Maaf, Rene

402 78 6
                                    

"Apa kabar mu?" Tanya Suho yang membuka percakapan

"Jauh lebih baik, tuan"

Suho hanya bisa tersenyum tipis kala Irene selalu berbicara sangat formal padanya.

Suho tahu,

Irene pasti hanya ingin membuat jarak dengan Suho

"Tolong jangan terlalu formal seperti itu, Rene"

Irene pun lantas menatap Suho tanpa mengatakan sepata kata apapun.

Wanita itu hanya sedang mencoba untuk bisa mengendalikan perasaan dan emosinya saat ini.

"17 tahun sudah kita sama sekali tidak pernah bertemu. Dan sekarang, tuhan sedang memberiku kesempatan untuk bisa meminta maaf langsung padamu"

Irene masih terdiam di sana.

Mendengarkan Suho yang kini kian masih berbicara padanya

"Mungkin aku memang sangat tidak pantas untuk mendapatkan kat maaf darimu. Tapi, Rene jujur aku benar benar menyesali semuanya. Dengan tulus aku sangat ingin minta maaf padamu atas segalanya" kata Suho sambil menatap dalam sorot mata Irene

"Sudahlah! Lagi pula ini semua sudah terjadi. Tidak ada yang harus disesali sekarang dan di ungkit lagi sekarang"

Irene kini masih tengah menahan emosinya yang seakan terasa ingin meledak

Putaran kenangan masalalu pada saat Suho yang waktu itu tega meninggalkan Irene demi menikah dengan wanita yang di cintainya itu seolah kembali teringat di benaknya.

Jelas sakit rasanya,

Ketika Suho yang dulu sangat Irene cintai dengan sepenuh hatinya,

Malah tiba tiba pergi meninggalkannya demi wanita lain yang ia cintai

"Kau tahu? Bagaimana perjuanganku untuk bisa tetap bertahan hidup kala itu?" Tanya Irene dengan kedua matanya yang kini sudah berkaca kaca menatap Suho

"Tepat pada saat kau menggenggam tangan Jisoo dan pergi meninggalkanku, aku tiba tiba mendapat kabar buruk lainnya di detik itu juga"

"Dan kau tahu apa itu?"

Irene melangkah maju untuk mendekat kearah Suho saat ini.

Matanya yang tajam dan terlihat memerah seolah tengah menambahkan kesan kebencian di dalam tatapan yang Irene berikan pada Suho

"Ternyata setelah aku kehilangan cintaku, aku juga kehilangan kedua orangtuaku"

Air mata Irene mulai turun membasahi pipinya dengan deras.

Runtuh sudah pertahanan Irene jika dirinya sudah berhadapan langsung dengan sang mantan

"Tuhan mengambil kedua orangtuaku. Dan tepat di hari itu juga, tuhan pun mengambil seseorang yang seharusnya bisa menenangkan ku saat aku tengah berada di dalam keadaan yang sulit" Irene kini telah menangis di dalam isakkannya yang pilu

Kedua tangannya ia gunakan untuk menutup wajahnya yang cantik

Jujur,

His Regret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang