumpa dengan Taeyong. Ayah adalah satu-satunya orangtua yang Taeyong, dan yang lainnya miliki sekarang. Kehadiran ayah sungguh berharga bagi kami semua, yah. Kumohon jangan mengatakan hal seperti itu lagi, apalagi dihadapan Taeyong,” pesan Jaehyun.

My Mate [ Jaeyong ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang