Misi Soodam

270 51 15
                                    

"Ayah" panggil Jaehyun

"Hmm?" balas Suho

"Bisakah ayah mendapatkan kembali kesempatan kedua dari ibu jika kecurigaan kita ini benar?"

Suho tersenyum sekilas.

Di simpannya laptop seharga puluhan juta itu, guna untuk menanggapi dan menjawab pertanyaan Jaehyun padanya ini dengan serius.

Kebetulan,

Soodam sedang tidak di balkon bersama mereka.

"Dengar, nak. Jika kau bertanya ini pada ayah. Maka jawaban ayah adalah tidak tahu"

"Mengapa? Karena ayah bukanlah orang yang merasakan apa yang ibumu rasakan. Dan seharusnya, pertanyaan ini kau tanyakan pada ibumu. Karena dialah satu satunya orang yang menilai dan membuat keputusan sendiri" jawab Suho.

"Jaehyun memang ingin kalian bisa kembali bersama. Tapi Jaehyun sadar jika Jaehyun tidak bisa memaksakan itu, ayah"

Suho kemudian menggeserkan duduknya untuk mendekati Jaehyun.

Dirangkul dan di elusnya punggung Jaehyun dengan pelan,

Sambil kembali berkata....

"Nak, bagaimana pun kerasnya ibumu. Ayah rasa ayah tidak akan pernah berhenti untuk membuat dia kembali pada ayah. Meski terkadang di suatu titik. Ayah selalu merasa jika ayah perlu mundur dan berhenti"

Jaehyun mengangguk kecil tanda mengerti.

Secangkir kopi hangat yang menemani percakapan malam antara sang ayah dan sang anak ini rasanya sangat sempurna.

Ditambah,

Hadirnya beberapa snack enak yang ada di atas meja ini tentu menjadi faktor utama kenyamanan di sini.

"Apa ayah sangat mencintai ibu?" tanya Jaehyun tiba tiba

Matanya kini menatap lurus pada pemandangan indah di luar, yang dihiasi berbagai macam bentukan lampu yang terang.

"Kau tahu. Dari dulu sebenarnya ayah tidak pernah bisa berhenti untuk mencintai ibumu" jawab Suho yang diiringi dengan senyuman tipis.

Rupanya,

Segala rahasia yang Suho simpan sendiri kini telah ia bagikan secara terbuka untuk anak anaknya tersayang.

Bahkan,

Rahasia yang belum diketahui Irene pun kini rupanya sudah Jaehyun dan Soodam ketahui lebih dulu dibandingkan dengannya.

"Kalau begitu tolong segera beritahu ibu. Jika waktu itu...."

|||

"Soodam? Nak? Kau baru pulang, sayang?" tanya Irene.

Matanya berbinar senang kala melihat anak perempuannya ini kini tengah mengunjunginya di kantor butik miliknya.

Tak biasanya,

Anaknya ini datang dengan sengaja untuk mengunjunginya ke tempat kerjanya ini.

"Mmm. Aku baru saja pulang dari sekolah. Bagaimana kabar ibu?" tanyanya basa basi

"Tentu saja baik, nak. Oh iya, kau tidak datang bersama kakak mu?"

Soodam lalu menghempaskan tas sekolahnya ke meja, sebelum akhirnya ia menghempaskan badannya yang goals itu ke sofa.

"Tidak. Dia sedang ada ekstakulikuler basket" jawab Soodam.

"Mmm. Tumben kau tidak menunggu nya?"

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang