Kabar Buruk?

389 71 7
                                    

Ini sudah 2 hari pasca bertemunya Irene dengan Jisoo di acara makan bersama pada siang itu.

Mereka berdua sama sekali belum bertemu kembali, bahkan untuk bertukar pesan pun tidak.

Irene selalu menantikan balasan atas pesan yang dikirimkannya pada Jisoo.

Entah mengapa, hati dan juga perasaannya sangat tidak tenang kala ia terus mengingat pertemuan terakhirnya dengan Jisoo.

Banyak pertanyaan pertanyaan yang selalu Irene pikirkan setiap kali ia mengingat Jisoo.

"Aku tahu kau punya masalah. Dan aku juga tahu jika kau mempunyai beban yang berat. Tapi kau tidak pernah berbagi atau bahkan bercerita kepadaku. Apa yang sedang kau alami saat ini, Soo-ya?" monolog Irene

Kini,

Irene tengah menatap iba sambil meraba pelan cincin yang telah Jisoo titupkan padanya silam lalu

Beruntung pengusaha sekaligus perancang terkenal itu kini sedang sendirian di ruangan kantornya.

Jika ada seseoang di sana,

Mereka mungkin akan beranggapan jika Irene yang dingin ini sudah menjadi gila karena sudah berbicara sendiri

"Soo-ya. Apa kau baik baik saja?"

Baru terhitung 5 detik Irene bertanya seperti itu,

Tiba tiba saja. . .

Sebuah telepon yang terletak di atas meja kerjanya itu kini kian berdering lantang membuyarkan lamunannya.

Jelas dapat terbaca,

Ada nama Kim Taehyung yang terpancar memanggilnya di sana

"Halo?"

"...."

"Iya, aku masih di kantor"

"...."

"Mmm? Memangnya ada apa?"

"...."

"A-apa kau bilang?"

Irene, wanita itu kini sudah menjatuhkan ponselnya reflek karena terkejut.

Matanya yang semula terlihat sayu karena mengantuk pun kini seakan sudah kembali memelotot dan membulat sempurna karena terkejut.

Jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya.

Dan bahkan, 

Irene juga merasa jika dirinya sangat kesulitan untuk bisa bernafas dengan teratur sekarang.

Pasokan udara dia sekelilingnya seakan telah berhenti begitu saja.

Fakta yang baru saja di kabarkan oleh Taehyung padanya barusan tentu membuatnya sangat syok.

Hatinya pun kini seakan terasa sakit dan perih.

Dan di menit selanjutnya,

Cairan kristal bening yang di duga memang diproduksi oleh matanya itu kini sudah lolos terjun membasaki kedua pipinya dengan mulus

Irene menangis dalam tatapannya yang kosong dan hampa.

Ia benar benar tidak pernah menyangka jika kabar buruk ini akan sampai pada telinganya.

Sungguh!

Semua ini benar benar sangat cepat terjadi!

|||

Di sebuah rumah besar nan megah ini,

Terdapat banyak sekali orang yang datang dengan pakaian hitamnya yang mendominasi keadaan.

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang